JAKARTA, KOMPAS — Para petugas kebersihan yang berasal dari berbagai latar belakang terus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang bersih bagi pengunjung di semua venue Asian Games. Sebagai tuan rumah, masyarakat Indonesia juga ikut bertanggung jawab untuk mendukung kerja para petugas kebersihan.
Dinas Lingkungan Hidup Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta pada masa Asian Games ini menurunkan 375 petugas kebersihan yang disebar di semua venue Asian games. Tak hanya itu, lebih kurang 200 petugas yang berasal dari salah satu perusahaan penyedia jasa petugas kebersihan juga dikerahkan selama Asian Games 2018 ini.
”Kami ada pembagian daerah kerja. Untuk kebersihan, kami ada empat wilayah (ring). Perusahaan penyedia jasa petugas kebersihan di ring satu dan dua. Dinas Lingkungan Hidup DKI bertugas di ring tiga dan empat,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Hariadi saat ditemui Kompas di lokasi pengelolaan sampah ramah lingkungan, Gelora Bung Karno, Senin (27/8/2018).
Menurut Hariadi, ring satu yang dimaksud adalah di tempat pertandingan, kemudian ring dua adalah di luar gedung tetapi masih satu area dengan tempat pertandingan, sementara ring tiga dan empat masing-masing berada di trotoar dalam Gelora Bung Karno dan Jalan Raya di luar Gelora Bung Karno.
Terkait mekanisme pengelolaan sampah, kata Hariadi, sampah yang berasal dari ring satu dan dua akan diangkut langsung oleh petugas di ring tiga. Dari ring tiga selanjutnya sampah akan dibawa ke lokasi pengelolaan sampah.
”Pada tahap ini kami akan memilah sampah yang bisa didaur ulang dan yang tidak. Setelah dipilah, yang tidak didaur ulang bisa langsung diangkut ke tempat pembuangan akhir, sedangkan yang bisa didaur ulang akan dibawa ke bank sampah,” papar Hariadi.
Petugas kebersihan selama Asian Games bukan hanya yang bertugas untuk memungut sampah. Sebagian lainnya juga menjadi pengemudi truk sampah, pengemudi road sweeper, pengemudi bus toilet, serta pendidik masyarakat dalam hal membuang dan memilah sampah.
Para petugas ini bekerja dalam dua sif, yaitu pukul 09.00-21.00 dan pukul 21.00-09.00. Di antara para petugas kebersihan itu ada beberapa pekerja lepas harian yang turut membantu.
”Mereka itu para pekerja harian lepas yang memang ditempatkan di venue Asian Games untuk membantu petugas kebersihan. Mereka tidak mendapatkan bayaran tambahan karena mereka hanya dipindah dari suatu wilayah tugas ke venue Asian Games,” kata Hariadi.
Sukarelawan
Selain petugas kebersihan dari dinas dan perusahaan tertentu, ada sejumlah masyarakat biasa yang tergerak hatinya untuk menjadi sukarelawan kebersihan. Mereka ingin berkontribusi lebih bagi Asian Games. Mereka adalah para sukarelawan yang terhimpun dalam sebuah komunitas, yaitu Indorelawan.
Tugas mereka adalah mengumpulkan sampah dan mengedukasi para pengunjung untuk membuang sampah pada tempatnya serta memilah sampah sesuai dengan jenisnya. Mereka bekerja tanpa bayaran sepeser pun dari pukul 15.00 sampai dengan 18.00 setiap hari.
”Motivasi saya menjadi sukarelawan adalah agar saya bisa berkontribusi lebih dari sekadar mendukung atau menonton,” kata seorang sukarelawan, Novena Mirella.
Ia mengaku senang karena dengan ikut bekerja menciptakan kebersihan ia juga bisa memotivasi masyarakat untuk melakukan hal sama.
Menurut Direktur Eksekutif Indorelawan Maritta Rastuti, masyarakat yang sudah mendaftar untuk menjadi sukarelawan kebersihan ini lebih dari 3.000 orang. Para sukarelawan tersebut berasal dari sejumlah daerah dan dari berbagai usia.
Mereka berasal dari wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga luar kota, seperti Bandung, Karawang, dan Semarang. Para sukarelawan bisa memilih waktu dan tempat sesuai dengan kesanggupan mereka untuk bekerja. Rata-rata mereka memilih bekerja selama tiga hari hingga seminggu.
Maritta bercerita pernah ada sukarelawan yang tuli. Kala itu sukarelawan tersebut difasilitasi dengan seorang penerjemah untuk menjelaskan mekanisme kerja para sukarelawan ini. ”Tidak ada kriteria tertentu untuk menjadi sukarelawan. Yang penting ada kemauan untuk berkontribusi dalam menciptakan kebersihan di semua venue Asian Games,” kata Maritta.
Kegiatan semacam ini, menurut Maritta, bertujuan untuk menciptakan kesadaran bagi para penonton untuk peduli terhadap kebersihan. ”Boleh semangat menonton, mendukung atlet, tapi tetap jangan lupa buang sampah pada tempatnya,” ujarnya.
Terkait viralnya aksi dari seorang warga negara asing yang memunguti puntung rokok saat pembukaan Asian Games 2018, Maritta menyatakan hal tersebut harusnya bisa menjadi tamparan keras bagi masyarakat Indonesia.
”Sebagai tuan rumah harusnya kita bisa lebih peduli lagi dengan kebersihan rumah kita. Tidak enak kalau malah tamu yang bersih-bersih di rumah kita,” ujar Maritta. (Kristi Dwi Utami)