Atmosfer Asian Games Dirancang untuk Perkuat Perdamaian Semenanjung Korea
Oleh
MH SAMSUL HADI (DARI SINGAPURA)
·3 menit baca
SINGAPURA, KOMPAS — Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi mengungkapkan rencana Pemerintah Indonesia untuk menjadikan perhelatan olahraga Asian Games 2018 sebagai ajang merekatkan persahabatan dan memperkuat perdamaian di kawasan konflik, termasuk di Semenanjung Korea. Pelaksanaan rencana itu sudah dibicarakan pada tingkat teknis penyelenggaraan di beberapa cabang olahraga.
”Asian Games ini perhelatan olahraga, tetapi Presiden (Joko Widodo) menginginkan juga bahwa Asian Games juga dapat digunakan sebagai platform untuk merekatkan persahabatan dan perdamaian karena ini perhelatan olahraga terbesar setelah pertemuan di Panmunjom,” kata Retno di sela-sela Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN di Singapura, Rabu (1/8/2018), merujuk pada pertemuan bersejarah antara Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di perbatasan kedua negara, April lalu.
Pertemuan kedua pemimpin itu berlangsung di Desa Panmunjom, wilayah Korea Selatan di Zona Demarkasi yang memisahkan kedua negara. Ini pertemuan bersejarah karena untuk pertama kali pemimpin Korut masuk ke Korsel. Pertemuan menghasilkan janji dan komitmen untuk mengakhiri Perang Korea secara resmi dengan perjanjian perdamaian yang permanen.
”Kepada 80 juta rakyat di Korea dan masyarakat dunia, tidak akan ada lagi perang di Semenanjung Korea,” demikian pernyataan tertulis yang disepakati Korsel-Korut dalam pertemuan tersebut.
Janji dan komitmen serupa memang pernah disepakati pada pertemuan bilateral kedua Korea pada 2000 dan 2007. Meski demikian, penegasan kembali janji dan komitmen kedua negara untuk mengupayakan perdamaian di Semenanjung Korea. Korsel dan Korut secara teknis masih berstatus perang. Sejak Perang Korea 1950-1953, kedua negara baru mencapai kesepakatan gencatan senjata, belum mewujudkan kesepakatan perdamaian.
Korsel dan Korut akan berlaga pada Asian Games 2018, yang akan berlangsung pada 18 Agustus hingga 2 September mendatang di Jakarta dan Palembang. ”Marilah kita rekatkan persahabatan dan perdamaian melalui gelaran ajang olahraga ini,” kata Retno di Singapura, Rabu kemarin.
Ofisial Korsel dan Korut telah mematangkan rencana pembentukan tim bersama antara Korsel dan Korut untuk tampil dalam Asian Games pada enam nomor dari tiga cabang olahraga. Dewan Olimpiade Asia (OCA) telah mengonfirmasi keenam nomor tersebut meliputi bola basket putri, lomba perahu naga putra dan putri (kano), serta tiga nomor rowing (kelas ringan 4 pendayung putra, kelas ringan 8 pendayung putri, dan rowing pendayung ganda sculls putri).
Telah disepakati juga, delegasi kedua negara—masing-masing mengirim 100 orang—akan tampil bersama dalam satu kontingen di bawah bendera unifikasi dalam parade upacara pembukaan di Jakarta, 18 Agustus. ”Pada level teknis, sudah dibahas berapa cabang olahraga di mana mereka akan turun bersama. Sejauh ini sudah ada tiga cabang olahraga mereka akan turun bersama,” ujar Retno.
Februari lalu, pada ajang Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang, Korsel, kedua negara menurunkan tim bersama pada cabang hoki es putri dan tampil bersama dalam parade upacara pembukaan.
”Asian Games ini akan menjadi lingkungan yang memungkinkan terciptanya perdamaian di Semenanjung Korea,” kata Retno.
”Kita dapat laporan, komunitas Korea di Jakarta sangat antusias menyambut ajang olahraga ini, terutama pada tim bersama yang mereka bentuk. Ini juga menunjukkan pada level rakyat-ke-rakyat (P-to-P) terbangun harapan baru, kepercayaan baru. Ini harus diberikan lingkungan baru sehingga (harapan dan kepercayaan untuk mewujudkan perdamaian) bisa lebih kuat.”
Ditanya apakah rencana memanfaatkan Asian Games untuk perdamaian itu juga dilakukan bagi negara-negara asal Timur Tengah yang sedang berkonflik, Retno tidak mengungkapkan secara jelas. Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo telah mengutus dirinya dan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani untuk berkomunikasi dengan Korsel dan Korut.
Selain di Semenanjung Korea, konflik saat ini juga berlangsung di kawasan Timur Tengah. Selain melibatkan dua negara bermusuhan, Arab Saudi dan Iran, konflik tersebut juga terjadi antara Qatar dan empat negara Arab lainnya (Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, dan Mesir). Arab Saudi, Bahrain, dan UEA bakal tampil di Asian Games, seperti juga halnya Qatar dan Iran.