PM Italia Umumkan Kondisi Darurat Selama 12 Bulan di Genoa
Oleh
Retno Bintarti
·4 menit baca
GENOA, KAMIS — Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte, Rabu (15/8/2018), mengumumkan kondisi darurat selama 12 bulan di Genoa menyusul ambruknya jembatan jalan bebas hambatan yang menewaskan sedikitnya 39 orang. Ia juga mengonfirmasi rencana pemerintah mencabut kontrak perusahaan swasta, Autostrade per l’Italia, yang bertanggung jawab mengoperasikan dan memelihara jembatan dan Jalan Tol A10 yang melewati jembatan itu.
”Sidang kabinet sudah digelar, kami menyatakan kondisi darurat selama 12 bulan dan menyiapkan alokasi dana senilai 5 juta euro sebagai dana darurat nasional,” kata Conte dalam konferensi pers di Genoa seusai sidang kabinet.
”Tragedi ini tidak dapat diterima dalam masyarakat modern, dan pemerintah akan melakukan semua hal sesuai kewenangannya untuk mencegah semua jenis (kecelakaan) seperti ini terjadi lagi. Kami telah mengumumkan bahwa kami akan memulai proses pencabutan konsesi pada Autostrade,” kata Conte.
Menteri Transportasi Danilo Toninelli mengonfirmasi kepada kantor berita AFP bahwa kontrak pengelolaan Jalan Tol A10 merupakan satu-satunya kontrak yang diperiksa.
Upaya evakuasi para korban terus berlanjut memasuki malam kedua. Sekitar 200 meter ruas jembatan di Genoa tiba-tiba runtuh tanpa ada tanda-tanda sebelumnya. Lebih dari 30 kendaraan jatuh bersamaan dengan runtuhnya jembatan tersebut.
Conte menyebutkan, jumlah korban tewas masih bisa bertambah. Ia mengumumkan satu hari masa berkabung nasional, yang akan ditetapkan bersamaan dengan pemakaman para korban.
Tanggung jawab operator
Ambruknya jembatan bernama Jembatan Morandi itu menimbulkan kemarahan publik. Operator yang bertanggung jawab atas penggunaan dan perawatan jembatan akan dikenai denda besar dan dicabut konsesinya.
Wakil Perdana Menteri Italia Luigi Di Maio yang tiba di Genoa, Rabu (15/8/2018) pagi, mengatakan, tragedi itu seharusnya bisa dicegah. ”Autostrade seharusnya melakukan perawatan, dan hal itu tidak dilakukan,” kata Di Maio.
Autostrade merupakan perusahaan yang dipercaya untuk mengelola jembatan tersebut. Menteri Transportasi Danilo Toninelli mengatakan, Autostrade harus memberi kontribusi biaya pembangunan kembali jembatan tersebut dan juga membayar denda tinggi. ”Yang paling utama, pemimpin tertinggi Autostrade harus mundur,” kata Toninelli saat meninjau tempat kejadian.
Didampingi Menteri Dalam Negeri Matteo Salvini, Deputi PM Di Maio mengatakan, perusahaan swasta Autostrade selama bertahun-tahun telah menikmati pungutan tol miliaran euro. ”Namun, (perusahaan itu) tidak menyisihkan uang untuk hal yang seharusnya mereka lakukan dan oleh karena itu konsesinya seharusnya dicabut,” katanya.
”Hukuman terberat dimungkinkan dan juga memastikan siapa yang bertanggung jawab membayar ganti rugi terhadap mereka yang meninggal dan luka serta kerusakan, bukan kecil kemungkinan pidana,” kata Di Maio.
Ia telah memberi mandat kepada menteri transportasi agar mulai memeriksa perjanjian. Sanksi atas kesalahan bisa mencapai 150 juta euro.
Tragedi ini tidak dapat diterima di masyarakat modern.
Publik marah
Jembatan Morandi sepanjang 1,2 kilometer menghubungkan kota Genoa dengan bagian selatan Perancis, Selasa, roboh saat terjadi hujan lebat. Sebanyak 39 orang dipastikan tewas dan 15 orang luka-luka akibat robohnya jembatan berusia 51 tahun tersebut. Sampai Rabu malam, regu penolong masih terus mencari kemungkinan adanya korban lain.
Perdebatan langsung mengemuka, dan kejadian ini menimbulkan kemarahan publik. Pihak Autostrade menyatakan telah melakukan pemeriksaan regular terhadap kecanggihan dan struktur jembatan sebelum kecelakaan terjadi. Dalam hal ini, kata Autostrade, pihaknya memercayakan kepada perusahaan dan lembaga terkemuka dunia untuk melakukan tes dan pemeriksaan.
Autostrade menyebutkan, hasil pemeriksaan tersebut sudah dibawa dan mendapatkan persetujuan Kementerian Transportasi sesuai ketentuan dan kesepakatan konsesi.
Kondisi dan kemampuan jembatan menjadi sorotan para ahli. Insinyur spesialis dalam situs Ingegneri.info menerbitkan sebuah pendapat yang meragukan struktur Jembatan Morandi. ”Tinggal menunggu tragedi,” tulis situs web tentang jembatan itu.
Ahli konstruksi Antonio Brencish dari Universitas Genoa mengatakan, sebelum kejadian, dia sudah melihat jembatan itu sebagai kegagalan teknis.
Sementara masyarakat teknik sipil CNR mengatakan, struktur Jembatan Morandi sudah melewati batas pemakaian sejak jembatan itu dibangun pada tahun 1967. CNR meminta ada sebuah ”rencana Marshall” untuk memperbaiki atau mengganti jembatan-jembatan yang dibangun pada tahun 1950-1960-an.
Seorang perempuan yang berdiri di bawah jembatan mengungkapkan kepada stasiun televise RAI, jembatan hancur seperti tepung. Para ahli mencatat, karat dan cuaca bisa menjadi faktor ambruknya jembatan. (AFP/AP/REUTERS/SAM)