Rela Datang Demi Rayakan Euforia Penutupan Asian Games 2018
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS—. Sejumlah warga berdatangan ke lokasi untuk menonton dan merasakan euforia bersama penonton lain acara penutupan Asian Games di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Minggu (2/9/2018)
Sebelumnya pada pembukaan Asian Games 2018 warga yang tidak memiliki tiket acara tidak bisa memasuki kawasan SUGBK dan hanya bisa menikmati kembang api dari kawasan luar SUGBK. Namun kini pada penutupan Asian Games, mereka dapat memasuki kawasan SUGBK hanya dengan membeli tiket festival seharga Rp 10.000.
Tiket festival terjual habis di pintu gerbang enam SUGBK pada pukul 13.30, pengunjung yang akan membeli tiket festival diimbau petugas untuk membeli tiket pada pintu gerbang tiga, lima, dan tujuh. Seketika itu mereka langsung berjalan cepat menuju pintu gerbang terdekat, yaitu lima dan tujuh.
Keluarga Restu (38), Etik (29), Dimas (9) dan Rasya (4) misalnya, berangkat dari Ciledug menggunakan bus TransJakarta, menempuh perjalanan hampir dua jam. Mereka sengaja datang ke SUGBK untuk menonton bareng (nobar) di layar yang disediakan panitia.
“Ini adalah momen bersejarah. Kami tidak ingin melewatkannya. Tetap semangatlah untuk hadir ke sini untuk nobar,” kata Restu.
Sore itu, langit mendung menggantung di kawasan Senayan, tapi hal itu tak menyurutkan semangat masyarakat mengantre tiket festival. Antrean pembeli tiket festival di pintu gerbang tujuh pun mengular hingga mendekati pintu gerbang enam.
Petugas panitia yang mengenakan rompi kuning berlabel “Ask Me” sigap membantu para pengunjung. Pada pintu gerbang enam terdapat setidaknya tujuh orang berseragam seperti itu. Sesekali petugas itu berteriak, “Tiket festival sudah habis di pintu enam, tiket dapat diperoleh pada pintu lima dan tujuh.”
Senada dengan Restu, Ardiansah (19) dan Jondrie Afly (19) warga asal Priok Jakarta Utara, mengungkapkan, rasa bangganya pada Indonesia. Mereka rela datang ke lokasi untuk merasakan euforia pesta penutupan itu.
Nabita (20) dan bersama kedua temannya, Nur Aini (20) dan Annisa (21) sengaja datang dari Bogor untuk nobar di kawasan SUGBK sore itu. Selain itu, Nur Aini menyampaikan, momen nobar itu justru mengasyikan dan menyenangkan karena bisa bertemu dengan orang banyak yang ikut merasakan euforia itu.
“Tentu kami tak ingin melewatkannya, pengalaman nobar di Senayan saat usia muda tidak akan kami lupakan” ujar Annisa.
Annisa mengaku sedih karena tidak mendapatkan tiket di dalam GBK, padahal ia merupakan penggemar salah seorang anggota “Super Junior. Ia meyakini bahwa nobar itu sangat menyenangkan.
Cendera mata
Merasakan euforia Asian Games tidak hanya ditunjukkan melalui nobar. Beberapa warga rela antre sejak pukul 06.00 untuk mendapatkan cendera mata Asian Games.
Misalnya Ana Rosalia Indah (41), warga Pasar Minggu, datang ke SUGBK untuk berburu cendera mata khas Asian Games di Sport Merchandise. Sebelumnya ia sudah mengantre, tapi merasa kurang puas jika belum mendapatkan boneka ikon karakter Asian Games.
Ana datang pukul enam pagi untuk mengantre di depan toko cendera mata. Perjuangannya pun tidak sia-sia untuk mendapatkan boneka Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka pada jam sekitar 13.30. Ia pun merogoh kocek hingga mencapai Rp 400.000.
“Barang-barang itu mengingatkan akan momen bersejarah, jadi harga bukanlah masalah. Yang terpenting ikut merayakan dan berpartisipasi.”
Edukasi Kebersihan
Kebersihan di dalam dan luar SUGBK menjadi tanggungjawab semua pengunjung. Walaupun para pengunjung kerap ingin sampah botol dan plastik Terdapat komunitas Clean The City (CTC) yang menerjunkan 300 orang untuk berkampanye sekaligus memberikan aksi nyata tentang pentingnya menjaga kebersihan.
Koordinator Nasional Komunitas Clean the City Ahmad Mustaqim mengatakan, CTC ikut ikut menyukseskan Asian Games 2018 dengan aksi nyata bukan hanya hanya teori saja. Atribut yang mereka bawa adalah kantong sampah jumbo.
Komunitas CTC kerap hadir meramaikan pertandingan cabang favorit yang dimainkan oleh Indonesia. “Seusai pertandingan yang animo penontonnya tinggi pasti menyisakan sampah yang banyak. Justru lewat itu target kampanye kepada masyarakat kena,” kata Fazal Ahmad Kordinator relawan CTC Jakarta.
Semua ikut berpesta dan memiliki caranya masing-masing dalam merayakan kesuksesan Asian Games 2018. Semangat dan antusias itu semoga semakin terus bergaung meskipun Asian Games telah usai. (MELATI MEWANGI)