Sambil Mendorong Istri di Kursi Roda, Ridwan Kamil Hadir di Istana Negara

KOMPAS/ANITA YOSSIHARA

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendorong kursi roda istrinya, Atalia Praratya, seusai mengikuti pelantikan gubernur-wakil gubernur di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

JAKARTA, KOMPAS — Gubernur (terpilih) Jawa Barat Ridwan Kamil, Rabu (5/9/2018), hadir di Istana Negara, Jakarta, untuk mengikuti pelantikan bersama delapan pasangan gubernur-wakil gubernur lain. Selama berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, mantan Wali Kota Bandung itu tidak sungkan mendorong istrinya, Atalia Praratya, yang duduk di kursi roda.

Ridwan Kamil bersama istri dan keluarganya keluar dari Istana Negara sekitar pukul 11.05. Pria yang lebih dikenal dengan panggilan Kang Emil itu langsung menjadi sorotan karena keluar dengan mendorong kursi roda istrinya.

Selama di Kompleks Istana, Kang Emil yang mengenakan seragam baju dinas kepala daerah berwarna putih itu pun tidak pernah melepas kursi roda yang dinaiki sang istri. Bahkan, saat diwawancarai wartawan Istana Kepresidenan, Atalia yang duduk di atas kursi roda dibiarkan berada di sampingnya.

Seusai wawancara, Emil pun kembali mendorong kursi roda istrinya untuk berfoto bersama dengan kerabat dan tim sukses yang telah bekerja selama Pemilihan Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat. ”Habis operasi,” kata Emil saat ditanya mengapa Atalia sampai didorong menggunakan kursi roda.

KOMPAS/ANITA YOSSIHARA

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil didampingi istrinya, Atalia Praratya, memberikan keterangan sesuai dilantik di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9/2018).

Rupanya Atalia terpaksa menggunakan kursi roda karena baru menjalani tindakan operasi. Meski belum pulih benar, Atalia yang mengenakan kebaya berwarna merah itu tetap mendampingi Emil yang dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat bersama pasangannya, Uu Ruzhanul Ulum sebagai Wakil Gubernur Jawa Barat.

Selain Ridwal Kamil, Presiden Joko Widodo juga melantik delapan gubernur-wakil gubernur lainnya. Mereka ialah Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen (Jawa Tengah), Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman (Sulawesi Selatan), Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Sumatera Utara), Ali Mazi-Lukman Abunawas (Sulawesi Tenggara), I Wayan Koster-Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Bali),  Sutarmidji dan Ria Norsan (Kalimantan Barat), Viktor B Laiskodat-Josef Nae Soi (Nusa Tenggara Timur), dan Lukas Enembe-Klemen Tinal (Papua).