Tawuran Antarwarga di Pasar Rumput, Halte Transjakarta Rusak
JAKARTA, KOMPAS - Tawuran warga kembali terjadi untuk kali kedua antara warga kelurahan Pasar Manggis, Setiabudi, Jakarta Selatan dan warga Kelurahan Menteng Tenggulun, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (23/8/2018) malam. Tawuran ini tidak menimbulkan korban jiwa, tetapi merusak fasilitas publik. Sebelumnya, dua kubu ini bertikai di tempat yang sama dan belum selesai penyelesaiannya, Senin (20/8/2018) lalu.
Untuk mengantisipasi tawuran selanjutnya, akan ada pertemuan antartokoh masyarakat setempat dari kedua kubu.
Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Metro Setiabudi Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Irwa Zaini Adib, tawuran terjadi pada pukul 18.45. Sekitar 50-60 orang turun di Jalan Sultan Agung. Warga saling melempar batu, petasan, dan botol bir. Namun, tidak ada korban jiwa mapun luka-luka.
Irwa menambahkan, tawuran tersebut mengakibatkan halte Transjakarta Pasar Rumput rusak. Kaca halte pecah dan dinding hancur akibat lemparan batu massa. Irwa mengatakan, hal anarkis ini diantisipasi dengan tambahan personel keamanan dari Polsek Metro Setiabudi dan Polres Metro Jakarta Selatan.
"Kami menarik para warga dari arah Pasar Rumput. Kemudian gas air mata pun disemprotkan ke arah massa. Mereka ini remaja usia sekitar 15 tahun hingga 17 tahun. Tampaknya tidak ada baku hantam, hanya saling melempari benda," kata Irwa saat ditemui saat kejadian.
Kecolongan
Sementara itu Kapolsek Metro Menteng AKBP Dedy Supriadi mengakui polisi sempat kecolongan dan tidak dapat menghalau warga sebelum tawuran terjadi. Namun, dalam waktu lima sampai sepuluh menit, tawuran berhasil dibubarkan.
"Setelah kami kasih perintah bubar dengan verbal tidak mempan, kami lemparkan gas air mata di dekat halte Transjakarta," kata Dedy.
Sisa gas air mata tersebut masih terasa sampai sekitar pukul sepuluh. Beberapa warga yang berlalu lalang, seperti penumpang Transjakarta merasa terganggu karena rasa pedih di hidung dan wajah akan segera terasa.
Irwa Zaini Adib yang berjaga di sisi selatan atau Kelurahan Pasar Manggis mengatakan, polisi saat ini akan melakukan penyidikan atas kejadian tersebut. Ia memperkirakan 60 warga turun ke jalan untuk tawuran. Sejauh pengamatan, tidak ada korban jiwa.
Dedy menambahkan, kejadian ini akan ditangani dengan serius. Sebab, tawuran ini untuk kedua kalinya terjadi dalam satu minggu. Upaya meredam tawuran selanjutnya adalah mempertemukan kedua tokoh masyarakat dari dua kubu. Harapannya para tokoh masyarakat tersebut mampu memberikan pencegahan bagi warganya.
"Kami belum tahu penyebabnya apakah sama dengan hari Senin kemarin. Baru besok, kami akan mengundang para tokoh masyarakat terkait tawuran Senin. Sekarang tahap pengamanan adalah patroli di sekitar jembatan," kata Dedy.
Saat ini pengamanan di Jalan Sultan Agung dijaga oleh petugas kemanan dari 30 anggota Brimob Mabes Polri Resimen 1 Pelopor Cikeas, polisi lalu lintas dari kedua polsek, dan 7 Buser Polda Metro Jaya. Para petugas tersebut berjaga di sisi Jalan Sultan Agung, gang Pasar Rumput, Jembatan Menteng Tenggulun, dan depan halte Pasar Rumput.
Kejadian tersebut berlangsung kira-kira selama satu jam. Massa dihentikan oleh gas air mata pada pukul 20.00. Hingga saat ini, gas air mata masih terasa di beberapa titik. Pecahan beling pun masih tersisa di sepanjang jalan.
Sekitar pukul 21.00, sejumlah petugas kebersihan Transjakarta terlihat tengah membersihkan serpihan kaca yang pecah. Petugas Layanan Halte Pasar Rumput M Rasyid mengatakan ini sudah kesekian kalinya halte tersebut rusak akibat tawuran.
"Sudah sering sekali halte ini jadi korban. Yang menanggung kerusakan PT Transjakarta sendiri nantinya," kata Rasyid.
Menurutnya, tawuran terjadi sekitar pukul setengah tujuh. Kepanikan penumpang yang sedang menuju atau turun dari bus Transjakarta sempat terjadi. Rasyid dan staf pelayanan halte lain juga mengungsikan diri dari lokasi tawuran yang berpusat di bawah jembatan penyeberangan orang.
Menurut Rasyid yang menjadi saksi, rombongan anak muda berhelm datang dari arah Pasar Rumput. Tak lama kemudian muncul kerumunan lain dari sisi Jalan Menteng Tenggulun. Kemudian aksi melempar batu dan benda-benda lainnya berlangsung. Kondisi ini melumpuhkan lalu lintas di dua arah Jalan Sultan Agung yang berbatasan dengan Kali Ciliwung.
Rusli (41), Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Pasar Manggis mengatakan, warga yang turun dalam tawuran adalah para pemuda yang sedang nongkrong di depan gang Pasar Rumput.
Katanya, ada satu orang warga Menteng Tenggulun melempar batu dari atas jembatan. Lalu karena tidak terima, warga Pasar Manggis membalasnya. Sejak itu, mereka saling melempar batu, botol, dan petasan.
Keadaan di Jalan sempat macet total, bahkan transjakarta sempat berhenti dengan jarak sekitar 100 meter.
"Mereka saling serang, hingga kaca halte transjakarta pecah," kata dia.
Andi, petugas lalu lintas Transjakarta juga menceritakan, tawuran saat itu membuat warga bersembunyi. Ia melihat ada petasan yang dilempar dari atas jembatan ke arah Pasar Manggis.
"Tidak manusiawi, sampai sekarang (pukul 22.00) gas air mata masih terasa. Mereka kabur, tapi masih bisa tertasa-tawa," cerita Andy.
Anggota Polsek Menteng dan Polsek Setiabudi masih berjaga di dua sisi wilayah. Satpol PP dan tim oranye juga sempat membersihkan jalan. (JOHANNES DE DEO CC/ERIKA KURNIA)