ADDIS ABABA, KAMIS — Etiopia sedang membenahi ekonomi dengan melakukan sejumlah rencana kebijakan. Penandatanganan perdamaian dengan negara tetangga Eritrea dan berbagai kebijakan politik lain diharapkan membawa kemajuan ekonomi secara substansial.
Hal ini disampaikan Gubernur Bank Sentral Etiopia Yinager Dessie dalam wawancara dengan Reuters, Kamis (26/7/2018). Pejabat yang baru bulan lalu diangkat ini mengatakan, devaluasi terhadap mata uang birr tidak akan dilakukan dalam waktu dekat. Liberalisasi bank pemerintah juga masih memakan waktu bertahun-tahun.
Yinager, yang merupakan salah seorang pemain kunci dalam reformasi, menyatakan, model ekonomi yang mengandalkan pemerintah secara bertahap akan diubah. ”Kami tidak bisa bergerak seperti 15-16 tahun lalu,” katanya.
Dalam hal ini, dia merujuk periode saat percepatan pertumbuhan didorong oleh investasi besar pemerintah di bidang infrastruktur. ”Kami harus melihat cara baru dalam mengelola ekonomi,” kata Yinager.
Perubahan besar dilakukan setelah negara ini memiliki perdana menteri baru sejak April lalu. PM Abiy Ahmed (41) melakukan sejumlah langkah signifikan untuk membuka lembaran baru bagj negara yang dipimpinnya.
Ia antara lain menghentikan keadaan darurat, melepas tahanan politik, dan memperhatikan kepuasan layanan publik. Pemerintahan baru juga menyatakan ingin menjual perusahaan milik negara agar bisa mendorong sektor swasta dan menciptakan lapangan kerja.
Pemerintah pada Oktober mendevaluasi mata uang birr sebesar 15 persen guna mendorong ekspor. Tindakan yang baru pertama kali dilakukan dalam tujuh tahun ini diambil untuk mendorong penjualan barang ke luar negeri.
Gubernur Bank Sentral Etiopia mengakui terjadi kekurangan dollar kronis. Yinager tak menampik kemungkinan devaluasi dalam tahun finansial mendatang.
Membuka diri
Wawancara dengan pejabat setingkat kepala bank sentral sebelumnya nyaris jarang terjadi. Yinager menggantikan pejabat lama yang sudah memegang posisi selama dua dekade, tetapi tertutup terhadap media.
Yinager cukup terbuka mengemukakan persoalan ekonomi yang dihadapi Pemerintah Etiopia dan mengungkapkan langkah-langkah yang dilakukan pemerintah. ”Kami membuat kelompok kerja yang membahas reformasi di sektor keuangan yang akan didukung oleh ahli-ahli dari Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional,” katanya.
Liberalisasi sektor perbankan yang tertinggal dan larangan investasi asing merupakan isu sensitif bagi pemerintah. Yinager mengatakan, pemerintah memprioritaskan layanan bank bisa diakses dengan gawai. Namun, hal itu akan dilakukan secara hati- hati, mempertimbangkan bank-bank lokal, dan mengantisipasi membanjirnya bank- bank asing masuk Etiopia.
Yinager mengakui, salah satu alasan utama mereformasi sektor keuangan adalah untuk mendapatkan lebih banyak devisa. Dalam tiga minggu terakhir, menurut Yinager, bantuan jangka pendek diterima dari Uni Emirat Arab yang menyimpan 1 miliar dollar di bank sentral menyusul negara lain, termasuk Arab Saudi.
”Negara-negara lain memperlihatkan ketertarikan besar untuk memasukkan uang miliaran dollar,” kata Yinager.
Dia juga mengungkapkan akan mulai mengurangi ketergantungan pinjaman dari China yang kini merupakan sumber peminjam terbesar, sekitar 85 persen dari keseluruhan. (REUTERS)