JAKARTA, KOMPAS – Masyarakat tergerak membantu mantan lifter nasional Winarni untuk proses penyembuhan anaknya Achmad Fariz Taufik (2,5). Kepedulian masyarakat ditunjukkan dengan adanya penggalangan dana secara daring, atau crowdfunding, melalui https://kitabisa.com/atletangkatbesi yang dibuat oleh penulis dan konsultan kreatif televisi Maman Suherman (Kang Maman). Hingga Minggu (29/7/2018) malam, dana yang terkumpul lebih dari Rp 14.000.000 dari target Rp 300.000.000.
Maman mengatakan, tergerak membuat penggalangan dana secara daring setelah membaca tulisan Kompas berjudul "Juara Dunia Berjuang demi Kesembuhan Anak" (Minggu, 29/7). "Secara khusus ini pertama kalinya saya membuat penggalangan dana secara daring karena terdorong oleh berita di Kompas. Selain itu, teman dari kitabisa.com juga langsung berinisiatif mendorongnya," ujarnya di Jakarta.
Sebelum membuat penggalangan dana, Maman menyebarkan informasi mengenai perjuangan Winarni melalui Twitter. Cuit-an Duta Literasi Iluni UI dan Sahabat Literasi Kemendikbud ini dibagikan hingga lebih dari 1.000 kali dan direspons oleh ratusan pengguna sosial media.
Winarni mengatakan, dirinya sangat bahagia karena banyak orang yang terdorong untuk membantu. "Jujur saja, awalnya saya enggan menceritakan kondisi Fariz karena saya pesimis ada orang yang mau menolong. Tetapi, beban ini tidak bisa saya tanggung sendirian. Saya harus berjuang agar anak saya dapat segera dioperasi," kata Winarni.
Winarni merupakan juara dunia angkat besi 1997 dan peraih medali perunggu Olimpiade Sydney 2000. Pada 7 Januari 2016, dia melahirkan anak bungsu, Fariz, yang terlahir dengan kelainan bawaan atresia esofagus atau kondisi tidak berkembangnya usus pada janin. Kondisi itu membuat Fariz tidak bisa menelan makanan dan minuman. Fariz hanya bisa menjilat makanan, tetapi tidak boleh memasukkan makanan ke mulut. Fariz juga menderita gangguan jantung dan paru-paru.
Winarni menjelaskan, dibutuhkan minimal Rp 300.000.000 agar Fariz bisa menjalani operasi yaitu menarik usus besar ke tenggorokan sebagai jalan makan. Dana itu juga dibutuhkan untuk membeli susu, selang, dan perban selama masa persiapan operasi, serta memenuhi kebutuhan pasca operasi berupa pemantauan medis selama 3-6 bulan.
Rencananya, Fariz akan dioperasi di RS Cipto Mangunkusumo. Winarni harus memastikan agar berat badan anaknya mencapai 13 kilogram sehingga bisa segera dioperasi. Saat ini, berat badan Fariz 10 kg. "Kalau saya punya uang yang cukup, saya ingin membelikan selang yang lebih besar untuk anak saya sehingga dia bisa minum susu lebih banyak. Dengan begitu berat badannya cepat naik," kata Winarni.
Pada usia sembilan hari, Fariz menjalani operasi pertama, yaitu melubangi tenggorokannya sebagai jalan keluar air liur agar cairan yang masuk dari mulut tidak mengarah ke paru-paru. Pada usia 22 hari, Faris kembali menjalani operasi untuk membuat jalan makan di perut. Melalui jalan makan itu, susu disuntikkan setiap 1,5 jam.
Biaya pengobatan Fariz mencapai ratusan juta rupiah. Kini, Winarni bekerja sebagai pegawai PT Pos Indonesia di Kabupaten Pringsewu, Lampung, dengan gaji pas-pasan. Untuk biaya pengobatan anaknya, selain bekerja sebagai pegawai, mantan lifter juara dunia itu juga membuka warung makan. Setiap hari, ia membagi tugas antara berbelanja sayur, memasak, bekerja di kantor, dan merawat anaknya. Semua upayanya itu belum mencukupi kebutuhan untuk membeli selang dan susu anaknya, hingga tak jarang ia terpaksa berutang.
Untuk membantu Winarni, masyarakat bisa membuka laman https://kitabisa.com/atletangkatbesi. Kemudian klik tombol "DONASI SEKARANG". Setelah itu, pilih metode pembayaran GOPAY atau transfer Bank (transfer bank BNI, Mandiri, BCA, BRI, BNI Syariah, atau kartu kredit) dan transfer ke no rekening yang tertera.