Halte Bus di Jalan Sudirman-Thamrin Akan Ditata Ulang
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penataan trotoar di ruas Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, dijadwalkan rampung sebelum perhelatan Asian Games, tepatnya pada awal Agustus. Namun, penataan lebih lanjut akan dilakukan setelah Asian Games selesai digelar, salah satunya membangun ulang halte bus di sepanjang ruas jalan itu.
Trotoar di Jalan Sudirman sempat ramai dibicarakan masyarakat. Sebab, area hijau di sisi trotoar tidak disertai dengan jalur konektor yang menghubungkan trotoar dengan tepi jalan raya. Area hijau ini juga memutus akses dari halte menuju bus yang menaikturunkan penumpang di pinggir jalan.
Berdasarkan pengamatan Kompas, Kamis (26/7/2018), sejumlah halte bus di sepanjang ruas Jalan Sudirman kini sudah dilengkapi dengan jalur konektor, seperti halte di depan Panin Bank dan fX Sudirman. Konektor dibuat dengan membelah area hijau melalui coran beton selebar lebih kurang 2 meter.
Beton pada konektor terlihat masih baru. Menurut salah satu pekerja penataan trotoar, jalur konektor di depan fX Sudirman baru rampung semalam sebelumnya. Walaupun begitu, beton kini sudah kering dan jalur itu sudah dapat digunakan oleh masyarakat.
Menurut Kepala Seksi Perencanaan Kelengkapan Jalan dan Jaringan Utilitas Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta Riri Asnita, peletakan jalur konektor sudah ada dalam perencanaan penataan trotoar. Namun, pengerjaannya masih bertahap.
”Tentu kami tahu akses (jalur konektor) ini utama dan penting. Pengerjaan trotoar itu prosesnya bertahap dan belum semuanya selesai dikerjakan. Namun, trotoar di depan Le Meridien sampai Dukuh Atas sudah selesai progresnya. Aksesori trotoar, seperti halte, akan menyusul nanti,” katanya.
Riri menjelaskan, penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin dijadwalkan selesai pada pertengahan tahun 2019. Menjelang Asian Games, penataan trotoar kini berfokus pada aspek keindahan (beautification), seperti membuat taman sebagai jalur hijau. Setelah Asian Games, trotoar akan ditata kembali
”Untuk sekarang, kami fokus pada beautification. Nanti setelah Asian Games, kami akan tata dengan lebih menyeluruh, salah satunya halte. Nanti halte-halte di Sudirman-Thamrin akan dibangun ulang dan dipindahkan ke depan agar lebih dekat untuk naik bus,” kata Riri.
Trotoar di ruas Jalan Sudirman-Thamrin dibangun dengan lebar 8-12 meter. Trotoar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu jalur khusus untuk pejalan kaki, jalur sepeda, dan jalur amenities. Jalur amenities adalah jalur yang diisi oleh area hijau atau aksesori trotoar, seperti halte, mebel jalan, dan papan penanda.
Riri menambahkan, penataan trotoar disertai dengan pembuatan manhole untuk mengerjakan sistem utilitas di bawah trotoar. Sistem utilitas yang dimaksud antara lain meliputi sistem saluran air dan pemasangan kabel. Manhole dibuat dengan luas 4 meter persegi dan dengan kedalaman 3 meter. Hingga kini, manhole yang dimaksud masih dikerjakan.
Komitmen jangan kendor
Pengamat penataan kota, Nirwono Joga, menilai, penataan trotoar di Jalan Sudirman-Thamrin masih memiliki sejumlah kekurangan, seperti tidak adanya realisasi rencana ditanamnya pohon besar sebagai peneduh hingga jarak antara halte dan jalan raya yang dinilai terlalu jauh. Selain itu, perencanaan sistem utilitas juga dinilai belum terencana dengan baik.
”Saya memberi apresiasi bahwa di Jakarta bisa dibangun trotoar selebar 8 meter. Namun, kita jangan puas dengan penampilan cantik di atas. Banyak yang perlu dicek di bawah trotoar. Belum ada penataan sistem utilitas terpadu,” kata Nirwono.
Ia mengatakan, penataan trotoar di Jakkarta belum maksimal karena tidak adanya rencana induk penataan trotoar sebagai panduan. Maka dari itu, komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibutuhkan untuk menyelesaikan dan merancang trotoar yang ideal, khususnya bila mengacu pada rencana penataan lanjutan setelah Asian Games.
”Target untuk Asian Games ya setidaknya trotoarnya rapi dan hijau. Itu saja dulu. Setelah Asian Games, Pemprov DKI Jakarta harus berkomitmen untuk membereskan dan menjadikan trotoar ini sebagai role model untuk penataan trotoar di daerah-daerah lain,” kata Nirwono. (SEKAR GANDHAWANGI)