MALANG, KOMPAS — Kebakaran hutan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru hingga Senin (3/9/2018) siang masih menyisakan titik api. Diharapkan api berhasil ditangani hari ini.
Hal itu dikatakan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) John Kenedie, Senin (3/9/2018). ”Pada Sabtu (1/9/2018), ditemukan ada 123 titik api di kawasan TNBTS. Dengan kekuatan kita 150 personel dan masyarakat, api berusaha dipadamkan. Namun, kondisi kering dan angin membuat api merembet,” kata John.
Api, menurut John, muncul pertama kali dari daerah Plentongan, tidak jauh dari kawasan Jemplang. Selama ini, daerah itu, menurut John, bukan merupakan jalur wisata.
”Dari sana kami menduga api dibuat bukan oleh wisatawan. Bisa jadi api berasal dari masyarakat lokal di sekitar sana. Mereka bisa jadi membakar lahan untuk berburu atau untuk membuat perapian guna menghangatkan badan atau mereka mencari tanaman obat,” kata John.
Oleh karena hal itu, ia berharap polisi bisa menyelidiki dan menindak pelaku kebakaran lahan tersebut agar kejadian serupa tidak terulang. ”Polres Kabupaten Malang dan Polres Kabupaten Probolinggo masih melakukan penyelidikan,” kata John.
Minggu (2/9/2018), titik api meluas hingga 263 titik. Sampai Senin (3/9/2018) pagi, titik api tersisa 18 titik. Total luas lahan terbakar di kawasan TNBTS hingga saat ini antara 65 hektar dan 70 hektar. Vegetasi terbakar antara lain ilalang, adas, dan serasah tebal yang kering kerontang (sehingga sangat mudah terbakar).
”Hingga siang ini tersisa tiga titik. Semoga hari ini titik api teratasi,” kata John. Api yang masih menyala berada di daerah antara Gunung Kursi dan Gunung Bromo, di ketinggian 2.200 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Pemadaman api dilakukan masyarakat setempat, pelaku wisata, TNBTS, polisi, dan para sukarelawan. ”Kami mencoba dengan pemadaman manual kopyok, juga fokus membuat sekat bakar agar api jangan merambat ke pepohonan di zona inti. Kalau di sabana sangat sulit dipadamkan karena serasah kering dan tebal serta angin yang sangat kencang,” kata Pujiati, Kepala Bidang Teknis Konservasi TNBTS.
Kepala Kepolisian Sektor Poncokusumo Ajun Komisaris Agus Siswo mengatakan, api di daerah Kabupaten Malang sudah padam pada Minggu malam. ”Tapi, kemarin api merembet ke Probolinggo. Mungkin di sana masih terbakar,” katanya.
Untuk memadamkan api di kawasan Malang, Agus Siswo mengatakan telah dibuat tim gabungan ratusan polisi dengan dibantu masyarakat. ”Saat itu, api membakar lahan hutan sekitar 20 hektar dan menghanguskan berbagai jenis tanaman, seperti akasia, cemara, dan semak belukar,” katanya.
Agus mengatakan belum mengetahui penyebab pasti kebakaran hutan ini. Kondisi musim kemarau dan kawasan hutan yang mengering sangat rawan terjadi bencana kebakaran.
”Kami mengimbau masyarakat dan wisatawan lebih waspada. Tidak sembarangan membuang puntung rokok atau membuat perapian di kawasan hutan yang bisa memicu kebakaran,” ujarnya.