JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan jalan tol ruas Kunciran (Kota Tangerang)-Serpong (Tangerang Selatan), Provinsi Banten, yang ditargetkan akan beroperasi pada Januari 2019 masih terkendala pembebasan lahan.
Ruas tersebut dibagi dalam dua seksi. Seksi 1 menghubungkan Kunciran-Parigi dengan panjang 6,72 kilometer dan seksi 2 yang panjangnya mencapai 4,42 km untuk menghubungkan Parigi-Serpong.
Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumaham Rakyat Herry Trisaputra Zuna, Kamis (30/8/2018), di Jakarta, mengatakan, pengerjaan konstruksi di seksi 1 sudah mencapai 57,81 persen dan di seksi 2 mencapai 61,81 persen. Beberapa lokasi belum bisa dibangun akibat pembebasan lahan belum rampung.
Dari pemantauan lapangan di RW 006 Kunciran Mas, Kota Tangerang, tampak pembangunan terhalang oleh beberapa rumah yang belum dibebaskan. Terowongan dengan lebar 6 meter yang berfungsi sebagai pengganti jalan warga pun belum berfungsi.
Antonius (61), warga di Rukun Warga 006, mengatakan, ada tiga rukun tetangga (RT) yang terkena pembebasan lahan, yakni RT 003, 004, dan 007. ”Beberapa rumah warga sudah dibebaskan, tinggal menunggu eksekusi,” kata Anton.
Laporan Monitoring Progres Konstruksi Jalan Tol di Indonesia per 30 Agustus 2018 menyebutkan, 285 bidang belum dibebaskan. Pemilih 64 bidang lagi berpotensi menolak pembayaran karena harga tidak sesuai. Kemajuan pembebasan tanah untuk jalan tol Kunciran-Serpong telah mencapai 97 persen.
Sementara itu, pembangunan fisik di pintu masuk Tol Kunciran masih berpusat pada pengerukan tanah yang berada dekat rumah warga. Dua dari empat ruas jalan sudah dibentangi beton, sedangkan dua ruas lagi masih jalan tanah.
Jalan tol Kunciran-Serpong dibangun dengan lebar lajur 3,6 meter, 3 meter lebar bahu luar, dan 1,5 meter bahu dalam. Tol ini diproyeksikan mampu menampung 52.911 kendaraan per hari dengan jumlah lajur 2 x 2. Tarif untuk golongan satu di tol ini direncanakan Rp 845 per km.
Urai kemacetan
Jalan tol ruas Kunciran-Serpong merupakan bagian dari pembangunan Jalan Tol Lingkar Luar (Jakarta Outer Ring Road/JORR) 2. Jaringan jalan tol ini akan menghubungkan Bandara Soekarno-Hatta-Kunciran-Serpong-Cinere-Jagorawi-Cibitung-Cilincing-Tanjung Priok.
Herry mengatakan, banyak pengguna tol yang tidak memiliki kepentingan di dalam kota, tetapi harus melalui dalam kota. Ketersediaan jalan yang masih kurang menuai kemacetan. ”Tahun depan ditargetkan seluruh ruas Tol JORR 2 tersambung sehingga kepadatan kendaraan bisa terurai,” kata Herry.
Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, Kamis, mengatakan, pembangunan jaringan jalan sangat penting. Menurut dia, pembangunan jaringan jalan tol merupakan faktor kunci dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan antarkota, seperti perkantoran, pabrik, perumahan, dan tempat wisata.
Pembangunan jaringan jalan tol merupakan faktor kunci dalam menghubungkan pusat-pusat kegiatan antarkota.
”Manfaatnya, ketika jaringan jalan dibuat, pembiayaan untuk bahan bakar akan lebih efisien karena kemacetan terurai. Waktu perjalanan juga semakin cepat karena hambatan perjalanan rendah,” kata Yayat.
Yayat mengatakan, selama ini, pembangunan pusat ekonomi di kota-kota Indonesia tidak didukung dengan pembangunan jaringan jalan. Oleh sebab itu, jaringan jalan perlu dibangun untuk memudahkan pergerakan masyarakat ke pusat-pusat kegiatan di kota.
”Sebuah kota tidak akan berkembang apabila pembangunan jaringan jalannya tidak pernah dimaksimalkan atau dipercepat,” kata Yayat. (DIONISIO DAMARA)