JAKARTA, KOMPAS — Sebagian jembatan penyeberangan orang di Jakarta berada dalam kondisi tidak terawat, rusak, dan cenderung membahayakan. Kondisi tersebut bahkan terpantau tak jauh dari Gelora Bung Karno, Senayan, yang bakal dipergunakan sebagai salah satu lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018.
Pemantauan di empat jembatan penyeberangan orang (JPO) di sejumlah lokasi menunjukkan hal tersebut, yaitu dua JPO di Jalan TB Simatupang, satu JPO di Jalan Prof Dr Satrio, dan sebuah JPO di Jalan Jenderal Sudirman yang berdekatan dengan Polda Metro Jaya serta tak jauh dari Gelora Bung Karno.
Satu JPO di Jalan TB Simatupang yang berdekatan dengan SPBU 34.12103 terpantau cenderung memiliki akses yang sulit. Selain jalan masuk yang relatif sempit dan tersembunyi, sudut pendakian dan turunan non-tangga juga cenderung sangat curam.
Sejumlah kabel juga terlihat melewati jalur dalam pejalan kaki. Selain itu, tampak pula tempat untuk pemasangan reklame dan jejak coretan dengan cat semprot di sejumlah bagian jembatan.
Adapun di JPO lain pada ruas jalan yang sama, jalinan kabel-kabel tampak lewat begitu saja di bagian tangga pejalan kaki. Kondisi ini relatif mengkhawatirkan di saat hujan.
Selain itu, kabel-kabel yang ditata seperti benang kusut dengan ujung terbuka juga terdapat di bagian badan jembatan. Dua petugas keamanan jalan tol tampak membersihkan sejumlah bahan bangunan yang ditinggalkan begitu saja di bagian tersebut.
Seorang di antaranya mengatakan, mereka membersihkan material berupa potongan pipa-pipa PVC itu untuk mengantisipasi berulangnya kejadian pelemparan dari atas JPO ke arah jalan tol. Adapun mengenai material yang ditinggalkan begitu saja tidak diketahui darimana asalnya.
Di Jalan Prof Dr Satrio, sebuah JPO terlihat rusak di bagian atapnya. Sementara kerangka besi yang tertinggal dilintasi sejumlah kabel. Kondisi ini cenderung membahayakan pengguna jalan, terutama tatkala hujan mengguyur.
Asian Games
Di Jalan Jenderal Sudirman, sebuah JPO di dekat Polda Metro Jaya terlihat hanya menyisakan setengah badannya. Padahal, sekitar 300 meter dari lokasi JPO tersebut terdapat Halte Transjakarta Gelora Bung Karno dan sekaligus juga berdekatan dengan akses masuk menuju lokasi penyelenggaraan Asian Games 2018. Sisi barat JPO di titik dekat Polda Metro Jaya tersebut dibongkar pada November 2015.
Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus mengatakan, ketiadaan JPO dengan fungsi utuh yang berdekatan dengan lokasi Gelora Bung Karno itu akan cenderung menyulitkan peserta dan pengunjung Asian Games 2018. Ia menyoroti kebingungan yang bakal melanda pengunjung dan siapa pun yang terlibat dalam perhelatan tersebut. Ini mengingat sebagian hotel tempat menginap yang juga berdekatan dengan lokasi JPO dan Gelora Bung Karno.
Sementara terhadap JPO yang dilintasi sejumlah kabel dan juga rusak pada bagian atapnya, Alfred mengatakan bahwa pihaknya kerap menerima laporan adanya warga yang tersengat listrik. ”(Sebagian) Kabel terkelupas (dan) kesetrum. (Biasanya kalau) Hujan (warga sudah) ngerti,” katanya.
Adapun mengenai keberadaan struktur pemasang reklame di sejumlah JPO, Alfred mengatakan hal itu tidak semestinya ada. Sebab, dalam desain, struktur JPO tidak dirancang untuk menahan beban papan reklame berikut kemungkinan adanya gaya tambahan saat ditiup angin menyusul keberadaan penampang reklame.
Hal ini seperti yang terjadi pada robohnya salah satu JPO di Pasar Minggu pada tahun 2016. Alfred menyebut, robohnya JPO pada saat itu dipicu angin kencang menyusul lokasi yang memungkinkan terjadinya turbulensi serta penampang reklame yang membuat jembatan menerima gaya tambahan. Penampang berupa papan reklame ini berperan seolah layar yang menggerakkan kapal laut.
Pakar tata kota, Nirwono Joga, saat dihubungi pada hari yang sama, mengatakan, pascarobohnya JPO di Pasar Minggu pada 24 September 2016, pemerintah pusat dan daerah sempat merencanakan audit sleuruh JPO di Jakarta. ”Namun, seiring waktu, seperti biasa, tidak jelas kabar hasil auditnya, apakah lanjut atau tidak,” katanya.
Ia menambahkan, sejauh ini sudah banyak kasus menimpa pejalan kaki di JPO. Sejauh ini, kata Nirwono, ia belum pernah menemukan JPO layak bagi anak-anak, lansia, ibu hamil, dan kalangan difabel.
Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Setda DKI Yusmada Faizal saat dihubungi menyatakan bahwa hal-hal terkait pembangunan JPO tersebut menjadi domain Dinas Bina Marga DKI Jakarta. Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Heru Suwondo hingga berita ini disusun belum merespons pesan singkat dan telepon yang ditujukan kepadanya.