MEKKAH, KOMPAS – Setelah terhenti sepekan terakhir, layanan katering untuk jemaah haji kembali beroperasi hari Senin (27/8/2018). Layanan itu diaktifkan seiring pulihnya kembali situasi lalu lintas Kota Mekkah pasca pelaksanaan wukuf, mabit, dan lontar jumrah.
Menurut pantauan, sejak Senin pagi, di sejumlah hotel pemondokan jemaah, petugas dari perusahaan jasa katering sudah memasok makanan untuk pagi dan malam. Mobil boks dari perusahaan jas katering sudah berkelililing mengantar makanan dalam kemasan kotak aluminium foil ke hotel-hotel pemondokan jemaah. Isinya, selain nasi, juga terdapat sekerat daging, ayam/ ikan, serta sayuran. Semuanya dibagikan dalam kondisi masih hangat.
“Alhamdulillah, kami tak perlu repot lagi membeli makanan dari luar pemondokan. Pasokan katering sudah mengalir lagi,” ujar Nuraini, jemaah asal Kolaka, Sulawesi Tenggara yang menempati sebuah hotel Sektor Kawasan Syisyah Mekkah.
Selama ini, sejak dihentikannya layanan katering, tanggal 16 Agustus, urusan pemenuhan makanan para jemaah memang cukup merepotkan jemaah. Tiga hari pra wukuf, misalnya, yakni 16-19 Agustus, para jemaah mendapatkan makanan dengan mendatangi kedai-kedai yang menyediakan masakan cita rasa Indonesia. Kedai tersebut tersebar di sejumlah pusat pertokoan yang sebagian dikelola mukimin, warga asal Indonesia yang sudah lama menetap di Mekkah.
Ada pula jemaah yang patungan membeli alat penanak nasi masak nasi yang dioperasikan secara diam-diam karena takut kena tegur dari pengelola hotel. “Setelah nasi matang, mereka membeli lauk dari kedai milik orang Indonesia,” ujar Zulham (53), jemaah asal Palembang, Sumatera Selatan.
Pola yang sama dilakakukan jemaah pada saat, pasca lontar jumrah tiga hari lalu. Untung jemaah mendapatkan bekal dana living cost 1.500 Riyal Arab Saudi yang diserahkan saat masih di Tanah Air.
Adapun selama masa wukuf di Arfah, mabit di Muzdalifah, dan lontar Jumrah di Mina, tanggal 20-22 Agustus, jemaah mendapat pasokan makanan dari maktab (pengelola tenda).
Kepala Seksi Katering Daerah Kerja (Daker) Mekkah Evy Nuryana, memastikan jemaah yang tesebar di 165 hotel kembali terpasok makanan yang diadakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH). Layanan tersebut disediakan oleh 36 perusahaan jasa ketering yang sudah dikontrak oleh Kementerian Agama RI. Seluruh perusahaan yang berbasis di Arab Saudi tersebut diharuskan menyediakan menu ala Nusantara.
Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis mengatakan, berbagai menu makanan jamaah sudah ditetapkan dalam kontrak. Tak ada menu yang berulang dalam satu hari. Bahkan, jemaah juga mendapat buah yang bergantian, jeruk dan apel.
Jaga kesehatan
Setelah fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) berlalu, Kementerian Kesehatan mengingatkan para jemaah untuk tetap menjaga kesehatan. “Biasanya jemaah yang sudah selesai berhaji mengalami penurunan daya tahan tubuh karena malas makan," kata Menkes Nila Moeloek, melalui siaran pers.
Siaran pes terkait dimulainya pemulangan jemaah kelompok terbang gelombang I hari Senin (27/8). Pada momentum yang sama, keloter gelombang II bersiap-siap melanjutkan juga ibadah sunnah di Madinah.
Untuk menekan risiko kesakitan pada jemaah haji pasca Armuzna, tugas tim tenaga kesehatan haji Indonesdia (TKHI) di tingkat kloter dan pada jemaah harus lebih ditingkatkan. Menkes menyampaikan sejumlah hal. Pertama, TKHI diminta meningkatkan diagnosa dini terhadap jemaah di pemondokan kloternya masing-masing.
Kedua, jemaah gelombang I diimbau untuk menjaga kesehatan dan kebugaran karena akan kembali ke Tanah Air. Begitu juga dengan jemaah gelombang 2 yang masih akan ke Madinah untuk beribadah di sana.
Menurut pantuan, saat ini, sebagian jemaah yang sedang menunggu masa pemulangan ke Tanah Air dan masa pergerakan ke Madinah, terserang gejala flu disertai batuk. Menanggapi hal itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Eka Jusup Singka, menganjurkan agar sering minum air putih dan menggunakan masker yang sedikit basah. “Batuk itu umumnya karena kerongkongan kering,” kata Eka seraya mengingatkan cuaca Arab Saudi yang panas dengan tingkat penguapan yang tinggi.
Kepulangan jemaah
Sementara itu, proses pemulangan jemaah ke Tanah Air melalui Bandara King Abdul Aziz Jeddah terus bergulir. Hari Selasa (28/8) ini, dijadwalkan sebanyak 6.997 jemaah yang terbagi dalam 17 kelompok terbang akan pulang ke Tanah Air. Debarkasi (daerah tujuan) mereka adalah Batam, Jakarta, Makassar, Surabaya, Solo, Lombok, dan Palembang.
Jemaah yang terbang pertama adalah Kloter SOC 4 (Solo) berjumlah 360 orang. Mereka dijadwalkan terbang pukul 01.30 dengan pesawat Garuda tujuan Bandara Adisumarmo, Solo, Jawa Tengah.
Adapun jemaah yang terbang paling akhir hari ini adalah Kloter 2 BTH (Batam). Dengan pesawat Saudi Airlines, kloter yang berisi 450 jemaah itu dijadwalkan lepas Selasa malam pukul 19.15 landas dengan tujuan Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. (NAR)