Fleksibilitas Kerja Tingkatkan Produktivitas Karyawan Milenial
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Jumlah populasi generasi milenial yang mencapai sepertiga dari total populasi Indonesia mendorong perusahaan memahami perilaku dan nilai mereka. Salah satu upaya perusahaan mendorong produktivitas kerja karyawan mudanya itu adalah dengan memberikan mereka lebih banyak fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat kerja.
Andy Budiman, CEO Media Group Kompas Gramedia, mengungkapkan, jumlah karyawan milenial mencapai hampir 69 persen dari seluruh karyawan di Kompas Gramedia.
”Kami mencoba memahami generasi milenial sebagai generasi penjaga Indonesia. Jumlahnya akan semakin bertambah dan karakteristik mereka pasti akan diwariskan kepada generasi selanjutnya,” ucap Andy, Rabu (5/9/2018), dalam acara diskusi yang digelar PPM Manajemen di Jakarta.
Dari hasil riset yang Kompas Gramedia lakukan bersama perusahaan konsultan dengan menggunakan Employee Experience Index yang dikembangkan Jacob Morgan, kelompok milenial berusia 25-34 tahun memiliki rasio ketidakpuasan paling tinggi di semua sektor dibandingkan kelompok usia lainnya.
Sektor dengan tingkat kepuasan paling rendah itu adalah ”saya merasa dihargai dalam bekerja”, ”perusahaan memberikan saya pilihan untuk menyelesaikan pekerjaan saya di berbagai tempat”, dan ”perusahaan benar-benar memperhatikan kesejahteraan karyawannya”.
Hasil riset itu menyimpulkan bahwa milenial perlu diajak berdiskusi secara informal atau nongkrong, dan diberikan kesempatan untuk menyampaikan idenya. Mereka juga perlu diberikan kebebasan memilih tempat bekerja yang paling sesuai dengannya.
Andy menyampaikan, produktivitas karyawan Kompas.com meningkat 20 persen ketika mereka diberikan fleksibilitas memilih tempat kerjanya. Sementara itu, jumlah pageviews Kompas.com juga meningkat 21 persen.
Benson Kawengian, pendiri Urbanhire, menambahkan, walaupun kaum milenial memiliki banyak tuntutan dan tidak mudah diatur, mereka memiliki potensi besar.
”80 persen karyawan di Urbanhire adalah generasi milenial. Mereka kurang pengalaman, tetapi mampu mengembangkan perangkat lunak (software) kelas dunia. Kita juga mampu mengumpulkan modal hingga jutaan dollar AS,” ucap Benson.
Sejumlah hal yang dituntut karyawan muda itu adalah visi yang jelas, masa depan yang menarik, keinginan untuk terlibat dalam sesuatu yang besar dan bermakna, pemimpin yang mudah dijangkau, mentoring yang membantu mereka tumbuh lebih baik, tempat dan cara kerja yang fleksibel, budaya kerja komunitas dan kekeluargaan, serta tentunya akses internet yang cepat.
Bagi Benson, fleksibilitas yang diinginkan karyawan milenialnya itu tidak dipermasalahkan selama itu tidak berlawanan dengan visi, misi, dan aturan perusahaan. ”Apabila mereka melawan aturan perusahaan, mereka harus back down,” katanya.