JAKARTA, KOMPAS — Sejalan dengan upaya menarik investasi ke Jakarta, PT Pulo Mas Jaya akan memanfaatkan arena laga Asian Games untuk bisnis non-olahraga. Pengelola ingin mencari pemasukan tetap untuk biaya perawatan dan operasional arena. PT Pulo Mas merupakan anak perusahaan salah satu badan usaha milik daerah Pemprov DKI.
Arena laga yang dimaksud adalah Jakarta International Equestrian (JIEP) Pulo Mas. Arena laga yang dibangun di lahan seluas 35 hektar itu telah menelan biaya Rp 417 miliar.
Begitu pemasukan meningkat, kami bisa menutup biaya perawatan dan operasional sehingga bangunan ini bisa bertahan puluhan tahun ke depan,” ucap Direktur Utama PT Pulo Mas Jaya Bambang Mursalin, Rabu (22/8/2018).
Menurut Bambang, biaya perawatan dan operasional JIEP Pulo Mas Rp 15 miliar per tahun. Biaya itu belum termasuk biaya penyusutan bangunan Rp 15 miliar per tahun. Artinya, pendapatan tahunan JIEP Pulo Mas diharapkan lebih dari Rp 30 miliar per tahun.
PT Pulo Mas Jaya tetap akan mencari pemasukan dari sektor pertandingan berkuda, baik ajang nasional maupun internasional, yang akan dihelat di JIEP Pulo Mas. Uang bisa masuk dari penyewaan kandang, penjualan tiket, serta sponsor.
Selain itu, pengelola menyiapkan sumber pendapatan dari bisnis non-pertandingan berkuda, seperti jasa sewa tempat pertemuan, pesta pernikahan, dan bisnis jasa lain.
Susanti (52), warga Kayu Putih, berharap warga sekitar arena dapat diizinkan masuk ke arena JIEP untuk rekreasi dan berolahraga. Sebelum revitalisasi fasilitas tersebut, warga masih bisa masuk ke area parkir untuk berolahraga, termasuk senam.
Gairahkan Ekonomi Jakarta
Efek positif Asian Games ke-18 makin terlihat di Jakarta. Investasi yang masuk ke Ibu Kota pada triwulan II-2018 mencapai Rp 29,9 triliun atau meningkat 20,6 persen dibandingkan dengan periode yang sama 2017 sebesar Rp 24,8 triliun. Tren ini diyakini akan bertahan pada bulan-bulan berikutnya.
Edy Junaedi, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi DKI Jakarta meyakini pencapaian ini tidak lepas dari peran Jakarta sebagai tuan rumah pesta olahraga terbesar di Asia. ”Untuk itu, kami melalui Jakarta Investment Center berupaya memastikan berbagai kemudahan dan penyederhanaan prosedur,” kata Edy di Jakarta.
Peningkatan investasi dalam negeri begitu pesat di triwulan II-2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yaitu 61,8 persen. Pada 2017, realisasi investasi dalam negeri Rp 10,2 triliun dan kini menjadi Rp 16,5 triliun. Sayangnya, peningkatan ini belum terjadi pada investasi asing di Jakarta di kurun waktu yang sama.
Secara umum, investasi ke Jakarta semester I tahun ini mencapai Rp 58,7 triliun atau naik 19,8 persen dari periode yang sama tahun 2017 yaitu Rp 49 triliun.
Edy yakin, daya tarik Jakarta di mata investor semakin kuat. Tren positif di Jakarta ini begitu penting karena investasi secara nasional selama triwulan II 2018 ini mengalami pelambatan pertumbuhan sekitar 3,1 persen dibandingkan periode sama 2017.
Sementara di Jakarta realisasi investasi tetap tumbuh 20,6 persen dari triwulan sebelumnya 19,4 persen. Untuk menangkap momentum positif ini, kata Edy, Jakarta Investment Center siap memberikan kemudahan kepada para investor.