Mengamati Gerhana Bulan, Belajar tentang Fenomena Alam
Oleh
Yovita Arika
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Sekitar 200 pengunjung memenuhi dak atap di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, sejak Jumat (27/7/2018) pukul 23.00. Mereka -- mulai dari anak-anak hingga orang dewasa -- ingin menyaksikan secara langsung Gerhana Bulan Total yang terjadi pada Sabtu (28/7/2018) dini hari.
Para siswa ada yang berasal dari Madrasah Ibtidayah (MI) Azzarofah, Jakarta dan SMP Al Jannah, Cibubur. Andrea (12), murid SMP Al Jannah, mengatakan, dirinya senang mempunyai kesempatan menyaksikan gerhana bulan di Pusat Peragaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PP-Iptek) di TMII. Ia dapat melihat secara langsung fenomena alam yang biasanya hanya dapat dipelajari di kelas.
"Baru pertama kali liat gerhana bulan, rasanya penasaran," kata Andrea sembari mengantre untuk melihat bulan dari teropong.
Nurharyanto (37), guru SMP Al Jannah, mengatakan, pengamatan fenomena gerhana bulan bermanfaat bagi siswa. Pengalaman ini untuk menunjukkan secara langsung kepada siswa tentang fenomena alam.
Pengamatan fenomena gerhana bulan bermanfaat bagi siswa. Pengalaman ini untuk menunjukkan secara langsung kepada siswa tentang fenomena alam.
"Siswa-siswa senang dan antusias, karena biasanya hanya melihat gerhana dari gambar. Mereka pun tertarik ketika PP-IPTEK ini mengadakan kegiatan melihat bulan lewat teropong," kata Nurharyanto.
Staf Sub Divisi Program Pendidikan PP IPTEK, Sri Wahyu Cahya Ningsih, mengatakan bahwa fenomena Gerhana Bulan Total kali ini merupakan yang terlama di abad ke-21. Pada fenomena ini, bulan berada di titik terjauh dari bumi sehingga bulan disebut minimoon.
"Posisi ini membuat waktu bulan untuk masuk ke bayangan bumi dan keluar lagi akan terjadi sekitar 103 menit. Puncak dari Gerhana Bulan Total ini akan terjadi pada Sabtu dini hari, tepatnya pukul 02.30 hingga 04.00," kata Sri pada konferensi pers di PP-Iiptek TMII
Untuk memfasilitasi masyarakat melihat bulan secara langsung, PP-Iptek menyediakan empat teropong. Satu teropong tersambung ke kamera dan ditampilkan di televisi. Tiga teropong lainnya dapat langsung digunakan oleh masyarakat untuk melihat bulan.
Untuk memfasilitasi masyarakat melihat bulan secara langsung, PP-Iptek menyediakan empat teropong.
Selain itu, ada dua layar proyektor yang tersambung dengan pengamatan langsung dari Bosscha Observatory, Bandung dan Planetarium, Jakarta. Melalui fasilitas ini, masyarakat pun dapat menyaksikan secara bersama-sama.