”E-sport” Abaikan Latihan Fisik
JAKARTA, KOMPAS — Kebugaran fisik belum menjadi syarat dalam kompetisi e-sport, termasuk gim gawai Mobile Legends: Bang Bang. Di sisi lain, tim-tim olahraga elektronik atau e-sport belum memprioritaskan kebugaran fisik untuk menjaga kesehatan atlet.
Direktur Montoon Indonesia Caya Yan mengatakan, Montoon sebagai produsen Mobile Legends: Bang Bang (MLBB) tidak memiliki aturan mengenai kebugaran fisik atlet yang berlaga dalam kompetisi MLBB. Hal itu diatur secara mandiri oleh setiap tim.
”Kami tidak memiliki aturan mengenai kebugaran fisik atlet di setiap kompetisi. Biasanya setiap tim memiliki manajer yang akan mengatur hal-hal tersebut,” kata Yan, Rabu (5/9/2018). Tim-tim yang berkompetisi dalam turnamen-turnamen MLBB juga tidak diwajibkan memiliki pelatih ataupun tim kesehatan atau ahli nutrisi.
Meski demikian, Manajer e-Sports MLBB Lius Andre menegaskan, kesehatan atlet tetap menjadi perhatian Moonton dalam turnamen. Sebelum turnamen dimulai, Moonton selalu mengingatkan atlet untuk menjaga kondisi fisik.
Terkait dengan lama bermain yang wajar, Yan menyebutkan, Montoon tidak memiliki rekomendasi batasan durasi bermain MLBB bagi pemain profesional atau atlet. Seorang atlet bisa bermain selama tiga sampai empat jam dalam sehari, seperti Irwan Yulianto, atlet MLBB di tim Aerowolf.
”Saya main secukupnya aja supaya enggak ngerusak mata. Mungkin tiga sampai empat jam sehari. Kalau kita sering main, skill individual bakal nambah dan makin paham seluk-beluk gim,” kata Irwan.
Kami tidak memiliki aturan mengenai kebugaran fisik atlet di setiap kompetisi. Biasanya setiap tim memiliki manajer yang akan mengatur hal-hal tersebut.
Untuk menjaga konsentrasi selama bermain di turnamen, Irwan berusaha menjaga kesehatan dengan tidur cukup dan banyak minum air putih. Ia juga berolahraga secara mandiri bersama teman-temannya.
”Kadang-kadang main futsal dengan teman-teman. Tapi, kalau lagi ada turnamen, terpaksa enggak bisa ikut, minggu depannya baru ikut lagi,” lanjutnya.
Manajer Aerowolf Natalia Inggrid selalu mengingatkan atlet untuk tidur cukup, terutama menjelang turnamen. Apalagi, atlet yang dikelolanya kerap bermain larut malam hingga dini hari untuk secara daring mencari lawan yang kemampuannya sepadan.
Di lain pihak, spesialis kedokteran olahraga Listya Mirtha menyarankan atlet e-sport untuk melakukan aktivitas fisik berintensitas sedang minimal 21 menit setiap hari. Ini karena atlet pasti bermain gim dengan posisi duduk dalam jangka waktu lama. Padahal, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan duduk lebih dari dua jam sehari.
”Duduk dalam waktu lama ini adalah bentuk inaktivitas fisik. Inaktivitas fisik adalah faktor risiko primer keempat penyebab kematian secara global. Kalau para e-athlete ini duduk dalam waktu lama setiap hari, mereka menumpuk risiko-risiko tersebut,” tutur Listya.
Menurut studi di Finlandia, ujar Listya, atlet e-sport dapat duduk bermain gim selama 5-6 jam sehari. Namun, mereka mengimbanginya dengan latihan fisik selama satu jam setiap hari. Latihan tersebut, lanjutnya, dilakukan karena kesadaran mengenai gaya hidup sehat untuk mengimbangi gaya hidup sedenter gamers profesional.
”Para e-athlete kelas dunia ini melakukan latihan fisik ini bukan untuk tujuan kompetitif, tapi karena sadar pentingnya gaya hidup sehat. Mereka juga akan mendapatkan manfaat dari kondisi fisik yang prima, yaitu konsentrasi yang bagus saat bermain serta kesehatan mental,” ucap Listya.
Senada dengan Listya, spesialis kedokteran olahraga Andi Kurniawan mengatakan, bermain gim adalah aktivitas dengan intensitas pembakaran energi yang rendah sehingga harus dibatasi.
”Dari segi kesehatan, main gim harus dibatasi karena pemakaian energinya sedikit. Durasi main gim harus dibatasi tidak lebih dari dua jam karena risiko obesitas lebih besar,” ucap Andi.
Dari segi kesehatan, main gim harus dibatasi karena pemakaian energinya sedikit. Durasi main gim harus dibatasi tidak lebih dari dua jam karena risiko obesitas lebih besar.
Ia menambahkan, atlet e-sport tetap butuh latihan fisik seperti lari dan meningkatkan kekuatan otot. Sebab, latihan fisik meningkatkan daya tahan fisik, sedangkan daya tahan fisik berkaitan erat dengan konsentrasi dan daya pikir.
Terkait dengan hal itu, Ketua Umum Asosiasi eSports Indonesia (IeSPA) Eddy Lim selalu mendorong atlet e-sport untuk rutin berlatih fisik sembari meningkatkan kemampuan logika matematika. Latihan fisik yang disarankan dapat berbentuk olahraga apa pun, seperti lari, basket, atau berenang.
”Apa pun olahraga yang atlet sukai, saya sarankan mereka lakukan dua kali seminggu. Tujuannya adalah supaya badan sehat sehingga konsentrasi terjaga. Kalau badan loyo, kan, tidak bisa konsentrasi,” kata Eddy.
Populer
Sejak dirilis tahun 2016, MLBB telah dimainkan 200 juta orang secara global. Jumlah pengguna meningkat dari 30 juta tahun 2016 menjadi 70 juta tahun 2017. Pada 2018, angka tersebut meningkat lagi menjadi 130 juta sebelum menyentuh 200 juta saat ini.
Yan mengatakan, 100 juta di antaranya adalah pemain dari Indonesia. Sebanyak 30 persen adalah pemain aktif. Dalam sehari, Moonton melayani 62,4 juta pertandingan daring MLBB.
Jumlah pemain yang begitu besar di Indonesia mendorong Moonton untuk mengadakan turnamen-turnamen dan liga MLBB di tingkat nasional dan regional.
Selama tiga tahun terakhir telah dilaksanakan dua musim Mobile Legends Professional League serta dua kali Mobile Legends Southeast Asia Cup. Liga dan turnamen ini ditonton oleh 100.000 penonton luring, 10 juta penonton daring, serta diikuti hampir 10.000 tim.
Untuk meningkatkan penerimaan MLBB di kalangan pemain Indonesia, Moonton menciptakan tokoh gim atau hero yang berasal dari cerita rakyat Indonesia, yakni Gatot Kaca.
Moonton juga baru saja menciptakan hero baru yang dinamai Kadita. Manajer Operasional Moonton Dimaz Wiratama mengatakan, penciptaan Kadita terinspirasi oleh mitos tentang Nyi Roro Kidul atau Ratu Pantai Selatan. (KRISTIAN OKA PRASETYADI)