PLTS Bermanfaat, Warga Berharap Kapasitas Ditambah
Oleh
ICHWAN SUSANTO
·3 menit baca
KARIMUNJAWA, KOMPAS – Warga di pulau terpencil seperti Pulau Parang, Genting, dan Nyamuk di Kepulauan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah kini menikmati pasokan listrik lebih besar dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya. Namun suplai listrik yang akan dikelola daerah ini masih belum mampu menopang kebutuhan nelayan untuk alat pembeku es batu dan ikan.
Masyarakat di pulau-pulau tersebut berharap pelayanan listrik diperbesar agar mereka memiliki kesempatan meningkatkan pendapatan. Minimal, kondisinya sama dengan masyarakat di pusat Kepulauan Karimunjawa, yaitu di Pulau Karimun dan Pulau Kemojan, yang telah memiliki aliran listrik stabil sejak dikelola PLN pada tahun 2016.
Petinggi (Kepala) Desa Parang Muh Zaenal Arifin, Rabu (8/8/2018), di Pulau Parang, mengatakan, saat ini warga desanya telah merasakan suplai listrik 1.500 Watt jam per hari atau selama 24 jam. Sebelumnya, mereka merasakan aliran listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel selama 6 jam per hari.
Kapasitas listrik sebesar itu cukup untuk keperluan lampu penerangan, televisi, dan alat masak nasi. Kondisi ini dirasakan sejak instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dari Program Bantuan Lingkungan Danida Denmark Fase 3 (ESP 3) selesai dirakit dan diujicoba hingga kini.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ESP3 ini memperkuat PLTS yang telah dibangun Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM pada tahun 2014. Saat ini, PLTS ESP3 memiliki kapasitas 60 kWp dan PLTS Kementerian ESDM berkapasitas 75 Kw. Dengan PLTS Kementerian ESDM, warga Parang menikmati pasokan listrik 600 Wh per 24 jam.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya ESP3 ini memperkuat PLTS yang telah dibangun Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM pada tahun 2014.
Penambahan layanan listrik kini menjadi 1.500 Wh per 24 jam, kata Aminun, operator PLTS dan PLTD Desa Parang, karena PLTS ESP3 memiliki teknologi saluran listrik langsung ke warga saat siang hari. Baterai hanya berfungsi saat pasokan energi dari sinar matahari telah habis.
Menghemat minyak
Muh Zaenal Arifin mengatakan, kekuatan PLTS ini bisa menghemat minyak yang digunakan PLTD. Pada kondisi normal, PLTD menggunakan 70 liter solar industri seharga Rp 11.000 per liter untuk membangkitkan listrik selama 6 jam.
Ke depan, PLTD tetap digunakan untuk mendukung PLTS yang diperkirakan berfungsi minimal saat mendung atau hujan pada cuaca buruk di musim barat, mulai akhir Desember hingga Maret. Pada musim barat seperti ini, di waktu lalu, Karimunjawa kerap menjadi gelap-gulita karena pasokan BBM untuk PLTD terhambat gelombang tinggi.
Di Pulau Genting, sekitar 30 menit menggunakan kapal cepat dari pusat kecamatan Karimunjawa di Pulau Karimun, kondisinya pun serupa. Di desa ini baru kali ini dipasang PLTS. Dalam hal ini, ESP3 memasang PLTS berkekuatan 36 kWp yang mampu menerangi 96 rumah dengan kapasitas 1.500 Wh per hari.
Eko Priyono, operator PLTD dan kini ditambah PLTS di Desa Genting, mengatakan, sejak sebulan terakhir PLTS telah diujicobakan secara penuh 24 jam. Hasilnya, bisa meniadakan penggunaan bahan bakar minyak solar PLTD sebanyak 35 liter per hari (untuk aliran listrik selama 6 jam).
Sejak sebulan terakhir PLTS telah diujicobakan secara penuh 24 jam. Hasilnya, bisa meniadakan penggunaan bahan bakar minyak solar PLTD sebanyak 35 liter per hari (untuk aliran listrik selama 6 jam).
Ia pun mengatakan, warga setempat juga berharap kapasitas bisa ditingkatkan agar warga bisa memanfaatkan listrik untuk pembuatan es dan membekukan ikan. Beberapa warga, karena kurang informasi, telanjur membeli freezer dan hanya bertahan sekitar 4 jam dengan kapasitas 1.500 Wh per hari.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan yang membawahi UPTD PLTD dan PLTS, Ratib Zaini, mengatakan akan menyerap dan mengusulkan kebutuhan warga ini ke bupati. “Kami mendukung keberadaan PLTS karena sangat bermanfaat bagi masyarakat. Kami sesuaikan dengan kemampuan dan kapasitas kami,” kata dia.
Manajer PLTD dan PLTS yang juga Sekretaris Kecamatan Karimunjawa Nor Soleh Eko P mengatakan, keberadaan PLTS diperkirakan membuat konsumsi bahan bakar minyak di Pulau Genting, Parang, dan Nyamuk berkurang. Karena baru sebulan diujicoba secara penuh, ia belum memiliki data penurunan pemanfaatan BBM. Sementara terkait BBM yang telanjur ada di pulau-pulau tersebut bisa dimanfaatkan sebagai cadangan saat musim barat nanti.