BANJARNEGARA, KOMPAS — Suhu di Dataran Tinggi Dieng pada Jumat (3/8/2018) hingga Sabtu (4/8/2018) pagi berkisar -4 derajat celsius sampai -2 derajat celsius. Embun es atau juga disebut embun upas oleh warga setempat menyambut wisatawan Dieng Culture Festival IX yang digelar selama tiga hari.
”Buat saya, di Indonesia ini adalah hal yang aneh, di Eropa tidak aneh. Ini adalah keajaiban yang sungguh diciptakan Allah,” kata Susi (44), wisatawan dari Jakarta, di pelataran Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Banjarnegara, Sabtu pagi.
Susi bersama keluarganya berkunjung dan berlibur akhir pekan dengan menikmati sajian rangkaian Festival Budaya Dieng sejak Jumat sampai Minggu. ”Semalam saya lihat tampilan jazz, tapi hanya sebentar karena tidak kuat dinginnya. Kasihan anak masih kecil,” ujarnya.
Susi yang merupakan pengusaha kuliner di Jakarta sudah beberapa kali traveling ke destinasi wisata di luar negeri. Menurut dia, situasi udara dingin dan embun es ini hampir mirip dengan dinginnya winter (musim dingin) di Australia.
Sejumlah wisatawan tampak antusias menikmati hamparan embun yang mengkristal jadi es di rerumputan dan dedaunan tanaman perdu. Mereka meraba dan menggerus es yang juga menempel di jok motor atau kap mobil. Tak lupa wisatawan juga mengabadikan momen embun es itu dengan berfoto bersama atau juga berswafoto dengan latar candi yang gagah.
Embun es juga membuat warga sekitar Dieng datang berkunjung ke pelataran candi. Lutfi (22), misalnya, datang dari Wanayasa, Banjarnegara, untuk berfoto dan menikmati dinginnya embun es di Dieng. ”Dari Wanasaya sekitar 1 jam. Dingin sekali dan bagus,” kata Lutfi.
Hingga sekitar pukul 07.30, es mulai mencair seiring dengan teriknya matahari yang menyinari Dataran Tinggi Dieng.