Sumbar Diguncang Gempa, Satu Warga Solok Meninggal
Oleh
Ismail Zakaria
·3 menit baca
SOLOK, KOMPAS — Gempa bumi tektonik darat yang mengguncang Kabupaten Solok, Sumatera Barat, Sabtu (21/7/2018), mengakibatkan satu warga Dusun Rawang, Jorong Lubuk Selasih, Nagari Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok, bernama Bustami (65) meninggal. Korban meninggal karena tertimbun material rumahnya yang roboh ketika gempa.
Delsyahputra (26), anak ketiga korban, saat ditemui di lokasi kejadian pada Sabtu sore mengatakan, saat gempa terjadi sekitar pukul 14.58, Bustami tengah beristirahat di rumahnya sepulang dari ladang bawang. ”Bapak tidak sempat menyelamatkan diri karena reruntuhan material langsung menimpanya. Saat ditemukan dia berada di tempat tidur,” kata Delsyahputra.
Delsyaputra mengatakan, begitu mengetahui kejadian tersebut, keluarga dibantu warga langsung mengevakuasi korban. Bustami sempat dilarikan menggunakan kendaraan bak terbuka ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arosuka Solok. Sayang, nyawa Bustami tidak bisa tertolong dan meninggal begitu tiba di rumah sakit. Reruntuhan mengakibatkan luka pada pipi sebelah kiri dan dada.
Wali Jorong Lubuk Selasih Irman Rajo Gandan (47) menambahkan, Bustami saat ini sudah berada di rumah duka. Dia akan dimakamkan pada Minggu pagi di pemakaman keluarga masih di daerah Rawang, Lubuk Selasih.
Irman menambahkan, di Lubuk Selasih, tercatat ada empat rumah yang rusak. Satu rusak berat dan tiga rusak sedang. ”Rumah rusak berat milik Bustami sudah tidak bisa diperbaiki lagi sehingga harus dibongkar dan dibangun lagi,” kata Irman.
Pantauan Kompas, rumah Bustami yang berada sekitar 39 kilometer tenggara Padang sudah diberi garis polisi. Bekas reruntuhan belum dibersihkan, baik yang jatuh ke halaman rumah maupun di dalam rumah. Reruntuhan yang menimpa Bustami beristirahat juga tidak dibersihkan.
Zona Sesar Sumatera
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengatakan, dari hasil analisis mereka, informasi awal gempa bumi ini memiliki kekuatan magnitudo 5,5 yang selanjutnya menjadi 5,4 setelah dilakukan pemutakhiran.
Episenter gempa terletak pada koordinat 1,07 Lintang Selatan dan 100,55 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 15 kilometer arah barat daya Kota Solok atau 9 kilometer tenggara Kota Padang. Episenter gempa berada di kedalaman 14 kilometer.
Rahmat menambahkan, jika memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa yang melanda Solok merupakan jenis gempa bumi tektonik kerak dangkal (shallow crustal earthquake) yang terjadi akibat aktivitas Zona Sesar Sumatera (Sumatera Fault Zone) pada segmen Sumani.
”Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi ini dibangkitkan oleh deformasi (perubahan bentuk) batuan dengan mekanisme pergerakan jenis sesar geser mendatar (strike slip),” kata Rahmat.
Berdasarkan Peta Tingkat Guncangan BMKG, selain di kawasan Gunung Talang, guncangan dirasakan antara lain di Kota Padang, Kota Painan Pesisir Selatan, Kota Bukittinggi, Padang Pariaman, Padang Panjang, dan Sawahlunto.
Menurut penuturan warga yang ditemui Kompas di Lubuk Selasih, guncangan gempa sangat terasa. Itu membuat warga berlarian keluar rumah dan anak-anak menangis. Menurut mereka, hingga saat ini mereka masih trauma akibat gempa itu.
Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Solok Edward menambahkan, berdasarkan data sementara, total rumah yang rusak akibat gempa bumi 23 unit. Sebanyak 6 rumah rusak berat dan 17 unit lainnya rusak ringan. ”Rumah yang rusak tersebar di dua kecamatan, yakni Kecamatan Danau Kembar dan Kecamatan Gunung Talang. Paling banyak di Danau Kembar,” kata Edward.
Ia menambahkan, pihaknya sudah menurunkan tim dari Tim Reaksi Cepat Kabupaten Solok. Selain mendata kondisi lapangan, mereka juga menyalurkan bantuan logistik sementara, seperti selimut dan alat dapur. ”Kami sudah berkoordinasi dengan semua instansi terkait, seperti dinas sosial, untuk membantu tenda pengungsian sementara,” kata Edward.
Melihat kondisi terakhir, menurut Edward, mereka belum akan menetapkan status tanggap darurat. Meski demikian, jika memang diperlukan akan ditetapkan, tetapi harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan Bupati Solok.