JAKARTA, KOMPAS — Gubernur Nusa Tenggara Barat sekaligus anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB), resmi mengundurkan diri dari Partai Demokrat. Pengunduran diri Zainul Majdi ini mengakhiri polemik terkait keputusannya mendukung Presiden Joko Widodo dalam Pemilihan Presiden 2019.
TGB membenarkan pengunduran dirinya dari Partai Demokrat. ”Benar,” ujar TGB singkat saat dikonfirmasi ihwal pengunduran dirinya dari Partai Demokrat.
Saat ditanya lebih lanjut mengenai alasan pengunduran dirinya dari Partai Demokrat, TGB enggan mengungkapkan alasannya secara detail. ”Alasannya pribadi,” ujar TGB.
Mundurnya Zainul Majdi sebagai anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat dibenarkan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik. Menurut dia, Demokrat menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap peran Zainul, khususnya sebagai Ketua DPD Demokrat NTB.
”Kami mendoakan status beliau sekarang, yakni sebagai ulama nonpartai. Semoga hal ini akan memberi beliau jalan ke arah karier politik yang lebih baik,” ujar Rachland ketika dihubungi di Jakarta, Senin (23/7/2018).
Rachland menambahkan, anggota dan kader Demokrat meyakini bahwa figur sebaik Zainul pantas mendapat kesempatan berkarier di tingkat nasional.
Surat pengunduran diri Zainul sudah disampaikan kepada Sekretaris Majelis Tinggi Demokrat Amir Syamsudin sejak minggu lalu.
Namun, Zainul dan Amir sepakat bahwa pengunduran dirinya tersebut tidak akan disampaikan ke publik sebelum surat diterima oleh Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. Amir mengonfirmasi bahwa surat pengunduran diri Zainul tersebut telah diterima Yudhoyono hari ini pukul 16.56.
Sebelumnya, Zainul Majdi yang merupakan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat memutuskan untuk memberikan dukungan terhadap Joko Widodo yang akan maju kembali menjadi capres dalam Pilpres 2019.
Pernyataan dukungan Zainul ini sempat mengejutkan publik. Pasalnya, Demokrat belum menyatakan dukungan terhadap Joko Widodo ataupun capres lain.
Dalam kunjungan ke Redaksi Harian Kompas beberapa waktu lalu, Zainul menyatakan bahwa alasannya mendukung Jokowi karena kinerja dan konsistensi Jokowi dalam membangun negeri, khususnya di Indonesia bagian timur.
Selama menjabat Presiden, Jokowi tercatat sering mengunjungi Papua, NTB, dan daerah-daerah lain di timur Indonesia untuk memastikan pembangunan berjalan maksimal.
Selain itu, Zainul juga menilai masih banyak hal yang belum bisa dituntaskan oleh Jokowi dalam satu periode kepemimpinan, seperti pembangunan infrastruktur. Pergantian kepemimpinan dikhawatirkan Zainul akan membuat pembangunan infrastruktur yang telah dijalankan bisa berhenti di tengah jalan.
”Selama empat tahun ini, saya sering bertemu Pak Jokowi dan mencermati visi-misinya. Saya meyakini beliau butuh periode kedua untuk menuntaskan pekerjaannya,” ujar Zainul.