INDONESIA ENERGI ASIA

Warga antusias berjalan-jalan seusai melihat pertandingan dalam ajang Asian Games 2018 dan berkumpul di sekitar kaldron di sekitar Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (31/8/2018). Asian Games 2018 banyak menarik minat warga untuk berkunjung dan menikmati perhelatan pesta olahraga se-Asia ini.
JAKARTA, KOMPAS-Setelah menggelar 465 nomor pertandingan dari 40 cabang olahraga selama lebih dari dua pekan, diikuti lebih dari 11.000 atlet, hampir 6.000 ofisial, dan 11.000 pekerja media dari 45 negara, Asian Games 2018 mencapai garis akhir, Minggu (2/9/2018).
Bagi Indonesia, pesta olahraga ini tak hanya meninggalkan arena kelas dunia dan sarana transportasi baru. Yang tak kalah penting, mulai timbul perubahan perilaku yang membawa energi positif dalam kehidupan masyarakat.
Lihatlah di setiap arena hingga di depan layar raksasa yang disediakan di area festival Gelora Bung Karno, saat atlet Indonesia berlaga. Tak ada lagi sekat perbedaan, semua bersatu memberikan dukungan. Budaya antre terlihat di halte bus dan loket tiket, selain kesadaran membuang sampah pada tempatnya.
Kemeriahan Asian Games pun diikuti prestasi para atlet tuan rumah. Hingga hari terakhir laga, Sabtu, Indonesia bertahan di posisi keempat perolehan medali dengan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu, yang menjadi perolehan terbaik Indonesia sepanjang sejarah Asian Games. Medali emas terakhir disumbangkan tim sepak takraw putra di Kompleks Olahraga Jakabaring, Palembang, pada nomor kuadran.
Warisan berharga
Ketua Panitia Penyelenggara Asian Games Indonesia (Inasgoc) Erick Thohir di Jakarta, Sabtu (1/9), mengatakan, penyelenggaraan Asian Games telah meninggalkan warisan berharga, mulai dari infrastruktur hingga tingkah laku positif masyarakat. ”Kalau ada edukasi kepada masyarakat, pada akhirnya sikap berubah. Itulah yang terjadi selama Asian Games. Sikap seperti inilah yang harus dipertahankan,” ujar Erick.
Erick menyatakan, kesuksesan Asian Games terlihat dari antusiasme masyarakat yang di luar dugaan. Setiap hari, sekitar 100.000 orang, atlet, panitia, jurnalis, dan terutama penonton berbaur memadati kawasan GBK untuk menjadi bagian dari Festival Asian Games.
Berbagai persoalan yang muncul selama Asian Games, seperti kekacauan tiket, masalah transportasi, hingga tingginya permintaan pembelian suvenir, menurut Erick, juga disebabkan begitu besarnya antusiasme masyarakat berpartisipasi dalam Asian Games. ”Ini merupakan sinyal positif bahwa masyarakat antusias. Kami bekerja keras dalam mengatasi masalah-masalah itu,” ujarnya.
Tantangan berikut adalah memelihara sikap positif ini sekaligus memelihara arena. Indonesia perlu menggelar kegiatan olahraga berskala internasional untuk memanfaatkan arena ini.
Terdapat 94 arena pertandingan dan latihan yang dibangun dan direnovasi untuk memenuhi standar internasional. ”Indonesia perlu membangun sistem olahraga dengan menggelar kejuaraan tingkat dunia. Jika tidak, arena yang sudah dibangun tidak ada fungsinya,” kata Erick.
Indonesia bersama Filipina dan Jepang akan menjadi tuan rumah Piala Dunia Bola Basket 2023. Kejuaraan dunia renang, balap sepeda, dan atletik, juga diharapkan digelar di Indonesia.
Apresiasi banyak negara atas kemampuan Indonesia menggelar Asian Games, dengan kelebihan dan kekurangannya, menimbulkan kepercayaan diri untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032.
Keinginan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat menerima Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dan Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Sheikh Ahmad al-Fahad al-Sabah di Istana Kepresidenan Bogor, Sabtu. Modal dasar pencalonan ini adalah partisipasi masyarakat dan sukarelawan yang sangat besar dan terorganisasi.
Dengan pengalaman menyelenggarakan Asian Games Ke-18, Indonesia yakin mampu menjadi tuan rumah ajang yang lebih besar. ”Karena itu, Indonesia berencana secepatnya mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah Olimpiade 2032,” kata Presiden.
