OSLO, SENIN — Sekitar 1,1 miliar penduduk Bumi terancam kesulitan mendapatkan pendinginan di tengah perubahan iklim. Dari hasil survei di 52 negara, Indonesia termasuk dalam beberapa negara yang terancam kesulitan memperoleh pendinginan.
”Pendinginan menjadi semakin penting,” kata Rachel Kyte, Utusan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Energi Berkelanjutan, Senin (16/7/2017), di Oslo, Norwegia.
Dalam riset yang dirilis kelompok nirlaba Energi Berkelanjutan untuk Semua (Sustainable Energy for All), ditemukan sekitra 1,1 miliar orang di Asia, Afrika, dan Amerika Latin terancam akibat tidak punya akses pada mesin pendingin. Mereka yang paling terancam berada di Indonesia, India, China, Mozambik, Sudan, Nigeria, Brasil, Pakistan, dan Bangladesh. Total 52 negara menjadi lokasi penelitian masalah itu.
PBB menyebutkan, pemanasan akibat perubahan iklim akan menyebabkan kematian hingga 38.000 orang per tahun pada periode tahun 2030 hingga 2050. Kasus kematian akibat kepanasan, antara lain, pernah terjadi di Karachi, Pakistan, Mei lalu. Kala itu, 60 orang tewas saat suhu melebihi 40 derajat celsius.
Di daerah-daerah pelosok pada kawasan tropis, banyak orang kekurangan akses pada listrik. Klinik kerap tidak bisa menyimpan vaksin atau obat-obatan yang harus didinginkan. Sementara di permukiman kumuh di perkotaan, pasokan listrik tidak pasti.
Sementara petani dan nelayan kekurangan akses pada alat pendingin untuk mengawetkan dan mengirimkan hasil panen atau tangkapan mereka ke pasar. Ikan kehilangan kesegaran dalam beberapa jam jika berada pada suhu 30 derajat celsius. Namun, kesegarannya akan lebih lama jika dibekukan.
Universitas Birmingham di Inggris mengatakan, kebutuhan mesin penyejuk udara akan meningkat empat kali lipat menjadi 14 miliar pada 2050. Peningkatan itu akan memacu konsumsi energi.
”Kita harus menyediakan pendinginan dengan cara yang lebih efisien,” kata Kyte.
Produsen bisa menemukan pasar lebih besar dengan membuat penyejuk udara yang efisien dan berbiaya rendah sehingga bisa dipasarkan pada kelas menengah di negara-negara tropis.
Selain itu, salah satu penyelesaian mudah adalah melapisi atap dengan cat warna putih yang memantulkan cahaya matahari seketika. Dapat pula merancang ulang bangunan untuk memudahkan hawa panas mengalir.