JAKARTA, KOMPAS – Semarak peringatan hari ulang tahun ke-73 Kemerdekaan Republik Indonesia di Kelurahan Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat Jumat (17/8/2018) ini menyatukan anak, pemuda dan kalangan yang lebih tua. Selain disemarakkan dengan perlombaan, kegiatan diisi dengan ketulusan berbagi.
Selepas shalat Jumat, sekitar pukul 13.00, beberapa pemuda di Kampung Irian IV RT 01 RW 06, Kelurahan Serdang, mengecat sebagian badan jalan di kampung mereka. Bermacam lomba digelar untuk memperingati ulang tahun ke-73 kemerdekaan Republik Indonesia. Lomba ini mulai dari balap karung, tarik tambang, lari kelereng, sampai memindahkan bendera ke dalam botol.
Muhammad Nurdin (31), seorang pemuda di kampung setempat menuturkan, tahun ini warga jauh lebih banyak mengerjakan penataan kampung. Selain melakukan persiapan untuk lomba 17 Agustusan, mereka jauh hari sebelumnya merias permukiman mereka dengan cat warna-warni.
“Kami jadikan satu tema antara persiapan 17-an sama mendukung Asian Games. Nah di RT 01, kami mengambil tema olahraga panjat tebing,” ungkap Nurdin sembari menyebut tema itu menjadi pola desain untuk hiasan kampung mereka.
Tak tampak kecanggungan di antara Nurdin bersama pemuda lain dan warga yang lebih tua. Mereka semua bahu-membahu menyiapkan kegiatan perlombaan. Ahmad Saifullah (48), seorang warga mendampingi pengecatan nomor lintasan untuk lomba. Dia mengatakan, rangkaian 17 Agustusan ini akan dimeriahkan pula dengan bazar murah makanan dan produk lain usaha warga RT06.
“Pada hari Minggu (19/8/2018), kami mengadakan bazar yang mencakup 18 RT. Warga menitipkan barangnya untuk dijual di bazar tersebut,” ujar Ahmad.
Sementara itu, depan kantor RW 01 Kelurahan Serdang, lima anak bersusah payah menghabiskan kerupuk yang terikat pada seutas tali. Pasalnya, ujung tali tersebut dikaitkan ke salah satu kaki mereka. Kerupuk pun bergerak naik-turun, terkadang di atas kepala mereka, atau bisa ke bawah dan persis di depan wajah mereka. Warga lain yang terdiri dari kalangan perempuan dan ibu, bersorak-sorak di dekat anak-anak itu. Tak terkecuali orang tua lainnya. Kaum lebih tua menyemangati anak-anak peserta lomba, sekaligus terhibur melihat tingkah mereka.
Sugiyatno (59), warga yang memandu persiapan teknis mata lomba di situ, mengungkapkan, setiap tahun mereka rutin mengadakan kegiatan lomba 17 Agustusan. Berbagai kegiatan lomba disusun untuk menampung partisipasi semua kalangan masyarakat.
“Selain makan kerupuk, kami mengadakan lomba mengambil uang yang disisipkan dalam pepaya, lomba joget buat ibu-bu, dan lomba karaoke. Jadi semua bisa ikutan,” kata Sugiyatno, staf administrasi RW 01.
Empat langkah dari tempat lomba, sudah didirikan panggung kecil untuk tempat lomba karaoke. “Malam ini kami mengadakan lomba karaoke, dan semua warga berkumpul seharian di sini,” kata Sugiyatno. Selain mengakrabkan warga di RW tersebut, kegiatan tersebut penting untuk mengingat jasa pahlawan.
“Generasi muda harus tahu jerih-payah pejuang waktu itu untuk meraih kemerdekaan. Jadi jangan cuma tahu enaknya aja,” ujarnya.
Serupa dengan itu, di RT 06/RW 02, Kelurahan Serdang, para warga berkumpul di halaman depan rumah Ketua RT 06. Saat Kompas menyambangi tempat tersebut, anak-anak sedang mengerumuni ikan-ikan kecil yang diletakkan di dalam baskom air. Sementara itu, ibu-ibu lansia duduk menonton dari deretan kursi lipat.
Rini Suryani, Ketua RT 06/RW 02 mendampingi anak-anak yang mengikuti lomba, termasuk memberitahu tata cara lomba. Ia menentukan pemenang lomba yang diketahui dari jumlah ikan yang berhasil dipindahkan ke baskom. “Ayo, anak-anak, siapa selanjutnya yang belum ikutan,” kata Rini mengajak anak-anak bergabung dalam lomba.
Di samping lomba memindahkan ikan, anak-anak berusia lebih kecil, yaitu 2-3 tahun ikut dalam keseruan lomba bola dalam keranjang. Masing-masing anak terlebih dahulu melihat contoh yang ditunjukkan pendamping lomba. Mereka diharuskan memindahkan bola-bola plastik dengan cepat dari satu keranjang ke keranjang lainnya. Adapun remaja SMP mengikuti lomba mengambil koin yang ditancapkan pada daging buah semangka yang dilumuri cokelat cair. Mereka agak kesulitan mengggit koin demi koin untuk mendapatkan jumlah terbanyak.
Kegiatan lomba diisi juga dengan pemberian bantuan sembako untuk sepuluh warga lansia. Sepaket sembako terdiri atas dua kilogram beras, setengah kilogram gula, teh celup, minyak goreng, dan sebotol kecap. Tak hanya itu, warga anak yatim dan janda diberikan santunan berupa uang dari sumbangan salah satu warga. (ROBERTUS RONY SETIAWAN)