Indonesia-Malaysia Kolaborasi Wujudkan Mobil ASEAN
Oleh
MUKHAMAD KURNIAWAN
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Malaysia melalui Institut Otomotif Indonesia (IOI) dan Malaysia Automotive Institute (MAI) menjalin kerja sama di industri otomotif. Kolaborasi ini diharapkan bisa mewujudkan ambisi menciptakan mobil ASEAN di masa mendatang.
Kerja sama ditandai dengan penandatanganan nota kesepakatan (MOA) antara IOI dan MAI di Hotel Ritz-Carlton, Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (10/8/2018). Prosesi ini disaksikan oleh Direktur Jenderal Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Kementerian Perindustrian Indonesia serta Menteri Perdagangan Antarbangsa dan Industri Malaysia.
Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Kemenperin I Gusti Putu Suryawirawan mengatakan, fokus utama dalam MOA ini adalah pengembangan sumber daya manusia, pengembangan rantai pasokan, dan pengembangan teknologi. Dengan kerja sama ini, diharapkan terjadi transfer teknologi, pengetahuan, dan bisnis di antara kedua negara.
”Kawasan ASEAN dihuni sekitar 650 juta jiwa. Ini sangat potensial untuk industri otomotif Indonesia dan Malaysia. Melalui kolaborasi ini, kita harapkan bisa bersama-sama mengembangkan mobil ASEAN,” kata I Gusti. Saat ini, total industri komponen Indonesia dan Malaysia mencapai 2.000 perusahaan.
Kemampuan kedua negara dalam menghasilkan komponen untuk suatu model mobil sudah mencapai 90 persen.
Menteri Perdagangan Antarbangsa dan Industri Malaysia YB Darell Leiking menjelaskan, kerja sama ini telah dimulai dengan nota kesepahaman (MOU) di awal 2017. Kemudian dilanjutkan dengan program pencocokan bisnis bersama antara vendor otomotif Malaysia dan Indonesia pada Maret 2018 di Jakarta.
Hasilnya, 10 vendor Malaysia telah berhasil mengidentifikasi mitra bisnis potensial mereka di Indonesia. Dua vendor Malaysia, yaitu PHN Industry Sdn Bhd dan Betamek Electronics Sdn Bhd, dalam proses menyelesaikan proposal kerja sama mereka dengan PT Ganding Toolsindo dan RT Rekadaya.
”Ini juga adalah tindak lanjut kunjungan PM (Mahathir Mohamad) ke Indonesia berkenaan dengan kerja sama di bidang otomotif dan juga kemungkinan mewujudkan mobil ASEAN,” ujarnya.
CEO MAI Dato Mohamad Madani Sahari mengatakan, MAI dan IOI akan membantu vendor dari kedua negara dari segi pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan rantai pasokan. Selanjutnya, juga akan dilakukan penelitian dan pengembangan mengenai teknologi terbaru dalam menciptakan kendaraan masa depan.
”Kemampuan kedua negara dalam menghasilkan komponen untuk suatu model mobil sudah mencapai 90 persen. Kemampuan yang sangat besar sebenarnya kalau kita gabungkan,” ujarnya.
Menurut Presiden IOI I Made Dana Tangkas, mobil ASEAN adalah mobil yang 100 persen komponennya diproduksi di negara ASEAN. Saat ini, konten lokal yang mesti dipenuhi negara masing-masing di atas 40 persen.
”Kalau ini sudah mencapai 100 persen ASEAN kontennya, kan sudah bisa disebut mobil ASEAN. Kita akan riset lebih lanjut sehingga mendapatkan ASEAN konten yang maksimal,” ujar I Made.
Ke depannya, kata I Made, tidak tertutup kemungkinan negara anggota ASEAN lainnya bergabung dalam kerja sama ini sehingga terbentuk Federasi Institut Otomotif ASEAN.
”Sehingga sama-sama memikirkan nasib rakyat ASEAN supaya benefit-nya bisa dinikmati masyarakat ASEAN itu sendiri. Masyarakat ASEAN bisa mandiri di wilayahnya sendiri,” ujarnya. (YOLA SASTRA)