Penguasa Militer Minta Inggris Ekstradisi Mantan PM Yingluck
Oleh
Elok Dyah Messwati
·2 menit baca
BANGKOK, KAMIS — Pemerintah militer Thailand meminta Inggris untuk mengekstradisi mantan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra. Perempuan politisi ini dikudeta pada Mei 2014 dan dijatuhi hukuman penjara in absentia karena dinilai lalai dalam program subsidi beras.
PM Thailand Prayuth Chan-ocha mengatakan hal tersebut pada Selasa (31/7/2018). Menurut dia, permintaan untuk mengekstradisi Yingluck dari Inggris adalah prosedur yang harus dilakukan kedua negara yang memiliki perjanjian ekstradisi itu.
Yingluck meninggalkan Thailand pada Agustus 2017 untuk menghindari hukuman penjara dalam kasus subsidi beras. Dalam kasus ini, pemerintah Yingluck membeli beras petani dengan harga lebih tinggi sehingga dinilai merugikan keuangan negara miliaran dollar AS. Yingluck membantah telah melakukan kesalahan dan mengatakan persidangan atas dirinya bermotif politik.
Mahkamah Agung Thailand menjatuhkan hukuman in absentia lima tahun penjara pada September 2017. Sejumlah laporan menyatakan bahwa Yingluck berada di Dubai, Uni Emirat Arab, kemudian di London ketika muncul rumor bahwa ia mencari suaka di Inggris. Foto-foto Yingluck muncul di media sosial dan dalam pemberitaan lokal. Konon, ia berada di Jepang, Singapura, dan China.
”Kami tidak bisa pergi dan menangkap warga Thailand di luar negeri sehingga kami serahkan kepada negara itu untuk menangkap dan mengirimkan dia kepada kami,” kata Prayuth.
”Pemerintah dengan ini meminta ekstradisi Yingluck Shinawatra, seorang warga negara Thailand yang diyakini tinggal di Inggris,” demikian isi surat dari Kedutaan Besar Thailand di London yang dilihat oleh AFP pada Kamis (2/8/2018).
Miliki perjanjian
Inggris yang memiliki perjanjian ekstradisi dengan Thailand tidak mengomentari status imigrasi seseorang. Namun, Pheu Thai, partai yang sebelumnya dipimpin oleh Yingluck, mengatakan, permintaan Pemerintah Thailand pada 5 Juli 2018 itu asli.
Seperti Yingluck, Thaksin Shinawatra, saudara laki-laki Yingluck, yang juga mantan PM Thailand, kini berada di luar Thailand. Thaksin mengungsi di Uni Emirat Arab karena menghindari hukuman penjara dengan tuduhan korupsi. Keduanya telah berada di pusat kekuasaan dan mendominasi politik Thailand selama lebih dari satu dekade.
Eksistensi mereka dinilai sejumlah kalangan membuat kelompok kerajaan dan elite militer bangkit melawan keluarga Shinawatra dan para pendukung mereka di perdesaan Thailand utara dan timur laut. Tidak jelas mengapa pemerintah Thailand menunggu hingga sekarang untuk mencari dan mengekstradisi Yingluck, atau bagaimana Inggris akan menanggapi permintaan ekstradisi tersebut. (REUTERS/AFP/AP)