PROBOLINGGO, KOMPAS — Ratusan bendera Merah Putih berkibar di lautan pasir kawasan Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Selasa (14/8/2018). Pemasangan bendera itu dalam rangka menyambut peringatan HUT Ke-73 RI pada 17 Agustus mendatang serta untuk memperingati Hari Pramuka.
Mereka yang memasang bendera adalah masyarakat Tengger di Kecamatan Sukapura bersama elemen masyarakat lain di Kabupaten Probolinggo.
Kegiatan yang bertajuk ”Sumpah Merah Putih” tersebut melibatkan 1.700 warga. Selain memasang 218 bendera Merah Putih di lautan pasir Bromo, mereka juga membacakan Sumpah Merah Putih.
Peserta pembaca Sumpah Merah Putih adalah warga Tengger, pelaku wisata, masyarakat umum, pelajar SD-SMA, dan polisi. Selain mengenakan baju adat Tengger, peserta juga mengenakan baju pramuka.
”Kegiatan ini selain menyambut HUT Ke-73 RI juga untuk memperingati Hari Pramuka. Inti kegiatan adalah memupuk rasa nasionalisme serta ingin menegaskan bahwa kami menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika,” tutur Camat Sukapura Yulius Christian, Selasa.
Dalam rangkaian kegiatan itu, dilakukan juga pentas massal tari rerere, yaitu tarian khas Probolinggo. Total penari rerere sebanyak 325 orang, terdiri dari siswa SD, SMP, dan SMA.
”Kami mengusung semangat cinta Tanah Air, Bhinneka Tinggal Ika, dan gotong royong dalam kegiatan ini. Sebab, ratusan bendera yang kami pasang berasal dari masyarakat sendiri, mulai dari pedagang, hotel, pengelola jasa wisata, dan lainnya,” ujar Yulius. Ratusan bendera Merah Putih itu akan dipasang di laut pasir selama lebih kurang seminggu.
Kegiatan Sumpah Merah Putih di laut pasir Bromo tersebut merupakan pertama kalinya. Peringatan HUT Ke-72 RI tahun 2017 dilakukan di Desa Watulumpang, yang saat itu merupakan desa tertinggal di Sukapura.
”Kegiatan kali ini juga ada hubungannya dengan wisata. Harapannya, jika nanti kegiatan ini bisa dirutinkan, bisa jadi salah satu agenda wisata yang tentu saja akan bermanfaat bagi masyarakat setempat,” lanjut Yulius.
Pemerintah Kabupaten Probolinggo berharap pentas itu mampu mendongkrak kunjungan wisata di Bromo. Kunjungan wisata di Gunung Bromo terus naik sejak ada ajang Eksotika Bromo. Tahun 2018 merupakan tahun kedua Eksotika Bromo.
”Tahun 2016, jumlah kunjungan ke Probolinggo 111.000 wisatawan nusantara. Tahun 2017, naik menjadi 138.000 wisatawan. Tahun 2018, kami menargetkan kunjungan sebanyak 150.000 orang,” tutur Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, dan Budaya Kabupaten Probolinggo M Sidik Wijanarko.