JAKARTA, KOMPAS — Penggemar sepak bola berkesempatan bertemu dengan legenda sepak bola Inggris, Teddy Sheringham, dalam acara lomba lari Redsrun 2018 yang akan digelar November 2018. Namun, para peserta diimbau memeriksakan kondisi fisiknya terlebih dahulu agar lomba lari tidak menyebabkan masalah kesehatan lain.
Redsrun 2018 digelar stasiun televisi swasta Rajawali Citra Televisi Indonesia (RCTI) bekerja sama dengan Revosport Asia. Direktur Penjualan dan Pemasaran RCTI Tantan Sumartana mengatakan, Jumat (7/9/2018), Redsrun 2018 akan menjadi perhelatan kedua lomba lari yang menarget komunitas penggemar sepak bola tersebut.
”Tahun lalu, kami mendatangkan mantan pemain Liverpool, John Arne Riise, dalam Resdrun 2017. Peserta Redsrun saat itu mencapai 3.500 orang. Tahun ini, kami akan menghadirkan Teddy Sheringham sebagai mantan bintang klub Manchester United,” kata Tantan.
Tahun ini, kami akan menghadirkan Teddy Sheringham sebagai mantan bintang klub Manchester United.
Sheringham dinilai akan menjadi magnet bagi lebih banyak peserta lomba lari. Sebab, kariernya di Manchester United selama 1997-2001 terbilang cemerlang, termasuk membawa ”Setan Merah” meraih treble dengan memenangi Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions Eropa pada 1999. Sheringham mencetak gol penyeimbang dan memberikan umpan untuk menang 2-1 atas Bayern Muenchen di final Liga Champions.
”Ke mana pun Teddy (Sheringham) pergi, orang selalu menyambutnya dan membicarakan golnya di final Liga Champions. Kami percaya dia akan mendapatkan penerimaan yang baik oleh fans di Indonesia. Ini adalah lomba lari untuk komunitas sepak bola,” kata Chief Operating Officer Revosport Asia Glen Stidolph.
Bersama pemain PTT Rayong Ryudi Utomo, mantan pemain tim nasional U-19 Indonesia Syamsir Alam akan menjadi tokoh sepak bola nasional yang ikut berlari bersama para peserta. Sebagai penggemar Manchester United, Syamsir tidak sabar bertemu Sheringham yang menjadi idolanya. ”Nanti saya akan tanya gimana caranya menjaga kebugaran pada Teddy, dan pastinya minta foto bareng,” kata Syamsir.
Kompetisi lari Redsrun 2018 akan dibagi menjadi dua kategori lomba, yaitu 5k dan 10k. Glen mengatakan, Sheringham akan mengikuti kategori 5k. Adapun kategori 3k dapat diikuti keluarga dengan anak-anak.
Rute lari akan dimulai di Plaza Timur Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), melewati Plaza Senayan, menuju area Blok M, dan akan kembali ke Stadion GBK. Para peserta akan dihibur grup musik Naif setelah lomba lari.
Spesialis kedokteran olahraga, dr Listya Mirtha, menyambut baik acara lomba lari seperti Redsrun yang semakin sering digelar. Acara serupa dapat menjadi awal yang baik bagi masyarakat memulai gaya hidup sehat. Namun, ia mengingatkan, tidak semua orang bisa dan boleh berlari.
”Lari adalah aktivitas fisik yang weight-bearing (menanggung beban tubuh). Penderita obesitas tidak disarankan lari karena berat badan akan membebani lututnya, begitu juga orang yang punya masalah persendian. Sebaiknya konsultasi lebih dulu kepada dokter agar tidak timbul masalah kesehatan lainnya,” kata Listya.
Lari adalah aktivitas fisik yang weight-bearing (menanggung beban tubuh). Penderita obesitas tidak disarankan untuk lari karena berat badan akan membebani lututnya, begitu juga orang yang punya masalah persendian.
Pihak penyelenggara juga disarankan melakukan pemeriksaan pra-acara pada peserta. Sebab, pasti ada peserta yang tidak terlatih ataupun terbiasa berlari. Melalui pemeriksaan pra-acara, Listya berharap masyarakat yang ingin meraih gaya hidup sehat dengan berlari dapat melakukannya dengan baik, benar, terukur, dan teratur.
Manfaat
Sebagai bentuk latihan fisik, manfaat lari baru dapat dirasakan pada minggu kedelapan setelah dilakukan secara rutin. Manfaat tersebut antara lain daya tahan jantung dan paru-paru (kardiorespirasi) yang lebih bagus, kebugaran fisik, dan metabolisme tubuh yang lebih baik.
”Kalau rutin berlari, seseorang akan mendapatkan manfaat latihan fisik secara umum, misalnya daya tahan kardiorespirasi yang lebih baik. Namun, ke-istiqomah-an itu penting. Percuma kalau lari jarak jauh tapi tidak teratur. Tidak ada jalan pintas (untuk mendapatkan manfaat),” kata Listya.
Bagi orang yang dinyatakan tidak aman untuk berlari, Listya mengatakan, manfaat serupa tetap dapat diperoleh dengan olahraga aerobik lainnya. ”Tidak harus lari, bisa juga dengan aktivitas fisik lain yang melibatkan gerakan ritmik,” kata Listya. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)