”Video Mapping” dan Air Mancur Menari di Monas Meriahkan Asian Games
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pertunjukan video mapping dan air mancur menari yang ditampilkan di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, menjadi sarana edukasi dan hiburan bagi warga. Hal itu disambut positif oleh sejumlah warga yang hadir di sana.
Deputi director video mapping, Alfa Aqwariant, Rabu (29/8/2018), mengatakan, pertunjukan video mapping dan air mancur menari diselenggarakan untuk mendukung Asian Games 2018. Acara ini dibuat untuk menghibur wisatawan lokal dan mancanegara.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diharapkan mampu memberikan edukasi bagi pengunjung. Informasi yang tersarikan di dalam pertunjukan itu yakni sekilas budaya Jakarta, seputar Asian Games 1962, dan Asian Games 2018.
Pertunjukan tersebut ditampilkan dengan jadwal yang disiapkan oleh Pemprov DKI Jakarta dan Unit Pengelola Kawasan (UPK) Monas. Rabu sore video mapping tampil pertama pada pukul 18.00. Selama satu jam, video dipantulkan di Tugu Monas yang tingginya 132 meter. Dengan suasana yang gelap, warga dengan serius melihat pertunjukan itu.
Isi videonya adalah gambar, alunan musik, lampu sorot, dan narasi. Narator menceritakan budaya Betawi, nama jalan-jalan di wilayah DKI Jakarta, Asian Games 1962, Asian Games 2018, dan pahlawan-pahlawan asal Jakarta. Juga informasi detik-detik Proklamasi yang diucapkan oleh Soekarno-Hatta.
Gratis
Alfa menambahkan, jadwal pertunjukan telah dipasang di dekat pintu masuk Monas agar warga dapat memilih pertunjukan yang ingin ditonton setiap harinya. Pertunjukan dimulai pada pukul 18.00 hingga pukul 22.00.
Untuk menonton pertunjukan ini, warga tidak perlu membeli tiket karena acara ini gratis. Acara ini disediakan untuk wisatawan mancanegara. Namun, berdasarkan pantauan Kompas, tidak begitu banyak warga asing yang terlihat.
Sejak pukul 17.30, sebagian besar warga datang melalui pintu masuk barat dan timur. Tidak terlihat begitu banyak sampah berserakan dan pedagang liar di dalam lokasi.
”Kami diminta oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan UPK Monas untuk menampilkan pertunjukan ini. Selain video mapping, ada laser show dan pertunjukan air mancur menari. Semoga warga asing dan lokal terhibur,” kata Alfa.
Antusiasme warga terpancar bahagia saat menyaksikan video mapping. Mereka mengabadikan setiap momen video mapping dengan gawai masing-masing. Seusai itu, di sisi barat Monas, tarian air mancur tampil sesuai jadwal.
Air mancur dipadu dengan lampu sorot dan alunan lagu daerah menghibur warga. Warga mengelilingi kolam yang diameternya sekitar 30 meter. Semburan air tersebut layaknya seorang perempuan yang menari bersama rombongan. Tidak jarang, penonton memberikan tepukan tangan atas penampilan air mancur ini.
Eko (31), warga Bekasi, Jawa Barat, yang datang pada malam itu, mengatakan, ia sangat kagum atas pertunjukan tersebut. Ia mengatakan, sedikitnya ada informasi seputar DKI Jakarta dan pelaksanaan Asian Games 2018 di Jakarta.
Ia merasa puas atas pertunjukan tersebut dan berharap ada acara serupa setelah Asian Games 2018 selesai. ”Saya tidak sia-sia datang ke sini. Saya mendapat informasi dari teman. Pertunjukannya keren dan membuat hati senang. Semoga Jakarta semakin baik,” kata Eko.
Warga lain yang datang malam itu adalah Ibrahim (23). Ia mengatakan, acara video mapping dan air mancur menari adalah salah satu cara memikat warga untuk wisata di Monas.
Lahan parkir kurang
Ibrahim memberi sejumlah masukan yang perlu dikembangkan pengelola. Dia merasa lahan parkir di Monas kurang memadai. Banyak pengunjung yang nekat parkir sembarangan, tetapi tidak diakomodasi oleh petugas UPK Monas.
”Harus diperhatikan beberapa sisi positif dan negatifnya. Persoalan kurangnya lahan parkir belum ada solusi. Saya puas dengan pertunjukan ini meski jadwalnya kadang berbeda. Namun, saya tidak puas dengan fasilitas yang ada,” ujarnya. (JOHANNES DE DEO CC)