Seminggu, Dua Meninggal karena Difteri di Semarang
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Dalam seminggu, satu orang anak dan satu bayi asal Kecamatan Genuk, Kota Semarang, Jawa Tengah, meninggal karena menderita difteri. Pihak Kelurahan Genuksari dan Bangetayu Wetan pun bergerak dengan mengadakan imunisasi vaksin difteri, yang dilaksanakan serentak Jumat (20/7/2018).
Pada Kamis (19/7/2018), sore, salah seorang warga Genuksari, berusia 11 tahun, meninggal karena menderita difteri, sedangkan empat saudaranya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi Semarang. Pekan lalu, bayi berusia dua bulan asal Bangetayu Wetan juga meninggal karena difteri.
Lurah Genuksari, Sutrisno, mengatakan, anak yang meninggal karena difteri di wilayahnya telah dimakamkan Kamis malam. "Ada empat saudaranya yang masih dirawat, tetapi informasi terakhir yang saya terima sudah tidak di ruang isolasi," kata Sutrisno.
Sementara itu, Lurah Bangetayu Wetan, A Edy Marsudi mengatakan, tingkat partisipasi orangtua untuk membawa anaknya imunisasi sebenarnya baik. Mayoritas anak diimunisasi. Namun, ada saja yang menolak untuk diimunisasi. Adapun bayi dua bulan yang meninggal sama sekali tak ada riwayat imunisasi.
Edy menambahkan, pihaknya dibantu Dinas Kesehatan Kota Semarang dan Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, langsung mengadakan imunisasi massal sejak kemarin. "Diharapkan bisa memutus rantai penyakit itu dan menjadi kasus yang terakhir," kata Edy.
Berdasarkan pantauan, sejak Jumat pagi, Posyandu RT 03 RW 11 Kelurahan Genuksari, dipadati antrean warga yang mendaftarkan anaknya untuk diberi vaksin difteri. Sebagian besar membawa anaknya lantaran khawatir akan tertular. Apalagi, sudah ada korban meninggal.
Tini (58), membawa cucunya yang berusia 4 tahun untuk diberi vaksin difteri. "Ini baru pertama kali. Bagaimanapun, kita jadi takut setelah melihat ada yang meninggal. Lalu ada undangan dari Posyandu, cucu saya langsung diikutkan. Supaya tenang," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Widoyono, mengemukakan, penyebab masih adanya difteri adalah karena masih ada yang menolak diimunisasi. Namun, dengan adanya lagi kasus, pihaknya melalui Kelurahan Bangetayu Wetan dan Genuksari, langsung memberikan outbreak response immunization (ORI) atau imunisasi massal.