BADUNG, KOMPAS Pergelaran seni bertajuk Swadharma Ning Pertiwi, atau dimaknai sebagai persembahan kepada Nusantara, menyemarakkan syukuran atas rampungnya pembangunan Garuda Wisnu Kencana, patung yang menjulang setinggi 121 meter dari permukaan tanah, di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana, Bukit Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (4/8/2018) malam.
Pergelaran seni Swadharma Ning Pertiwi melibatkan sederet seniman, antara lain penyanyi Dira Sugandi dan Ayu Laksmi, penari I Ketut Rina dan Keni K Soeriaatmadja, serta koreografer Eko Supriyanto. Sekitar 100 penari terlibat dalam pertunjukan yang menceritakan pertemuan antara Dewa Wisnu dan makhluk garuda. Seniman teater Wawan Sofwan bertindak sebagai sutradara dalam pergelaran berdurasi sekitar 70 menit itu.
Para penari mempertontonkan pula kreasinya dengan api. Api dipilih sebagai simbol atas semangat dan kegigihan, untuk mencerminkan keteguhan penggagas patung itu, perupa Nyoman Nuarta, yang setia merampungkan karyanya selama 28 tahun, menerabas banyak kendala.
”Proyek ini seperti mimpi. Banyak yang bilang tidak akan jadi. Bayangan mereka, proyek ini mahal sekali,” ujar Nuarta dalam sambutannya sebelum pertunjukan. Pada masa krisis ekonomi tahun 1997, proyek ini terhenti. Belakangan, dia bertemu dengan investor The Nin King yang meyakinkannya bahwa pekerjaan itu akan selesai.
Hadiah bagi Indonesia
Pada Selasa (31/7), pekerja PT Siluet Nyoman Nuarta, pelaksana proyek, memasang modul terakhir, pelengkap bentuk sayap di bagian atas. Patung berbahan tembaga dan kuningan itu terdiri atas 754 modul, keping-keping penyusun kulit patung. Menurut Nyoman, dirinya ingin merampungkan bangunan utuh patung pada Agustus sebagai hadiah ulang tahun ke-73 Republik Indonesia.
Dalam pergelaran itu, api juga dianggap sebagai pemersatu Nusantara. Hal itu tecermin dalam penggunaan unsur api dalam menyatukan modul-modul dari patung tersebut.
Pergelaran itu juga diisi pertunjukan multimedia, yakni visualisasi patung dengan pencahayaan atau video mapping. Para tamu yang menghadiri syukuran di kawasan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana itu mengagumi penampakan patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) saat disorot cahaya berwarna-warni dari 16 proyektor.
Para seniman yang mengerjakan patung Garuda Wisnu Kencana turut dihadirkan pada pergelaran Swadharma Ning Pertiwi. Mereka bersama-sama dengan para penampil menyanyikan lagu ”Bagimu Negeri” saat menjelang akhir pergelaran. Gerimis yang turun menambah suasana keharuan sekaligus kebanggaan karena mereka bisa merampungkan patung GWK.
Deputi Pengembangan Pemasaran Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan, Kementerian Pariwisata menyambut baik dan mengapresiasi positif keberadaan patung GWK dan Taman Budaya GWK. Menurut Pitana, berdirinya patung GWK akan memberikan manfaat terhadap Bali dan Indonesia. Patung GWK akan menjadi ikon baru bagi pariwisata Indonesia.
”Garuda Wisnu Kencana adalah bentuk pengayaan pariwisata Indonesia. Kami yakin, Garuda Wisnu Kencana akan menjadi identitas Bali dan Indonesia karena Garuda Wisnu Kencana memiliki kesinambungan modernitas dengan budaya tradisional,” kata Pitana dalam sambutannya mewakili Menteri Pariwisata Arief Yahya. (COK/HEI/CAN)