Perubahan Iklim Ancaman Terbesar Negara di Pasifik
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
NAURU, RABU — Para pemimpin negara-negara Pasifik yang bertemu dalam Forum Kepulauan Pasifik di Nauru pada Rabu (5/9/2018) menandatangani kesepakatan bidang keamanan yang membahas perubahan iklim dan kejahatan lintas perbatasan seperti penyelundupan narkoba serta penangkapan ikan ilegal.
Para pemimpin negara di Forum Kepulauan Pasifik menganggap perubahan iklim sebagai ancaman keamanan terbesar karena pulau-pulau Pasifik bisa jadi akan tenggelam ketika permukaan air laut naik akibat pemanasan global.
Penandatanganan kesepakatan keamanan, yang juga membahas masalah kejahatan siber dan kesehatan seperti penyakit menular dan pandemik, adalah inti dari pertemuan tiga hari tersebut. Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern tiba pada Rabu untuk menghadiri forum para pemimpin negara-negara Pasifik serta seremonial penandatanganan kesepakatan keamanan.
Pada Rabu pagi, kelompok masyarakat dan nelayan di Pasifik menandatangani perjanjian dengan Uni Eropa (UE) untuk meningkatkan penangkapan ikan serta tata kelola laut berkelanjutan.
Di bawah Kemitraan Kelautan UE-Pasifik, Uni Eropa akan menyediakan 35 juta euro (Rp 605 miliar), sedangkan Swedia menyediakan 10 juta euro (Rp 173 miliar) selama lima tahun. Program ini memberikan bantuan langsung kepada organisasi regional.
Forum itu sempat tegang ketika menyangkut soal China dan pengungsi. Ketegangan terjadi setelah Nauru pada Selasa lalu menuduh seorang pejabat China melakukan penghinaan dan menahan seorang jurnalis Selandia Baru.
Presiden Nauru Baron Waqa mengatakan, seorang pejabat China menuntut untuk didengar ketika para pemimpin lainnya akan berbicara. Pejabat China itu dinilai sangat tidak etis. ”Mungkin karena dia berasal dari negara besar, dia ingin menggertak kami,” kata Waqa.
Nauru mengakui Taiwan dan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan China.
Polisi Nauru menahan jurnalis televisi Selandia Baru, Barbara Dreaver, selama sekitar tiga jam setelah ia terlihat sedang mewawancarai seorang pengungsi di luar sebuah restoran. Nauru telah membatasi diskusi selama forum berlangsung terkait dengan lebih dari 600 pengungsi yang tinggal di Nauru di bawah perjanjian kontroversial dengan Australia.
Dreaver mengatakan, dirinya hanya melakukan pekerjaannya. (AP)