Tarik Wisman ke Indonesia
JAKARTA, KOMPAS--Kementerian Pariwisata memanfaatkan pelemahan rupiah untuk menarik lebih banyak wisatawan asing. Oleh karena itu, promosi pariwisata Indonesia di luar negeri mesti digalakkan.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Selasa (4/9/2018), nilai tukar Rp 14.840 per dollar AS.
Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas, Hiramsyah S Thaib, menuturkan, pelemahan rupiah dapat dimanfaatkan setidaknya untuk memperpanjang masa tinggal wisatawan mancanegara (wisman) di Indonesia.
“Momentum ini bisa kita manfaatkan karena biaya wisata di Indonesia menjadi lebih murah dan kompetitif,” ujarnya.
Hiramsyah menambahkan, kunjungan wisman ditopang dua kegiatan besar tahun ini, yakni Asian Games 2018 pada 18 Agustus-2 September dan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia pada 12-14 Oktober.
Diperkirakan, 20.000 peserta Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia akan datang ke Bali. Jumlah ini berpotensi melonjak hingga tiga kali lipat karena peserta pertemuan kemungkinan akan membawa keluarga.
Untuk menunjang lama tinggal peserta Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Indonesia, Kementerian Pariwisata telah menjual 60 paket wisata destinasi Bali dan enam paket wisata untuk destinasi lain, yaitu Lombok, Pulau Komodo, Yogyakarta, Tanah Toraja, Danau Toba, dan Banyuwangi.
“Paket-paket wisata ini sudah kami promosikan sejak Oktober tahun lalu dan sudah dibeli ribuan peserta pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia,” katanya.
Hiramsyah berharap momentum pelemahan rupiah bisa dimanfaatkan untuk menjaring devisa dari sektor pariwisata. Nilai tukar dollar AS yang menguat terhadap rupiah akan mendorong wisman membelanjakan uang mereka. Di sisi lain, wisatawan domestik diharapkan mengalihkan rencananya, dari semula melancong ke luar negeri menjadi di dalam negeri.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, ada 9,06 juta kunjungan wisman pada Januari-Juli 2018. Tahun ini, Kementerian Pariwisata menargetkan 17 juta kunjungan wisman.
Data Neraca Pembayaran Indonesia menunjukkan, jasa perjalanan pada triwulan II-2018 sebesar 1,106 miliar dollar AS. Surplus terjadi karena pengeluaran perjalanan wisman ke Indonesia lebih besar daripada pengeluaran wisatawan domestik saat bepergian ke luar negeri.
Dukungan
Ketua Tim Visit Wonderful Indonesia 2018, Hariyadi B Sukamdani, menyampaikan, telah menyiapkan berbagai paket untuk wisman yang datang ke Indonesia. Namun, promosi tetap perlu dukungan pemerintah.
“Dukungan itu berupa anggaran dari pemerintah. Anggaran akan dimanfaatkan untuk promosi di media-media cetak luar negeri serta media sosial,” kata Hariyadi yang juga menjabat Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI).
Jika anggaran promosi dapat dibahas dan digelontorkan dalam waktu dekat, Hariyadi memprediksi, dampaknya terhadap peningkatan devisa dapat dirasakan Indonesia dalam satu hingga dua bulan mendatang.
"Kami siap mengkaji jumlah anggarannya bersama pemerintah. Untuk mengefektifkan dana, kami akan selektif memilih negara tujuan promosi, khususnya lewat media cetak," tuturnya.
Sementara itu, Senior Manager Public Relation Garuda Indonesia Ikhsan Rosan mengatakan, maskapai Garuda Indonesia berkomitmen untuk terus mendatangkan wisman. Strategi yang sudah dilakukan, antara lain, pameran perjalanan Garuda. Pameran perjalanan ini tak hanya diakses konsumen dalam negeri, namun juga calon penumpang dari luar negeri.
"Baru-baru ini kami mengadakan pameran di China karena pasar China juga sangat besar untuk pariwisata Indonesia," kata Ikhsan.
Garuda, tambah Ikhsan, memperbanyak rute penerbangan ke China dan India yang saat ini menjadi primadona pariwisata. Saat ini ada 10 kota di China yang sudah memiliki rute penerbangan ke Bali dan Jakarta.
Di tengah upaya pemerintah mendorong destinasi wisata Bali baru, Provinsi Kalimantan Tengah juga ingin masuk ke dalam destinasi prioritas.
"Pemerintah pusat sudah menetapkan 10 Bali baru, namun tidak satu pun ada di Kalimantan. Kami ingin Kalimantan Tengah yang memiliki Taman Nasional Tanjung Puting bisa masuk dalam kategori destinasi pariwisata prioritas," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Fahrizal Fitri. (DIM/JUD/ARN)