JAYAPURA, KOMPAS — Warga mendengar bunyi ledakan di sebuah gunung di Kampung Okatem, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Sabtu (11/8/2018) sore. Diduga lokasi tersebut tempat jatuhnya pesawat perintis Dimonin Air dari Maskapai Dimonin Air dari Tanah Merah, Boven Digoel, ke daerah Oksibil yang hilang kontak.
Hal ini diungkapkan Kepala Polres Pegunungan Bintang Ajun Komisaris Besar Michael Mumbunan saat dihubungi dari Jayapura.
Michael menuturkan, salah satu anggota Polres Pegunungan Bintang mendapatkan laporan dari warga terkena bunyi ledakan di salah satu gunung di Okatem.
”Warga mendengar bunyi ledakan, tetapi tidak melihat api dan asap. Sebab, kondisi cuaca di Oksibil sangat buruk dengan berkabut sejak dari pagi,” tutur Michael.
Pesawat yang hilang kontak merupakan pesawat jenis PAC 750 dengan nomor registrasi PK-HVQ. Kapal ini mengangkut dua awak pesawat dan tujuh penumpang.
Identitas para penumpang adalah Pilot Leslie Sevuve, Kopilot Wayan Sugapa, Sudir Zakana, Martina Uropmabin, Hendrikus Kamiw, Lidia Kamiw, Jamaluddin, Naimus, dan Jumaidi.
Staf Komite Nasional Keselamatan Transportasi Perwakilan Papua, Norbert Tunjanan, ketika dikonfirmasi membenarkan hilangnya kontaknya pesawat Dimonin Air rute Tanah Merah-Oksibil.
”Pilot pesawat bernama Leslie Sevuve. Pesawat terbang dari Tanah Merah ke Oksibil pada pukul 13.42 WIT,” kata Norbert.
Ia menuturkan, perjalanan dengan pesawat perintis dari Tanah Merah ke Bandar Udara Oksibil hanya memakan waktu 40 menit.
”Seharusnya pesawat Dimonin tiba di Oksibil pada pukul 14.20. Namun, hingga pukul 17.00, belum ada kabar tentang nasib pesawat ini,” tuturnya.
Staf Humas Kantor SAR Jayapura, Yadianto, mengatakan, pihaknya belum dapat memberikan keterangan lebih lengkap terkait pesawat Dimonin Air PK-HVQ yang hilang kontak.
”Saat ini kami masih berkoordinasi dengan sejumlah pihak, seperti aparat kepolisian dan pemda setempat, untuk melacak keberadaan pesawat tersebut,” tutur Yadianto.