Kekeringan membuat produksi gandum di sejumlah wilayah di Australia diarahkan untuk memenuhi kebutuhan domestik, bukan untuk ekspor.
MALLALA, KAMIS -- Akibat kekeringan panjang, Australia memprioritaskan hasil panen gandum di wilayah selatan yang subur untuk memenuhi kebutuhan domestik di wilayah timur yang mengalami kekeringan. Seperti dilakukan salah satu wilayah pertanian yang subur, Mallala di Negara Bagian South Australia yang memasok hasil panen biji-bijian ke daerah timur sebagai simpanan makanan ternak. Mallala juga memasok hasil panen ke penggilingan tepung.
Kekeringan dua tahun berturut-turut di wilayah timur menyebabkan permintaan gandum melonjak. Rute perdagangan domestik terpaksa kembali dibuka setelah tak digunakan sejak puncak kekeringan terakhir di Australia, 10 tahun silam. “Total hari ini ada 101 gerbong berisi hasil panen yang dikirim ke timur. Saya tak pernah melihat situasi seperti ini. Satu daerah kecil memberi makan seluruh Australia,” kata masinis kereta Gavin Slater yang membawa gerbong hasil panen, Kamis (30/8/2018).
Para petani di selatan menjual panen yang tersisa di lumbung dengan harga rendah. Harapan mereka, tanaman gandum yang saat ini masih setinggi lutut bisa memproduksi hasil panen yang bagus beberapa bulan ke depan.
Karena pasokan sulit, juru bicara perusahaan makanan Allied Pinnacle mengaku mencari tambahan gandum dari South Australia sejak Februari. Penggilingan gandum Asia kelimpungan dan mulai mencari negara penghasil gandum lain karena Australia, eksportir gandum terbesar keempat di dunia, beralih fokus memenuhi kebutuhan domestik.
Mallala, 60 kilometer utara dari ibukota South Australia, Adelaide, dulu dikenal dengan sirkuit balap motor grand prix Australia. Namun, beberapa tahun terakhir, kota ini nyaris mati. Petani lalu sepakat mengutamakan menanam gandum, bukan peternakan. Keputusan ini tepat. Mereka menyelamatkan wilayah lain.
Seluruh wilayah Negara Bagian New South Wales (NSW), misalnya, kini kekeringan. Hujan tak menentu beberapa waktu lalu tak bisa menjadi penyelamat.
Menurut perusahaan Glencore Agriculture, panen gandum di NSW diperkirakan mencapai 2,4 juta ton, kurang dari sepertiga dari panen rata-rata 10 tahun.
Australia juga masih berharap pada panen gandum di Western Australia yang diperkirakan bisa mencapai 10 juta ton musim ini. Jumlah itu sekitar 2 juta ton di atas rata-rata panen 10 tahunan.
Ekspor ke Asia berkurang
General Manager Pemasaran dan Perdagangan CBH Group, eksportir biji-bijian terbesar di Western Australia, Jason Craig, menyebut pembeli di wilayah timur mendorong harga-harga naik dan mengalahkan tawaran dari importir luar negeri. Dengan demikian, pengiriman biji-bijian dari Negara Bagian Western Australia lebih banyak masuk ke wilayah timur daripada ke Asia.
Data pelabuhan Pelabuhan Brisbane, Negara Bagian Queensland, menyebutkan, mayoritas dari 16 kapal pembawa hasil panen berasal dari Western Australia dan South Australia sudah masuk ke Queensland tahun ini. Pada tahun sebelumnya, hanya satu kapal yang masuk.
Situasi serupa terjadi pada musim kering 2006-2008. Namun, permintaan kali ini lebih tinggi. Menurut data industri Australia, ekspor gandum ke Indonesia dipangkas menjadi 1,2 juta ton pada 2018, dari 2,66 juta ton untuk periode yang sama 2017. Eksportir lain, seperti Argentina dan Kanada, telah menambah ekspor gandum ke Indonesia.
Dampak kekeringan dan biaya pengiriman biji-bijian di Australia mulai memengaruhi harga gandum. Data pertanian dari perusahaan Profarmer menunjukkan harga gandum yang dikirim ke Brisbane mengalami kenaikan 30 persen selama enam bulan terakhir. Harga satu ton gandum kini 292 dollar per ton.
Menurut data industri Australia, ekspor gandum ke Indonesia dipangkas menjadi 1,2 juta ton pada 2018, dari 2,66 juta ton untuk periode yang sama 2017.
Situasi di Mallala barangkali tak ideal. Petani mengaku tanaman gandum seharusnya 30 sentimeter lebih tinggi, tetapi kondisi ini lebih baik dibandingkan NSW dan Queensland selatan. Petani gandum lokal, Peter Irish, yang memanen kurang dari 2.000 hektar, mengaku tak tahu sampai kapan daerahnya memenuhi kebutuhan wilayah timur.
Ia menambahkan wilayahnya dirancang untuk ekspor, tetapi permintaan domestik akan menyerap hampir semua panen di Mallala. “Saya tidak tahu apa jadinya karena Australia adalah negara ekspor. Kita ekspor biji-bijian kita,” kata Irish. (REUTERS)