Pendidikan Wirausaha dan Teknologi Lahirkan Inovasi
Oleh
PRAYOGI DWI SULISTYO
·3 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Pendidikan dengan dasar ilmu wirausaha dan teknologi dibutuhkan agar dapat menghasilkan inovasi yang berguna bagi masyarakat. Pendidikan tersebut dipandang dapat menghasilkan pengusaha yang handal.
Rektor Universitas Prasetiya Mulya Djisman Simandjuntak mengatakan, inovasi dibutuhkan untuk menjawab tantangan di masa depan. “Perusahaan yang tidak berinovasi akan tergerus oleh pesaing yang terus mengembangkan ide-ide baru untuk memenangkan pasar,” kata Djisman dalam konferensi pers Prasetiya Mulya Innovation Day di Tangerang, Jumat (3/8/2018).
Djisman menjelaskan, kehidupan merupakan kumulasi dari berbagai inovasi. Produk dan proses di masa lima tahun mendatang belum ada di masa sekarang. Sistem komputerisasi akan terus berkembang dan keamanan siber menjadi sebuah bisnis yang besar.
Ilmu pengetahuan dan bisnis menjadi saling terhubung. Seni dan pengetahuan kebutuhan pasar dibutuhkan untuk inovasi sehingga dapat diterima oleh konsumen.
Setiap tahun, Prasetiya Mulya membuat Innovation Day agar dapat berkolaborasi dengan sekolah menengah atas. Melalui kegiatan ini, diharapkan mendapat siswa yang inovatif. “Kami akan mendidiknya secara bertahap sehingga dapat menjadi warga yang unggul dalam profesinya dan mampu membagikan nilai fundamental bagi bangsa Indonesia,” kata Djisman.
Dekan School of Business and Economics Universitas Prasetiya Mulya Agus W Soehadi mengatakan, dalam proses pendidikan, mahasiswa selalu dididik untuk memulai sesuatu dari nol. “Mereka selalu dihadapkan pada sesuatu yang baru,” ujar Agus.
Proses pendidikan dengan sistem seperti ini membutuhkan latihan secara terus menerus untuk berkembang. Secara teori, mereka membutuhkan kajian yang dapat diterapkan pada dunia kerja. Mahasiswa diberikan latihan-latihan agar memiliki kemampuan untuk meneliti di masa depan.
Sebagai contoh, mahasiswa belajar mengelola sebuah start up atau perusahaan berbasis teknologi digital hingga mampu berhubungan dengan investor. Mereka belajar berbisnis dan menawarkan start up ke investor.
Dalam pengelolaan tersebut, mahasiswa perlu memahami integrasi antara sistem online dan offline. Keduanya saling berkaitan sehingga membutuhkan berbagai bidang keilmuan.
Mahasiswa juga diberikan pengetahuan teknologi sehingga melahirkan inovasi. Dekan School of Applied STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematichs) Janson Naiborhu menjelakan, inovasi teknologi perlu memperhatikan kepentingan ekonomi sehingga dapat dinikmati masyarakat.
“Secara konseptual, kita harus membayangkan kehidupan pada lima hingga sepuluh tahun ke depan,” kata Janson. Sebagai contoh, mahasiswa akan membayangkan cara seorang koki berkolaborasi dengan ilmu kimia dan teknologi digital. Mahasiswa akan diajak berpikir cara koki tersebut menghasilkan makanan yang sehat dan memiliki tujuan lainnya.
Pada ilmu matematika, mahasiswa juga diarahkan pada tujuan bisnis. Mereka mulai mempelajari produk asuransi dan saham, serta ilmu praktis lain yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Praktik
Metode pembelajaran dengan cara praktik mampu membuat mahasiswa lebih memahami permasalahan yang ada di masyarakat. Mereka belajar berbisnis dan bekerja secara profesional.
Wayan (22), mahasiswa semester 8 jurusan Business, Universitas Prasetiya Mulya mulai belajar menjadi mahasiswa. Ia belajar membuat usaha minyak rambut. Wayan menggunakan modal pribadi untuk membangun usaha tersebut.
Ia tidak sekadar membuat, tetapi juga belajar memasarkannya. Wayan mengatakan, usaha tersebut dikatakan berhasil apabila ada transaksi dan menguntungkan. Apabila gagal, ia harus berusaha mengejar nilai dengan melamar ke perusahaan yang dibuat temannya.
Mereka mendapat bimbingan dari dosen untuk menghadapi permasalahan yang dialami. Dari permasalahan tersebut, Wayan belajar memperbaiki cara mengembangkan usahanya.
Sementara itu, Ratna (19), mahasiswa semester 2 jurusan Business Mathematics, Universitas Prasetitya Mulya menceritakan pengalamannya bekerja di sebuah perusahaan asuransi selama sebulan ketika masih semester 1. Ia bekerja secara profesional layaknya seorang karyawan dan mendapatkan gaji.
Dalam proses magang tersebut, ia mendapat pendampingan dari para karyawan senior. Dari pengalamannya tersebut, Ratna mendapatkan gambaran tentang dunia kerja.
Faculty Member Business Mathematics Maria Zefanya Sampe menjelaskan, tujuan proses pembelajaran dengan mengedepankan praktik dapat membuat mahasiswa mendapatkan pengalaman yang dibutuhkan di dunia kerja. Alhasil, mereka dapat menjadi seorang yang profesional di bidangnya dan mampu berwirausaha ketika lulus kuliah.