Warga Antusias Saksikan Lomba Panjat Pinang di TMII
Oleh
Ayu Pratiwi
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hari Ulang Tahun Ke-73 Republik Indonesia dirayakan secara meriah dengan lomba panjat pinang anak-anak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Jumat (17/8/2018). Lomba seperti itu menjadi pelajaran bagi anak-anak bangsa untuk terus berjuang tanpa menyerah hingga akhirnya mencapai puncak prestasi.
”Filosofi dari panjat pinang adalah untuk mencapai sebuah kesuksesan di atas pohon itu. Kalau ingin mencapai sesuatu, kita harus berjuang dan siap melalui penderitaan,” kata Catur Yudianto, Kepala Bagian Pelestarian dan Pengembangan TMII, Jumat, di Jakarta.
Filosofi dari panjat pinang adalah untuk mencapai sebuah kesuksesan di atas pohon itu. Kalau ingin mencapai sesuatu, kita harus berjuang dan siap melalui penderitaan.
Panjat pinang menjadi lomba yang selalu digelar TMII dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Indonesia selama 35 tahun Yudi bekerja di sana. ”Melalui acara ini, kami juga ingin menghidupkan permainan anak-anak yang populer di kalangan masyarakat. Salah satunya adalah panjat pinang,” ujar Yudi.
Acara lomba panjat pinang untuk anak-anak remaja berusia 12-15 tahun itu berlangsung selama sekitar satu jam, sejak sekitar pukul 13.30 hingga pukul 14.30. Acara itu diikuti delapan kelompok yang masing-masing terdiri atas 15 anak. Untuk memanjat pohon licin yang dilumuri oli itu, anak-anak harus bahu-membahu mengangkat salah satu dari mereka hingga mencapai puncak.
Sejumlah hadiah berupa peralatan rumah tangga digantung dengan tali pada puncak pohon setinggi sekitar 5 meter itu. Anak yang berhasil meraih puncak akan melepaskannya dan hadiah itu ditangkap oleh rekannya di bawah.
Perjuangan meraih puncak pohon pinang itu paling dirasakan oleh kelompok yang selesai terakhir. Berkali-kali, ketika salah seorang dari mereka hampir mencapai puncak, anak-anak yang menyangganya dari bawah kehilangan keseimbangan karena licin. Walaupun kelompok lain berhasil menaklukkan puncak dan sudah menurunkan hadiahnya, kesulitan itu tidak meredakan semangat mereka untuk terus berjuang dan memenuhi misi lomba itu.
Penonton serta grup musik yang hadir pun turut menyemangati kelompok itu hingga mereka berhasil mencapai puncak pohon. Keberhasilan itu disambut dengan tepuk tangan serta teriakan semangat yang meriah.
Viky (16), salah seorang anak yang meraih puncak pohon pinang itu, merasa sangat puas ketika mencapainya. ”Strateginya adalah memiliki jiwa yang pantang menyerah,” ujarnya.
Linda dan Kristell, wisatawan asal Amerika Serikat, menyaksikan lomba panjat pinang itu untuk pertama kalinya. Bagi mereka, perlombaan itu unik dan belum pernah mereka lihat di negara lain.
”Pada awalnya kami tidak menyangka anak-anak itu dapat memanjat pohon licin setinggi itu. Mereka hebat sekali. Kami juga sangat senang dengan suasana selama perlombaan yang sangat ceria,” kata Linda yang berkunjung ke Jakarta khusus untuk menyaksikan Asian Games 2018 beserta sahabatnya, Kristell.