Semua Jenis Limbah Masih Bebas Dibuang ke Kali Item
Oleh
neli triana
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kawasan Kali Sentiong atau yang tenar disebut Kali Item hari-hari ini tengah jadi perhatian utama untuk dibersihkan dan dipercantik. Selain memasang waring, juga dilakukan pembersihan dengan teknologi nano bubble dan aerator. Akan tetapi, di tengah upaya-upaya itu, berbagai jenis limbah masih bebas masuk ke kali yang sebenarnya adalah saluran drainase tersebut. Di kanal Pompa Kali Item, sampah masih terus berdatangan dari arah arus Kali Jiung.
Selasa (24/7/2018), terdapat tujuh petugas Unit Pelayanan Kerja (UPK) Badan Air Jakarta Utara yang menunggu sampah dari arah Kali Jiung di sekitar Pompa Kali Item. Jenis sampah mulai dari berbagai macam plastik hingga endapan gulma masih ditemukan dan terus bergerak ke Kali Sentiong.
Walau bau dari kali di depan Wisma Atlet cukup teredam karena adanya waring merentang di atas permukaan sungai, namun bau di sekitar Pompa Kali Item masih tercium menyengat.
Taufik (57), salah seorang petugas UPK Badan Air yang berjaga mengatakan, sampah setiap harinya memang sudah berkurang bila dibandingkan dengan awal tahun lalu. Namun, arus sampah dari arah Jakarta Pusat tetap berdatangan karena tidak ditangani dari arus hulu.
Hingga Selasa, petugas UPK Badan Air masih menjaring sampah dan diletakkan ke 3 palka yang digunakan untuk beroperasi setiap harinya. Masing-masing palka dapat menumpuk sampah hingga 3 gundukan, sampai akhirnya dipindahkan ke sudut tempat pengumpulan sampah.
"Sudut pengumpulan sampah tersebut bukan tempat pembuangan resmi. Namun karena warga sudah biasa buang ke situ, jadi sampah warga juga menumpuk di situ," kata Taufik.
Selain itu, di sisi lain Kali Sentiong masih ditemukan sebagian warga setempat yang membuang sampahnya ke kali. Hal tersebut tidak berhenti pada buangan sampah dalam bentuk padat, tetapi juga dalam bentuk limbah rumah tangga.
Di RW 007 Kelurahan Sunter Jaya, terdapat sejumlah warga yang memproduksi tempe dan mengarahkan limbah ampas tempenya ke saluran air. Rosli (53) salah seorang pemilik usaha tersebut mengatakan ampas tempenya dibuang ke saluran air yang mengarah ke Kali Sentiong.
"Tidak banyak pilihan untuk ampas tempe karena kalau dijadikan makanan ternak di sini, sepertinya tidak banyak yang ambil," kata Rosli.
Kesulitan mengoordinasi warga untuk mengelola sampah diakui oleh Kelurahan Sunter Jaya, yang berada paling dekat dengan muara Kali Sentiong. Kepala Seksi Pemerintahan, Ketentraman dan Ketertiban Kelurahan Sunter Jaya Eka Yeluma mengatakan, sebagian masyarakat cenderung mencari jalan mudah dengan membuang sampah ke kali.
Kawasan Pompa Kali Item menurutnya merupakan kawasan ujung dari beberapa wilayah kelurahan yang membawa sampah cukup banyak. "Kali Jiung yang dilalui Pasar di Kelurahan Serdang merupakan kawasan yang menyumbang banyak sampah," kata Eka.
Kelurahan Sumurbatu yang juga termasuk wilayah dari ITC Cempaka Mas juga menurutnya turut menyumbang sejumlah sampah. "Dua kawasan yang bermuara di Kali Sentiong tersebut tidak hanya menyumbang air, tetapi juga beserta sampah yang dihasilkan pasar dan pusat perbelanjaan," ujar Eka.
Sejauh ini bagi warga yang membuang sampah secara sembarangan ke kali juga ditangani oleh Kelurahan Sunter Jaya dengan cara operasi tangkap tangan. Eka mengatakan operasi setiap harinya tidak berjalan maksimal karena selain petugas yang hanya ada 5 orang, juga kebingungan pertimbangan untuk menindak warga dengan tindak pidana ringan.
"Selama ini ketika kami menindak sebagian warga, justru yang tertangkap adalah warga dari kelurahan lain. Beberapa yang tertangkap sebagian besar dari Kelurahan Serdang yang membuang sampahnya ke Kali Sentiong," kata Eka.
Namun, warga tidak dapat disalahkan sepenuhnya. Warga telah terbiasa membuang sampah di Kali Item karena kali itu memang produk buatan bagian dari saluran drainase untuk pembuangan limbah warga.
Menanggapi hal tersebut, Pengamat Tata Kota Nirwono Joga mengatakan saat ini Jakarta perlu mencari sumber dari permasalahan kali di Jakarta. Ia mengatakan, permasalahan tersebut berakar pada sebagian rumah warga dan industri rumahan yang belum memiliki Intstalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai.
"Saat ini pilihannya hanya itu. Dalam 2-3 minggu menjelang Asian Games, dinas-dinas terkait dapat mengoordinasi industri rumah tangga untuk menghentikan operasi sementara yang setidaknya membantu menghilangkan sumber dari bau tersebut," kata Nirwono.
Nirwono mengatakan permasalahan kali tersebut harus diselesaikan dari akarnya. "Permasalahan akarnya mengenai tangki septik dan IPAL yang masih mengarah ke kali, kalau bicara kampanye dan sosialisasi sudah dilakukan. Hal tersebut mestinya juga dibarengi dengan langkah tegas, misalnya relokasi warga yang tinggal di sekitar kali dan tidak memiliki IPAL memadai," imbuh Nirwono. (ADITYA DIVERANTA)