Ancaman Keamanan Asian Games Tak Bisa Diabaikan
JAKARTA, KOMPAS Pemberantasan kejahatan jalanan lewat operasi Cipta Kondisi dinilai belum cukup. Ancaman keamanan sebelum dan saat Asian Games ke-18 digelar bisa muncul dalam bentuk yang lebih serius. Ancaman ini dapat mematikan orang sekitarnya atau melumpuhkan sistem teknologi penyelenggaraan acara.
Anggota Ombudsman RI Adrianus Meliala mengimbau agar pengamanan Asian Games lebih memaksimalkan unit intelijen, unit kejahatan siber, dan Densus 88. Namun, kehadiran pasukan pengamanan dalam jumlah besar tetap diperlukan dalam rangka menciptakan rasa aman.
“Kita bicara kemungkinan serangan teroris yang bersifat ancaman mematikan. Begitu juga ancaman serangan siber. Itu dua hal yang tidak bisa diperangi dengan pasukan yang bersifat besar dan terbuka. Maka polisi dari unit Densus 88, unit siber, dan unit intelijen sudah harus bekerja dalam rangka mengatasi dua hal tersebut,” kata Adrianus, Sabtu (28/07/2018) di Jakarta.
Adrianus memperkirakan sebagian pihak yang tidak senang kesuksesan acara ini maupun atau kelompok radikal dapat menggunakan momen Asian Games. Unit intelijen, kata Adrianus, harus dapat mendeteksi sejak jauh hari sehingga bisa melakukan pencegahan.
Sejak 3 Juli hingga 3 Agustus, Polda Metro Jaya melakukan operasi Cipta Kondisi untuk memberantas kejahatan jalanan. Pertengahan Juli saja, tim Polda Metro Jaya menembak mati 11 orang pelaku kejahatan jalanan. Dari operasi itu, polisi mengamankan 1.952 orang dan menetapkan 320 di antaranya menjadi tersangka kejahatan jalanan.
Belum cukup
Operasi ini melibatkan personel di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya. Adrianus berpendapat, model pengamanan masif dan terbuka belum cukup. Sebab tidak semua jenis kejahatan atau gangguan keamanan bisa ditangkal dengan model pengamanan seperti ini.
Pandangan serupa disampaikan pengamat terorisme dari Institute For Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi. Menurutnya, potensi ancaman teror saat Asian Games masih ada. Momen sebesar Asian Games, kata Khairul, telah dihitung sebagai kesempatan bagi mereka. Khairul menyarankan polisi terus mencermati hal ini.
Adapun p ihak yang perlu dipantau adalah mereka terinspirasi aksi teror. Namun langkah ini tidak mudah, sebab gerakan mereka sulit dideteksi dan bisa sewatku-waktu bergerak adalah mereka yang terinspirasi aksi teror. Mereka tidak secara langsung terikat dengan jaringan pelaku teror. Namun bisa melakukan aksinya sewaktu-waktu. "Ancaman teror dari unsur ini sulit dideteksi, tetapi perlu dipantau," kata Khairul.
Peningkatan pengamanan
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan jumlah personel pengamanan Asian Games di wilayah Polda Metro Jaya sekitar 13.000 personel. Argo menuturkan, pengamanan akan dilakukan sejak kedatangan atlet di bandara, perjalanan ke wisma atlet, perjalanan ke arena pertandingan, termasuk apabila atlet dan ofisial ingin berwisata.
Sementara di Palembang, sebanyak 6.990 personel gabungan TNI/Polri dikerahkan untuk mengamankan perhelatan Asian Games di Palembang. Bahkan Mabes Polri akan mengirim sekitar 400 personel tambahan untuk memperketat pengamanan terutama di kawasan Komplek Jakabaring dan beberapa pusat keramaian di Kota Palembang.
Terkait hal ini, Kepala Kepolisian Daerah Sumatera Selatan Inspektur Jenderal Zulkarnain Adinegara seusai memimpin apel kegiatan kepolisian di Markas Kepolisian Resor Kota Palembang, Jumat (27/7/2018) malam.
Zulkarnain menerangkan, untuk melancarkan Asian Games, pengamanan di Palembang diperketat terutama di sekitar arena pertandingan, pusat perbelanjaan, hotel, tempat hiburan dan pusat keramaian lain. “Selain untuk penjagaan di beberapa tempat, aparat akan bertugas sebagai penghubung panitia yang lain dengan peserta.
Pengamanan di Palembang mulai diperketat sejak 14 Agustus saat pertandingan sepakbola wanita memasuki babak penyisihan. “Setelah itu, pengamanan akan dioptimalkan saat keseluruhan pertandingan digelar,” ujarnya.
Beberapa hari terakhir, kepolisian melakukan operasi di area rawan kejahatan. Polisi juga akan dilakukan razia kependudukan bagi warga yang mencurigakan. “Bagi yang membawa senjata atau barang mencurigakan lainnya tentu akan ditindak tegas,” ungkap Zulkarnain.
Selain personel, lanjut Zulkarnain, pihaknya sudah memasang 245 unit kamera pantau (CCTV) dimana 58 unit dipasang di setiap arena yang digunakan untuk pertandingan dan latihan, adapun 187 unit dipasang untuk memantau lalu lintas di kota Palembang.
Khusus di area Jakabaring Sport City (JSC), panitia memasang empat kamera pemantau di setiap arena. Kamera ini terbukti efektif memantau kawasan Jakabaring, seperti yang terjadi saat ada aksi perusakan kursi di Stadion Gelora Sriwijaya (GSC). “Kami menangkap pelaku dengan barang bukti dari gambar kamera pengawas,” ucap Zulkarnain.
Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 (Inasgoc) Erick Thohir telah menerima jaminan keamanan dari Polda Sumsel. Kepala Polda Sumsel juga sudah berkoordinasi Kepolisian Jepang, Malaysia, dan Singapura. Hasilnya, mereka cukup senang dengan skema pengamanan yang dilakukan.
Untuk menerapkan skema green sport city, Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin menegaskan akan melarang penggunaan kendaraan pribadi untuk masuk ke kawasan JSC. Ada empat akses yang bisa digunakan untuk menuju ke Jakabaring yakni, dua jembatan lama, jalan tol, jalan raya, dan LRT. Sementara di Jembatan Ampera akan dilakukan rekayasa lalulintas.
“Intinya, rekayasa itu digunakan untuk mempermudah masyarakat bukan untuk menyulitkan dan menjadi sumber kemacetan,” katanya.
Adapun di kawasan JSC, ujar Alex, pihaknya telah menyiapkan sekitar 50 mobil golf berbahan bakar hidrogen dan 10 mobil kecil yang akan dioperasikan di arena JSC. “Kemungkinan 10 mobil kecil akan didatangkan pada 3 Agustus mendatang,” ujarnya.
Kendaraan itu, hanya digunakan untuk atlet dan ofisial, sedangkan pengunjung termasuk media diimbau untuk berjalan kaki. “Kalau ada mobil yang tidak digunakan bisa dioperasikan untuk media,” ujarnya.