Pemerintah Susun Aturan Penggunaan Gawai untuk Anak
Oleh
IQBAL BASYARI
·2 menit baca
SURABAYA, KOMPAS – Pemerintah sedang menyusun aturan yang mengatur tentang pembatasan penggunaan gawai oleh anak. Penggunaan gawai yang berlebihan bisa mengakibatkan anak-anak kecanduan.
“Kami sedang memproses Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang pembatasan penggunaan gawai untuk anak-anak,” kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise di sela Penganugerahan Kabupaten/Kota Layak Anak 2018 di Surabaya, Jawa Timur, Senin (23/7/2018).
Yohana mengatakan, SKB ini diperlukan karena kekhawatiran anak-anak yang kecanduan gawai, terlebih yang terhubung dengan sistem daring. Kecanduan gawai bisa berdampak pada kecerdasan anak sehingga mengurangi daya nalar mereka.
“Anak-anak bisa kehilangan daya kritis akibat teknologi yang memanjakan mereka. Padahal anak-anak akan menghadapi era yang kompetitif sehingga membutuhkan daya saing yang kuat,” ucapnya.
Menurut dia, belum semua orang tua dan guru memahami dampak dari penggunaan gawai yang berlebihan. Orang tua biasanya memberikan akses anak-anak mereka gawai untuk sarana bermain.
Sedangkan guru sering menggunakan gawai untuk media pembelajaran. Akan tetapi, penggunaan gawai tersebut masih belum bisa dikontrol oleh orang dewasa.
Oleh sebab itu, SKB tersebut akan mengatur tentang penggunaan gawai oleh anak-anak. Aturan tersebut tidak akan melarang anak menggunakan gawai, namun penggunaannya perlu diatur agar dampak negatif dari penggunaan gawai bisa dihindari.
Dia mencontohkan, pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, pun melarang anaknya menggunakan gawai. Menurut dia, anak-anak baru diperbolehkan memanfaatkan gawai setelah usia 14 tahun.
Di usia tersebut, anak-anak dinilai paham tentang manfaat dan bahaya gawai sehingga dampak negatif penggunaan gawai bisa dihindari.
“Anak-anak generasi penerus bangsa harus diselamatkan dari bahaya penggunaan gawai yang berlebihan. Selain berdampak pada kesehatan, kecanduan gawai bisa mengganggu kecerdasan,” tutur Yohana.