Tim penyelidik Amerika Serikat pada Minggu (12/8/2018) mengatakan bahwa mereka telah menemukan perekam data penerbangan pesawat Horizon Air yang dicuri oleh pegawai Horizon Air, Richard Russell, dari Bandara Seattle, Washington, AS. Kotak hitam ditemukan di tengah puing-puing pesawat di Pulau Ketron, Puget Sound, Washington.
Sebelum pesawat yang dibajaknya itu jatuh, Russell melempar guyonan dan memuji sikap profesional pengendali lalu lintas udara serta meminta maaf karena membuat keributan. Russel sempat melakukan aksi akrobatik, membuat satu loop (lingkaran), sebelum pesawat terjun di pulau yang berhutan lebat tersebut.
”Saya pikir saya akan mencoba melakukan manuver memutar, dan jika itu berjalan baik, saya akan menurunkan pesawat,” kata Russell dari kokpit, sesuai rekaman percakapannya dengan petugas pengendali lalu lintas udara.
Russel sempat melakukan aksi akrobatik, membuat satu loop (lingkaran), sebelum pesawat terjun di pulau yang berhutan lebat tersebut.
Kepala Wilayah Pasifik Barat Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) Debra Eckrote mengatakan kepada CNN bahwa setelah jatuh melalui beberapa lajur pohon setinggi 30 meter, pesawat Bombardier Q400 pecah menjadi potongan-potongan kecil yang bisa diambil dengan tangan. ”Anda bahkan tidak bisa mengatakan itu adalah potongan pesawat kecuali beberapa bagian yang lebih besar, seperti bagian sayap. Bahkan, sebagian besar bagian-bagian kecil itu tidak menyerupai pesawat,” ujarnya.
Eckrote menjelaskan, perekam data penerbangan yang umumnya dikenal sebagai kotak hitam ditemukan terbakar, tetapi kondisinya utuh. Tim penyelidik NTSB minggu depan mengirim perekam data itu ke Washington DC untuk menganalisis data guna mendapatkan petunjuk terkait kecelakaan pesawat yang dicuri itu.
Dua jet tempur F-15 mengejar pesawat turboprop bermesin ganda yang dibajak oleh Richard Russell pada Jumat malam pekan lalu.
Selama mengudara, Russell menerbangkan pesawat dalam satu lingkaran. Aksi Russell yang tidak masuk akal ini tertangkap dalam video. Saat dikejar dua jet tempur, pesawat yang dibajak Russell jatuh di Pulau Ketron, sebuah pulau kecil berhutan lebat di Puget Sound.
Saat dikejar dua jet tempur, pesawat yang dibajak Russell jatuh di Pulau Ketron, sebuah pulau kecil berhutan lebat di Puget Sound.
Pihak berwenang mengesampingkan adanya unsur terorisme dan memutuskan bahwa Russell telah terbang sendirian. Menurut pejabat terkait, tidak ada seorang pun selain Russell yang terluka. Pesawat militer F-15 tidak menembak jatuh pesawat tersebut.
Petugas keamanan setempat menggambarkan tindakan Russell sebagai ”bunuh diri” ketika terbang dengan pesawat tak berpenumpang dari bandara utama Seattle, Jumat malam. Rekan-rekan kerja mengingatnya sebagai sosok yang pendiam dan sangat ramah.
Mengejutkan
Keluarga Russell mengatakan, insiden pembajakan pesawat yang dilakukan oleh Russell benar-benar mengejutkan. ”Mungkin tampak sulit bagi mereka yang menonton di rumah untuk percaya, tetapi Beebo (panggilan Russell) adalah seorang pria yang hangat dan penuh kasih,” ujar keluarga dalam sebuah surat. ”Kami tercengang dan hati kami hancur oleh insiden itu. Dia adalah seorang suami yang setia, seorang putra yang penuh kasih, dan seorang teman yang baik.”
Russell bekerja di Horizon (perusahaan afiliasi Alaska Airlines) sejak 2015, bertugas sebagai kru penarik pesawat, memuat dan membongkar kargo, serta membersihkan pesawat.
Berdasarkan blog pribadinya, unggahan terakhir pada Desember 2017, Russell tampak menikmati pekerjaannya. Dia menggunakan fasilitas perjalanan dengan maskapai penerbangan tersebut untuk mengunjungi tempat-tempat, seperti Irlandia dan Perancis.
Russell juga seorang pemimpin dalam Young Life, pelayanan pemuda Kristen lokal. ”Dia sangat ramah,” kata Hannah Holmes yang juga terlibat dalam Young Life kepada The Seattle Times.
Kantor FBI Seattle mengatakan pada Minggu bahwa mereka telah memulihkan perekam data penerbangan dan komponen perekam suara kokpit dari pesawat Horizon. NTSB sedang memprosesnya. FBI juga mengatakan menemukan jenazah Russell di antara reruntuhan. (AFP/AP)