BEKASI, KOMPAS – Harwalis tewas dibunuh ketika mengantar pulang kekasihnya ke Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (27/7/2018) dini hari. Ia yang baru saja merayakan ulang tahun kekasihnya ditikam oleh mantan kekasih yang diduga cemburu.
Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Pondok Gede, Kota Bekasi, Ajun Komisaris Supriyanto mengatakan, pembunuhan Harwalis berlangsung di sebuah gang sempit di Jalan Cemara II, RT 06 RW 02, Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, pada pukul 03.00. Harwalis ditikam pisau oleh Bima, warga setempat.
Sunah (60), warga setempat, mengatakan, pada pukul 03.00 mendengar keributan di depan rumahnya. Ia kaget saat melihat Bima tengah menikam punggung Harwalis menggunakan pisau dapur. Sunah pun memanggil anaknya, Ashari, untuk memastikan peristiwa tersebut.
Ashari (35), mengatakan, ketika keluar bersama ibunya, ia melihat Harwalis tidak hanya ditikam di punggung, tetapi juga di perut. Selama beberapa menit tersungkur di pangkuan Putri, Harwalis tewas.
Ia menambahkan, ketiga orang tersebut terlibat cinta segitiga. Putri, penghuni rumah kontrakan yang berjarak 25 meter dari rumah Ashari diketahui merupakan kekasih Bima. Namun, hubungan mereka baru saja berakhir. Sekitar satu bulan ke belakang, Putri pun kerap diantar pulang oleh Harwalis.
Pada Jumat dini hari, Putri berulang tahun. Ia merayakannya bersama Harwalis dan membagikan dokumentasi kegiatannya melalui media sosial. Mereka baru kembali ke rumah kontrakan Putri pada pukul 03.00.
Sementara itu, Bima juga menunggu kedatangan Putri di depan rumah Ashari sejak pukul 00.00. “Sepertinya Bima juga ingin merayakan ulang tahun Putri. Akan tetapi, ia sakit hati karena Putri bersama laki-laki lain,” kata Ashari.
Tuti, pemilik rumah kontrakan, mengatakan, Putri dan Bima sudah menjalin kasih sekitar satu tahun. Putri yang sudah dua tahun mengontrak itu tidak pernah mengajak Bima mampir ke rumahnya. Adapun Bima, berdomisili di wilayah yang sama, berjarak sekitar 100 meter.
"Selama saya mengenal Putri, dia orangnya tertutup. Saya tidak terlalu mengenal pribadinya,” ujar Tuti. Bahkan, ia juga tidak mengetahui daerah asal tempat tinggal Putri.
Menurut Ashari, ketika ia dan beberapa warga lain keluar rumah, Bima melarikan diri. Dalam pelarian tersebut, ia membuang pisau yang digunakan untuk menikam Harwalis. Ia pun menghubungi orangtuanya untuk berpamitan karena hendak melarikan diri ke kampung halamannya di Nusa Tenggara Barat.
“Ibunya melarang Bima kabur, ia diminta menyerahkan diri,” kata Ashari.
Selama Bima dalam pelarian, polisi datang untuk mengolah tempat kejadian dan memasang garis polisi. Sekitar pukul 06.00, Bima datang dan menyerahkan diri.
Supriyanto mengatakan, saat ini Bima sudah diamankan. Polisi pun tengah mendalami kasus tersebut untuk mengetahui motif pembunuhan. “Saat ini, kami juga masih mencari barang bukti yang dibuang oleh pelaku,” kata Supriyanto.