JAKARTA, KOMPAS — Rombongan kirab obor Asian Games 2018 area Jakarta Barat akan finis pada Kamis (16/8/2018) sore di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Kalijodo. Namun, menjelang tengah hari, warga telah berkerumun di lokasi acara.
Rasa penasaran terhadap prosesi kirab obor membuat mereka rela menunggu hingga berjam-jam. Rohmat (58), misalnya, warga RW 004 Kelurahan Kapuk Muara, Jakarta Utara, ini telah sampai pukul 13.00 di lokasi acara.
Siang itu, Rohmat tengah duduk di atas sepeda ontel miliknya. ”Saya belum pernah melihat kirab obor, makanya bela-belain datang ke sini,” kata pensiunan kuli serabutan ini.
Hal yang sama juga dialami oleh Lingga Pradita (25), warga RW 009 Kelurahan Sunter, Jakarta Utara. Dita turut memboyong anaknya yang baru berusia satu tahun.
Ibu dan anak ini telah nongkrong di depan Jalan Pangeran Tubagus Angke, Jakarta Barat, pukul 13.00. Sementara Kompas mewawancarainya pada pukul 15.00. Rombongan kirab obor belum menunjukkan tanda-tanda akan tiba.
”Saya akan tetap menunggu kirab obor. Mumpung Indonesia menjadi tuan rumah dan kesempatan seperti ini belum tentu ada di tahun-tahun selanjutnya,” kata Dita.
Pada kesempatan ini, Dita menitip pesan kepada atlet Indonesia. Menurut dia, atlet Indonesia harus menjaga sportivitas.
”Kalau bisa atlet Indonesia menang. Tetapi kalau kalah, mereka harus menerima kekalahannya itu,” kata Dita.
Selain warga, para siswa yang datang ke acara ini justru harus menunggu lebih lama. Rata-rata mereka datang sebelum pukul 12.00.
Dinda Larasati (15), misalnya, siswa Kelas X SMK Candra Naya, mengatakan, ia sudah datang sejak pukul 11.00. Dia sempat bosan karena menunggu terlalu lama. Ditambah lagi sinar matahari sedang terik-teriknya.
”Tadinya sempat bosan, capek juga karena panas-panasan. Tetapi untung banyak hiburan di sini,” kata Dinda.
Di samping RPTRA Kalijodo terdapat panggung yang dilengkapi dengan seperangkat alat musik. Para siswa berjoget sambil menirukan lagu ”Sayang” Via Vallen yang dilantunkan penyanyi panggung.
Di depan RPTRA Kalijodo, warga RW 009 Kelurahan Angke, Jakarta Barat, menyajikan reog Ponorogo ”imitasi”. Mereka memanfaatkan kardus dan plastik pembungkus kado untuk membuat reog.
”Kalau buat yang asli, biayanya mahal. Makanya, kami buat reog dari bahan yang tak terpakai ini,” kata Cak Eri, selaku pemimpin pertunjukan.
Warga berkerumun menyaksikan pertunjukan tersebut. Tak ketinggalan, para ibu turut menjajal kuda lumping yang terbuat dari kardus itu.
Kirab obor datang
Rombongan kirab obor Asian Games 2018 tiba di gerbang RPTRA Kalijodo pukul 16.32. Warga dan pihak media harus berjibaku dengan pihak keamanan agar dapat mengabadikan api abadi yang diambil dari India itu.
Saat memasuki gerbang, obor diterima oleh Sekretaris Kota Administrasi Jakarta Barat Eldi Andi. Api dari obor tersebut sempat mati beberapa saat dan membuat rombongan terhenti di pintu gerbang.
Setelah diganti dengan obor baru, Eldi membawanya ke atas panggung dan memberikannya kepada Wakil Wali Kota Jakarta Utara Junaedi. Tak lama berselang, api dimasukkan ke lentera (tinder box) lantas dibawa ke Jakarta Utara.
Eldi berterima kasih kepada masyarakat yang antusias menyaksikan kirab obor Asian Games di Jakarta Barat. ”Semoga atlet-atlet Indonesia bisa berprestasi di Asian Games kali ini,” kata Eldi. (INSAN ALFAJRI)