Kampanye Penggunaan Bahasa Indonesia yang Benar Makin Dibutuhkan
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa perlu dimantapkan. Kampanye penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dinilai semakin dibutuhkan, terutama kepada generasi muda saat ini. Generasi muda diharapkan terus mengutamakan Bahasa Indonesia, tanpa mengesampingkan bahasa daerah dan bahasa Inggris.
Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Dadang Suhendar seusai acara pemilihan Duta Bahasa Nasional 2018, Jumat (17/8/2018) malam menyampaikan, salah satu perekat kesatuan bangsa Indonesia adalah bahasa Indonesia. Untuk itu, generasi muda sebagai masa depan bangsa perlu memahami secara jelas makna bahasa Indonesia di tengah kemajemukan bangsa saat ini.
“Pada prinsipnya adalah utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing. Untuk bisa bersaing memang harus bisa mengusai bahasa asing, tetapi jangan lupa bahasa Indonesia itu bahasa negara yang merupakan tonggak utama simbol negara kesatuan kita,” katanya.
Ia berharap, dari pemilihan duta bahasa bisa menjadi salah satu kampanye bahasa yang baik dan benar kepada generasi muda. Duta bahasa diharapkan bisa menjadi agen pembinaan bahasa di ruang publik dan teladan pengguna bahasa Indonesia yang baik.
Dalam ajang tersebut, Duta Bahasa Jawa Barat terpilih untuk mengemban menjadi Duta Bahasa Nasional 2018. Mereka adalah Agatha Lidya Natania (23) dan Nursidik (23). Mereka terpilih setelah melewati beberapa penilaian, antara lain terkait kemampuan dan pengetahuan kebahasaan, prestasi krida kebahasaan, kepribadian dan penampilan, penampilan bakat dan minat, serta karakter dan sikap positif.
Agatha yang juga merupakan mahasiswa tingkat akhir Universitas Katolik Parahyangan, Bandung menyampaikan, kehadiran duta bahasa sangat relevan untuk kondisi saat ini. Tidak sedikit generasi muda di sekitarnya yang tidak paham menggunakan bahasa Indonesia yang baik benar.
“Kekeliruan yang sering dilakukan generasi muda saat ini itu sering mencampuradukan bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, baik secara lisan dan tulisan. Belum lagi banyak generasi muda yang bahkan tidak tahu padanan kata bahasa Indonesia, seperti download yang arti mengunduh atau upload yang artinya mengunggah,” ujarnya.
Sementara, bagi Nursidik, mahasiswa Universitas Kuningan, Jawa Barat jurusan pendidikan bahasa Inggris ini mengaku, bahasa merupakan jendela dunia sehingga sangat berpengaruh pada kehidupan di masa depan. Kemampuan berbahasa asing, terutama bahasa Ingrris juga tidak kalah penting untuk dimiliki.
Untuk bisa bersaing di dunia internasional, kemampuan berbahasa asing memang penting. Namun, bahasa Indonesia yang menjadi jati diri bangsa harus tetap diutamakan. Bahasa daerah juga harus dilestarikan karena bahasa ini menjadi kekayaan bangsa yang dibanggakan.
“Yang terpenting adalah tahu konteks kapan bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan bahasa daerah digunakan. Secara sederhana saya mulai gunakan bahasa yang baik dan benar lewat media sosial saya. Itu jauh lebih efektif untuk memperlihatkan penggunaan bahasa yang tepat kepada banyak orang,” ujarnya.
Adapun pemenang lain dalam ajang Duta Bahasa Nasional, yaitu juara terbaik kedua diperoleh Provinsi DKI Jakarta, juara terbaik ketiga (Provinsi Aceh), terbaik keempat (Sumatera Selatan), terbaik kelima (BALI), dan terbaik keenam (Jawa Timur). Sementara untuk juara harapan satu diraih Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, juara harapan dua untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur, juara harapan tiga untuk Provinsi Sumatera Utara, dan juara harapan empat untuk Provinsi Banten.
Selain itu, penghargaan lain yang diberikan adalah busana terbaik yang didapatkan oleh Provinsi Kalimantan Timur untuk busana putra dan Provinsi Kalimantan Selatan untuk busana terbaik putri. Untuk penghargaan media sosial favorit diperoleh oleh Provinsi Sulawesi Tenggara.