JAKARTA, KOMPAS – Hingga Selasa (31/7/2018) sore, seluruh pendaki yang masih berada di Gunung Rinjani telah berhasil dievakuasi. Penanganan pasca-gempa di Lombok selanjutkan difokuskan pada pemulihan pengungsi.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, Selasa, mengatakan, sebanyak 1.091 pendaki yang terdiri dari 723 WNA dan 368 WNI berhasil dievakuasi dari kawasan Gunung Rinjani.
Jumlah tersebut merupakan total pendaki yang berhasil di evakuasi sejak kejadian pada Minggu (29/7/2018) hingga Selasa (31/7/2018) pukul 11.36 WITA. Evakuasi dilakukakan melalui jalur Plawangan Senaru dan Sembalun.
"Semua pendaki dalam keadaan selamat dan sehat saat dievakuasi oleh tim gabungan," kata Sutopo, saat konferensi pers terkait evakuasi pendaki korban gempa bumi Lombok di Gunung Rinjani, di Graha BNPB, Jakarta Timur, Selasa. Tim evakuasi gabungan terdiri dari Basarnas, TNI, Polri, Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR), tenaga medis, dan relawan.
Semua pendaki dalam keadaan selamat dan sehat saat dievakuasi oleh tim gabungan
Selain pendaki, satu jenazah korban gempa bumi yang meninggal di Gunung Rinjani juga berhasil dievakuasi menggunakan helikoper. Korban meninggal pada saat kejadian akibat terkena longsoran material akibat gempa, dan berada di posisi Jembatan Satu arah Danau Segara Anak.
“Evakuasi untuk pendaki yang berada di Gunung Rinjani hingga saat ini sudah selesai,” kata Sutopo. Berdasarkan laporan dari pos pendakian, sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di kawasan Gunung Rinjani.
Evakuasi untuk pendaki yang berada di Gunung Rinjani hingga saat ini sudah selesai. Sudah tidak ada lagi pendaki yang berada di kawasan Gunung Rinjani.
Hingga hari ini, jumlah korban yang tercatat akibat gempa bumi di wilayah Lombok, Nusa Tenggara Barat, berkekuatan 6,4 SR, yaitu korban meninggal sebanyak 17 jiwa, korban luka-luka sebanyak 401 jiwa, dan pengungsi sebanyak 10.062 jiwa yang mengungsi di 13 titik pengungsian.
Sedangkan kerusakan bangunan yang ditimbulkan, yaitu pada 5.448 rumah, 15 unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas kesehatan, 55 unit fasilitas peribadatan, dan 37 unit kios.
Selanjutnya bantuan akan difokuskan pada pemulihan pengungsi
“Selanjutnya bantuan akan difokuskan pada pemulihan pengungsi,” kata Sutopo. Para pengungsi belum kembali ke rumah masing-masing karena adanya trauma gempa susulan dan kondisi rumah rusak. Sejak kejadian hingga hari ini tercatat telah terjadi gempa susulan sebanyak 346 kali.
Menurut Sutopo, bantuan logistik dan peralatan berupa tenda pengungsi, genset, matras, perlengkapan keluarga, perlengkapan anak, obat-obatan, dan makanan siap saji masih terus dikirim. Sedangkan bantuan dana untuk perbaikan rumah akan turun setelah pendataan kerusakan oleh pemerintah daerah selesai.
“Saat ini yang paling dibutuhkan pengungsi adalah air bersih, karena jumlahnya terbatas,” kata Sutopo. (DIONISIA GUSDA PRIMADITA PUTRI)