Bach menyambut pencalonan Indonesia ini. Kesuksesan Asian Games 2018, menurut dia, merupakan fondasi kuat untuk itu. Hal yang paling mengesankan buatnya adalah rakyat Indonesia. Menurut dia, Indonesia telah menunjukkan kombinasi hebat dari keramahan dan efisiensi pada saat bersamaan.
”Dan itulah Olimpiade. Olimpiade adalah tentang manusia. Olimpiade adalah tentang kesempurnaan dan tentang persahabatan,” ujar Bach, yang bersama Al-Sabah akan menghadiri penutupan Asian Games 2018.
Perpisahan meriah
Panitia menjanjikan pesta perpisahan meriah untuk mengapresiasi perjuangan para atlet dan merayakan keragaman Asia yang menjadi tema utama upacara penutupan Asian Games di Stadion Gelora Bung Karno, Minggu malam ini.
Berbeda dengan pesta pembukaan yang spektakuler, 18 Agustus lalu, seremoni penutupan akan menonjolkan pentas musik untuk menghibur atlet, sukarelawan, dan warga, yang ikut menyukseskan Asian Games di Jakarta dan Palembang. Acara penutupan akan menampilkan nuansa keragaman Asia lewat musisi dari sejumlah negara, seperti Siddarth Slathia dari India serta Super Junior dan iKon dari Korea.
”Jika pada pembukaan kita menampilkan kultur Indonesia, penutupan ini lebih beragam untuk merayakan kebersamaan bangsa Asia dan perjuangan para atlet,” ujar Wishnutama, Direktur Kreatif Seremoni Asian Games 2018, di Jakarta.
Ronald Steven, Direktur Musik Seremoni Asian Games, berkata, pertunjukan musik akan bergaya modern. ”Kami akan lebih fokus seperti konser musik. Setiap penyanyi diiringi 10-20 penari,” ujarnya.
Suasana penutupan juga lebih rileks, para atlet dapat duduk di dekat panggung, atau di tribune. Sejumlah musisi Indonesia juga akan tampil, seperti Bunga Citra Lestari, Siti Badriah, Isyana Sarasvati, GiGi, Denada, dan J-Flo, untuk menggaet anak muda atau kaum milenial sebagai penonton.
Namun, tak hanya anak muda, tiket penutupan diborong oleh berbagai kalangan. Deputi II Bidang Administrasi Pertandingan Inasgoc Francis Wanandi mengatakan, sebanyak 41.000 tiket penonton telah terjual dalam waktu kurang dari satu jam sejak mulai dijual, 28 Agustus. ”Kami mohon maaf kepada masyarakat yang tidak mendapat tiket karena tiket sudah habis,” katanya.
Total tempat duduk yang disediakan untuk penutupan ini 55.000. Sekitar 14.000 kursi dialokasikan untuk atlet, ofisial, undangan, tamu negara, dan jurnalis. Direktur Ticketing Asian Games 2018 Sarman Simanjorang berkata, tingginya antusiasme publik terlihat dari melonjaknya kunjungan hingga 3 juta hits ke situs penjualan tiket itu.
Kesulitan membeli tiket penutupan membuat banyak warga kecewa. Mereka sudah berusaha membeli lewat situs penjualan, tetapi tidak berhasil.
Untuk itu, warga yang tidak bisa menonton langsung seremoni penutupan di dalam stadion utama masih dapat menyaksikan lewat layar lebar di arena Festival Asian Games di dalam kompleks GBK. Inasgoc akan menyediakan 75.000 tiket festival.
Sarman mengatakan, penjualan tiket festival dilakukan hari Minggu pukul 08.00-18.00. Loket penjualan tiket dibuka lebih awal untuk melayani masyarakat yang usai beraktivitas pada hari bebas kendaraan di kawasan Senayan. Jumlah layar lebar untuk nonton bareng juga ditambah dari tiga menjadi lima layar.
Untuk mencegah kericuhan di pintu masuk, Sarman berharap pemegang tiket upacara penutupan dapat hadir lebih awal. ”Penonton tidak perlu lagi menukar tiket, dan akan mendapatkan gelang berwarna saat masuk stadion sebagai tanda arena kursi,” katanya.
Sebanyak 9.422 anggota gabungan TNI/Polri dikerahkan mengamankan penutupan Asian Games. Mereka disebar untuk mengamankan perjalanan atlet dari wisma atlet, di dalam stadion, serta di arena festival Asian Games.
”Pengamanan kali ini berbeda dengan upacara pembukaan. Pada penutupan, kami harus menjaga kawasan festival yang sebelumnya tidak ada. Petugas juga akan disiagakan di Zona Bhin Bhin, Atung, dan Kaka,” kata Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Slamet Hadi.
(WAD/E16/JON/BSW/JAL/INA/DNA)