Lokasi Pesawat Dimonim Air yang Hilang Kontak Ditemukan
Oleh
Fabio Costa
·2 menit baca
Hasil pencitraan Google Map terhadap lokasi yang diduga sebagai tempat jatuhnya pesawat Dimonim Air PK-HVQ. Pesawat yang mengangkut sembilan orang ini hilang kontak dalam perjalanan dari Tanah Merah ke Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sabtu (11/8/2018).JAYAPURA, KOMPAS — Operasi pencarian pesawat perintis Dimonim Air jenis Pilatus yang hilang kontak akhirnya membuahkan hasil pada Minggu (12/8/2018) pagi. Dari hasil pantauan udara, lokasi jatuhnya pesawat ditemukan berada pada koordinat 04 51.07 Lintang Selatan dan 140 35.94 Bujur Timur.
Hal ini disampaikan anggota staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi Perwakilan Papua, Norbert Tunjanan, di Jayapura, Minggu.
Norbert mengatakan, tim pencari menggunakan pesawat Dimonim Air jenis Karavan untuk menemukan lokasi jatuhnya pesawat tersebut pada pukul 06.15 WIT.
”Mereka menemukan pesawat pada ketinggian 6.500 kaki. Dari laporan pesawat, kondisi badan pesawat hancur lebur,” kata Norbert.
Diketahui pesawat perintis dari maskapai Dimonim Air dengan rute Tanah Merah, Boven Digoel, ke daerah Oksibil hilang kontak pada Sabtu pukul 14.50 WIT.
Pesawat dengan nomor registrasi PK-HVQ ini mengangkut dua awak pesawat dan tujuh penumpang. Mereka adalah pilot Leslie Severe asal Papua Niugini, kopilot Wayan Sugapa, Sudir Zakana, Martina Uropmabin, Hendrikus Kamiw, Lidia Kamiw, Jamaluddin, Naimus, dan Jumaidi.
Kepala Kantor SAR Jayapura Putu Arga Sujarwadi saat dihubungi dari Jayapura menuturkan, pihaknya akan menerjunkan 80 petugas beserta dua helikopter dan satu pesawat berbadan kecil jenis Karavan untuk membantu proses evakuasi para penumpang dari Gunung Menuk.
Ia pun mengungkapkan, kemungkinan faktor cuaca buruk yang menyebabkan pesawat Dimonim Air diduga mengalami insiden di Menuk. Dalam beberapa hari terakhir, kondisi cuaca di Oksibil berkabut.
”Perjalanan darat ke lokasi yang diduga jatuhnya pesawat sekitar sembilan jam. Karena itu, kami akan memprioritaskan evakuasi menggunakan jalur udara,” ujar Putu Arga.
Pegunungan Bintang termasuk salah satu daerah yang rawan kecelakaan pesawat di kawasan Pegunungan Tengah Papua.
Sebelumnya, pesawat Trigana Air yang mengangkut 54 orang jatuh di Distrik Okbape pada 16 Agustus 2015. Semua penumpang tewas dalam insiden ini.
Kemudian, pesawat PK-FSO tipe C208 Caravan yang dipiloti Komisaris Rio Pasaribu dari Tanah Merah, Kabupaten Boven Digoel, tujuan Oksibil dengan membawa barang kebutuhan pokok jatuh di Bukit Anem, Pegunungan Bintang, pada 12 April 2017. Rio ditemukan tewas oleh tim SAR.