Presiden Jokowi Membuat Histeris Santri Ponpes Amanatul Ummah Mojokerto
Oleh
DODY WISNU PRIBADI
·3 menit baca
MOJOKERTO, KOMPAS - Di hadapan ribuan santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah, Desa Kembang Belor, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Presiden Joko Widodo menayangkan sebagian adegan upacara pembukaan pada Asian Games 2018. Salah satu adegan yang ditayangkan adalah aksi meloncat menggunakan sepeda motor Pasukan Pengamanan Presiden saat Presiden Joko Widodo ingin menghindari kemacetan Jakarta dalam upaya mencapai Stadion Gelora Bung Karno, tempat upacara pembukaan Asian Games.
Meski adegan tersebut diperankan pemeran pengganti asal Thailand, tetap saja ribuan santri pondok yang diasuh KH Asep Saifuddin Halim antusias menyaksikan potongan video upacara pembukaan Asian Games tersebut. Upaya Presiden Jokowi berinteraksi dengan para santri tersebut, seperti biasa diselingi juga dengan lontaran pertanyaan dengan hadiah sepeda.
Antusiasme para santri ini terlihat saat mereka menolak dengan menggoyangkan tangan ke kiri dan ke kanan saat Presiden menyatakan pamit hendak pulang dari Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Presiden tiba di Pacet sekitar pukul 14.30, disambut dengan suara riuh santri sejak dari halaman dan turun dari mobil. Pengawal meminta santri tetap duduk, agar Presiden bisa masuk ke dalam masjid, lokasi pertemuan dengan lancar.
Namun saat hendak keluar dari masjid menuju mobil tak ayal terjadi desa-desakan diiringi teriakan santri yang histeris, bahkan meneteskan air mata. Ratusan santri berjuang bisa bersalaman dengan Presiden. Sebuah lemari berisi peralatan ibadah sempat ambruk karena suasana desak-desakan para santri.
Hadir mendampingi alam kunjungan Presiden Jokowi ke Mojokerto ini antara lain Gubernur Jawa Timur Soekarwo, gubernur Jatim terpilih Khofifah Indar Parawansa, dan para pengurus Pondok Pesantren Amanatul Ummah.
Tentu saja adegan ini pakai stuntman. Mana mungkin saya bisa melompat. Itu hiburan untuk para tamu negara. Tetapi ada saja yang mempersoalkan penggunaan stunman itu
Presiden menyampaikan pesan-pesan kebangsaan secara umum disertai harapan agar bangsa ini menyadari betapa kuatnya potensi kemajuan dibalik luasnya wilayah, banyaknya penduduk. Demikian banyaknya ragam etnis dan bahasa di Indonesia yang membuat bangsa ini memiliki kekayaan budaya luar biasa.
"Di Afghanistan hanya ada tujuh suku, di Indonesia ada lebih dari 700 suku. Perjalanan dari Aceh sampai Wamena dengan pesawat terbang hingga tujuh jam, setara melewati delapan negara perjalanan London - Istanbul, Turki," katanya.
Kemudian Presiden bertanya siapa yang belum melihat dirinya di pembukaan Asian Games 2018, naik sepeda motor, lalu terbang. Kontan, para santri menjerit dan bersamaan berteriak, "Sudaaaah". Tayangan di layar lalu memunculkan adegan lompatan sepeda motor.
"Tentu saja adegan ini pakai stuntman. Mana mungkin saya bisa melompat. Itu hiburan untuk para tamu negara. Tetapi ada saja yang mempersoalkan penggunaan stuntman itu. Ya tentu saja pakai stuntman. Kan bisa bahaya (kalau tidak memakai)," katanya.
Selanjutnya, Presiden mengajukan pertanyaan seputar cabang-cabang olah raga pada Asian Games. Yang disambut dengan antusiasme para santri dalam menjawabnya. Tiga santri yang maju memberi jawaban mendapat hadiah sepeda. Sepeda tidak dibawa masuk ke masjid, namun ditujukkan di salah satu pintu masjid.
Mereka yang tak sempat menjawab pertanyaan Presiden tetap ikut berteriak histeris, Seorang santri wanita terlihat bercucuran air mata dipeluk temannya. Dia bercerita gagal bersalaman dengan presiden. Namun sebentar kemudian keduanya tertawa-tawa kembali.