Tepuk tangan bergemuruh dari tak kurang dari 50.000 penonton di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Sabtu (18/8/2018), menyambut masuknya kontingen Indonesia pada urutan terakhir defile atlet dalam pembukaan Asian Games 2018. Barisan atlet dan pelatih Indonesia dipimpin oleh I Gede Siman Sudartawa, atlet renang yang menjadi pembawa bendera Merah Putih.
Saat melintas di panggung, tim ”Merah Putih” melambaikan tangan ke arah penonton untuk memberi salam. Terlihat mata mereka berkaca-kaca, bahagia dan haru mendapat sambutan luar biasa.
Di tribune utama, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo berdiri dan membalas salam para atlet, sambil mengibarkan melambaikan bendera merah putih kecil. Hadir pula Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Ibu Mufidah Kalla, serta sejumlah tamu negara.
Siman mengatakan, dirinya mendapat kabar akan menjadi pembawa bendera sekitar tiga bulan lalu. Namun, setelah itu ada rumor bahwa pembawa bendera Indonesia diganti orang lain. ”Saya sempat kesal, sih, kenapa pembawa bendera diganti. Baru tadi pagi, saya mendapat kabar resmi menjadi pembawa bendera. Rasanya bangga, luar biasa,” ujar Siman.
Siman menuturkan, dirinya merasa bangga bisa membawa bendera di hadapan publik Indonesia. Apalagi, Indonesia baru merayakan hari kemerdekaan ke-73. Siman pernah membawa bendera merah putih pada Asian Games Incheon 2014. Tampil di harapan masyarakat Indonesia, menurut dia, ada euforia yang berlipat ganda.
Siman mengatakan, begitu mendapat kepastian membawa bendera Merah Putih, dirinya mencoba kostum defile. Saat dicoba, ternyata baju Siman kebesaran. ”Pilihan bajunya hanya ada dua, small atau large. Daripada kekecilan, lebih baik pakai baju agak longgar jadi bebas bergerak,” katanya.
Siman terpilih sebagai pembawa bendera Merah Putih berkat prestasinya mempersembahkan 7 medali emas, 6 perak, dan 1 perunggu SEA Games (2011-2017). Prestasi terbaiknya adalah semifinalis 50 meter gaya punggung pada Kejuaraan Dunia renang FINA 2017 di Budapest, Hongaria. Di Asian Games 2018, Siman akan turun pada nomor 50 meter dan 100 meter putra gaya punggung.
Asian Games, yang akan berlangsung hingga 2 September, memperebutkan 465 medali emas dari 40 cabang olahraga. Sejumlah 45 negara berpartisipasi, mengirimkan 11.326 atlet dan 5.500 ofisial.
Namun, parade Asian Games hanya dikuti sekitar 4.500 atlet dari 45 negara. Pembatasan itu dilakukan karena kapasitas Stadion Utama tidak cukup untuk menampung semua orang. Selain itu, banyak atlet tidak hadir karena bersiap untuk bertanding pada Minggu pagi. Ribuan atlet juga telah berada di Palembang dan Jawa Barat.
Kontingen Afghanistan menjadi negara peserta pertama yang mengikuti defile, diikuti oleh Bahrain dan Bangladesh sesuai urutan abjad. Kontingen Korea Selatan dan Korea Utara, yang membawa satu bendera sebagai satu bangsa, mendapat sambutan meriah penonton. Sambutan meriah juga diberikan untuk antara lain Kontingen China, Palestina, dan Timor Leste.
Bendera dan obor
Setelah parade kontingen, dilanjutkan pengibaran bendera Dewan Olimpiade Asia yang dilakukan oleh delapan atlet kawakan. Mereka adalah Lely Sampurno (menembak), Suharyadi (tenis), Sri Indriyani (angkat besi), Christian Hadinata, Markis Kido, dan Candra Wijaya (bulu tangkis), Kusuma Wardani dan Lilies Handayani (panahan). Selanjutnya, janji atlet dan wasit dibacakan pebasket Arki Dikania Wisnu dan wasit Wahyana.
Saat pertunjukan tari api, iringan pasukan pengibar bendera datang mengiringi pembawa obor pertama, Lanny Gumulya, peloncat indah peraih emas Asian Games Jakarta 1962.
Lanny berjalan melewati barisan penari, sebelum menyerahkan pada Arief Taufan, karateka peraih emas Asian Games 1998. Yustedjo Tarik, mantan petenis peraih emas Asian Games 1978 dan 1982 menjadi pembawa obor berikutnya, sebelum pelari Supriati Sutono, peraih emas Asian Games 1998, bertugas membawa obor mendaki gunung berapi di bagian belakang panggung.
Supriati, dengan tubuh kecilnya yang tegap, mengantarkan obor mendaki lalu menyerahkannya pada I Gusti Made Oka Sulaksana, peraih emas selancar angin Asian Games 1998 dan 2002. Oka mendaki cukup lama dan mendekati puncak, telah menanti peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 Susy Susanti.
Susy, yang membawa api dari New Delhi, India, dan menyatukannya dengan api abadi dari Mrapen, menjadi pembawa api terakhir yang menyalakan kaldron di puncak gunung berapi. Kirab obor mengelilingi negeri selama satu bulan pun berakhir.
Pesta kembang api mengakhiri kemeriahan upacara pembukaan. Namun, hasil latihan ribuan atlet, juga kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah, baru akan diuji dimulai hari Minggu ini, saat 19 cabang menggelar pertandingan. Sebanyak enam cabang menggelar nomor final dengan 21 medali emas. Selamat berlaga! (ADRIAN FAJRIANSYAH)