Koresponden Kompas, Harry Bhaskara, dari Brisbane, Australia
·2 menit baca
BRISBANE, KOMPAS -- Paus Fransiskus akhirnya menyetujui pengunduran diri Philip Wilson (67), Uskup Agung Adelaide, South Australia. Wilson pada Juni lalu dihukum 12 bulan karena menutup-nutupi pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pastor.
"Wilson memutuskan untuk mundur setelah mempertimbangkan masa depannya,” tutur Mark Coleridge, presiden Konferensi Uskup Katolik Australia, Senin (30/7/2018).
Sebelumnya, pejabat Gereja Katolik tertinggi yang menghadapi meja hijau ini menolak mundur walaupun didesak oleh banyak kalangan. Alasannya, proses banding sedang berlangsung.
Dalam putusannya awal bulan Juli, Pengadilan Newcastle, kota kecil di luar Sydney, menyatakan Wilson dihukum karena antara tahun 2004 dan 2006 tidak melaporkan ke polisi pelecehan seksual terhadap anak-anak yang dilakukan oleh Pastor James Fletcher pada 1970-an. Ketika itu, Wilson bertugas sebagai pastor muda di wilayah Hunter Region, Negara Bagian New South Wales. Fletcher meninggal dalam penjara tahun 2006 pada umur 65 tahun ketika menjalani hukuman penjara selama 10 tahun.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull menyambut baik kabar pengunduran diri Wilson. “Akhirnya ia mendengar desakan dari banyak pihak, termasuk dari saya. Tak ada tanggung-jawab komunitas dan pimpinan gereja yang lebih besar daripada perlindungan pada anak-anak,” tutur Turnbull.
Tak ada tanggung-jawab komunitas dan pimpinan gereja yang lebih besar daripada perlindungan pada anak-anak.
Wilson mengatakan ia mengirim surat pengunduran diri kepada Paus Fransiskus pada tanggal 20 Juli. “Saya baru saja diberitahu bahwa Bapa Suci menerima pengunduran diri saya,” tulisnya dalam sebuah pernyataan yang dikutip news.com.au.
“Walau tidak diminta, saya mengambil keputusan ini karena makin cemas melihat penderitaan komunitas yang kian mendalam sesudah keputusan pengadilan,” tulisnya dalam pernyataan yang dialamatkan ke para pastor, pimpinan gereja, paroki-paroki, komunitas sekolah, dan keuskupan.
Wilson masih bebas bersyarat sampai pengadilan memutuskan pada 11 Agustus apakah ia boleh menjalani tahanan rumah atau harus dipenjara.