BOGOR, KOMPAS — Salah satu lokasi tempat pertandingan Asian Games 2018, Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, dipastikan steril dari warga dan pedagang yang berada di sekitarnya. Akan tetapi, saat pertandingan sepak bola Laos melawan Taiwan, Senin (20/8/2018), masih banyak warga dan pedagang yang berada di sekeliling stadion.
Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Pengembangan Stadion Pakansari Rudy Achdiyat mengatakan, seminggu sebelum pembukaan Asian Games 2018 telah dipastikan area sekeliling Stadion Pakansari steril dari warga dan pedagang yang biasa beraktivitas di sana.
Ia menambahkan, imbauan dari pengelola Stadion Pakansari bersama Pemerintah Kabupaten Bogor telah dilakukan dalam bentuk lisan ataupun tulisan secara berulang-ulang.
”Warga dan pedagang tak akan berdagang di dekat stadion. Harapannya agar memperindah suasana,” ujar Rudy.
Di sepanjang pagar stadion pun telah terpasang spanduk bertuliskan ”Stadion Pakansari Harus Steril dari Pedagang dan Warga”. Pemberitahuan itu pun dipasang sejak sebulan yang lalu, di enam tempat yang berbeda.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bogor Ajun Komisaris Hasby Ristama mengatakan, wilayah sekitar Stadion Pakansari telah steril saat pertandingan sepak bola berlangsung. Para pedagang yang biasanya berjualan di atas trotoar dekat stadion diminta berpindah tempat.
Semua anggota keamanan yang terdiri dari kepolisian dan satuan polisi pamong praja telah mengimbau para pedagang untuk tidak berjualan di sekitar stadion.
”Mereka semua itu melanggar aturan karena tempat-tempat mereka berjualan adalah tanah milik pemerintah kabupaten (Bogor),” ujarnya.
Namun, berdasarkan penelusuran Kompas, Senin (20/8/2018) malam, saat pertandingan Laos melawan Taiwan, masih ditemukan warga dan pedagang yang beraktivitas di sekitar stadion. Hal itu terlihat kontras dengan imbauan Pemerintah Kabupaten Bogor yang mengatakan wilayah sekitar stadion bersih dari aktivitas pedagang dan warga yang nongkrong.
Salah satu pedagang telur gulung, Baskoro, mengatakan, dirinya mendapatkan kabar dari komunitas pedagang telur gulung bahwa mereka diperkenankan berjualan lagi setelah pertandingan sepak bola usai.
”Ada yang berjualan sejak sore, saat pertandingan dimulai, ada juga yang setelah pertandingan selesai. Kata teman-teman di grup Whatsapp, yang penting tidak kelihatan oleh atlet dan pendukung negara lain,” katanya sambil menggoreng telur.
Hal senada disampaikan pedagang minuman, Taski (53). Setelah pertandingan, ia berjualan di sebelah pintu masuk sebelah barat. Ia pun diberi tahu oleh beberapa orang bahwa dapat berjualan kembali seusai pertandingan Laos melawan Taiwan. Ia menambahkan, pada 27 Agustus 2018, saat semifinal digelar, ia dan pedagang lainnya pun hanya boleh berdagang seusai pertandingan.
”Kami warga kecil, jadi mau tidak mau harus berdagang. Kalau tidak berdagang, tidak akan bisa beli makanan,” ujarnya.
Di sepanjang trotoar di sekeliling stadion pun terlihat banyak warga nongkrong dan menikmati makanan dari pedagang. Mereka mengaku tidak tahu bahwa ada aturan yang melarang untuk beraktivitas di sana. Mereka nongkrong di sana dengan harapan bisa bertemu dengan atlet mancanegara yang bertanding.
Saat itu memang tidak terlihat ramai seperti biasanya. Namun, sedikitnya ada puluhan motor yang parkir di pinggir jalan. Pedagang pun terlihat ramai di beberapa tempat. Setelah pertandingan selesai, ada enam pedagang yang nekat mangkal di dekat pintu masuk stadion. (JOHANNES DE DEO CC)